Tekan ESC untuk keluar

8 AMALAN SENILAI HAJI (Bagian Pertama)

Ibadah haji merupakan rukun Islam yang kelima. Bagi banyak orang di Indonesia, ibadah haji adalah impian mereka sejak lama. Pasalnya, naik haji tidaklah mudah, butuh kesiapan fisik, mental, serta finansial.

Tak kalah penting, ingin berangkat haji juga tidak bisa instan.

Dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, calon jamaah haji Indonesia harus menunggu cukup lama sejak mendaftar sampai gilirannya berangkat. Ada yang mengantri beberapa tahun, belasan tahun, sampai puluhan tahun sebelum naik haji.

Waktu menunggu dan usaha yang diperlukan ini sebanding dengan ganjaran yang disampaikan Rasulullah ﷺ untuk haji mabrur. Beliau ﷺ bersabda:

وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ ‏

Tidak ada balasan untuk haji mabrur kecuali surga (HR. Bukhari no. 1773).

Sejak pandemi Covid-19 merebak di seluruh dunia, ada pembatasan terkait kuota jamaah haji. Berita ini mungkin terdengar mengecewakan, terutama bagi yang sedang menunggu berangkat ke baitullah.

Namun demikian, Rasulullah ﷺ mengajarkan amalan lain yang pahalanya bisa setara dengan pahala haji. Berikut amalan-amalannya:

  1. Berbakti kepada orang tua

Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Hajar Al-Haitami, suatu hari seorang lelaki datang menemui Rasulullah ﷺ.

“Aku mendambakan untuk berjihad, tapi tidak mampu,” ucap lelaki tadi.

Rasulullah ﷺ bertanya, “Apakah salah satu orang tuamu masih hidup?”

“Ibuku,” jawab lelaki tadi.

Lalu Rasulullah ﷺ bersabda:

فأسأَلِ اللهَ في بِرِّها، فإذا فعَلْتَ فأنت حاجٌّ مُعْتَمِرٌ

Mintalah kepada Allah dengan berbakti kepada ibumu, jika engkau melakukannya (berbakti kepada orang tua), maka kamu seperti seorang yang haji dan umrah (lihat Az-Zawajir ‘an Iqtiraf Al-Kabair 2/74; Imam Ibnu Hajar Al-Haitami menilai isnadnya bagus).

  1. Berzikir setelah berjamaah Subuh sampai waktu dhuha

Salah satu kewajiban kita sebagai umat Islam adalah mendirikan shalat lima waktu. Meski begitu, ada yang merasa berat mendirikan shalat padahal punya cukup waktu. Shalat Subuh mungkin adalah shalat yang paling berat untuk dijalani.

Rasulullah ﷺ bersabda:

لَيْسَ صَلاَةٌ أَثْقَلَ عَلَى الْمُنَافِقِينَ مِنَ الْفَجْرِ وَالْعِشَاءِ

Tidak ada shalat yang paling berat bagi orang munafik kecuali Subuh dan Isya (HR. Bukhari no. 657).

Oleh karena itu, Rasulullah ﷺ menjanjikan pahala besar bagi muslim yang shalat Subuh berjamaah lalu berzikir setelahnya sampai waktu dhuha.

Beliau ﷺ bersabda:

مَنْ صَلَّى الْفَجْرَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ

Siapa yang shalat Subuh berjamaah lalu duduk berzikir kepada Allah sampai terbit matahari, lalu shalat dua rakaat (dhuha), maka baginya seperti pahala haji dan umrah (HR. Tirmidzi no. 971; Imam Tirmidzi menilai hadis ini hasan gharib).

  1. Berjamaah lima waktu di masjid

Tidak banyak orang yang bisa istiqamah berjamaah di masjid. Padahal pahala shalat berjamaah serupa dengan pahala ibadah haji.

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ مُتَطَهِّرًا إِلَى صَلاَةٍ مَكْتُوبَةٍ فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الْحَاجِّ الْمُحْرِمِ

Siapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan suci untuk menunaikan shalat wajib (berjamaah di masjid), maka pahalanya seperti orang yang pergi haji (HR. Abu Dawud no. 558).

  1. Mengikuti majelis ilmu di masjid

Jika masjid di dekat rumah kita mengadakan pengajian rutin, maka jangan ragu untuk menghadirinya. Sebab keutamaan belajar atau mengajar ilmu di masjid sebanding dengan pahala haji.

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ غَدَا أَوْ رَاحَ إِلَى الْمَسْجِدِ لاَ يُرِيدُ غَيْرَهُ لِيَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ لِيُعَلِّمَهُ ثُمَّ رَجَعَ إِلَى بَيْتِهِ كَانَ كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ رَجَعَ غَانِمًا

Siapa yang pergi ke masjid tanpa niat ke tempat lain untuk belajar atau mengajarkan kebaikan, lalu ia pulang ke rumahnya, maka ia seperti mujahid di jalan Allah yang pulang dengan rampasan perang (HR. Malik no. 56).

Adapun pahala haji sendiri setara dengan jihad di jalan Allah. Sayyidah Aisyah ra. pernah bertanya kepada Rasulullah ﷺ tentang alasan perempuan tidak diperintahkan berjihad, padahal itu adalah amal yang amat baik. Lalu beliau ﷺ bersabda:

لَكِنَّ أَفْضَلَ الْجِهَادِ حَجٌّ مَبْرُورٌ

Jihad terbaik adalah haji yang mabrur (HR. Bukhari no. 2784).

@hamdan.hamedan on Instagram
ARAN DAN SUARANYA

Di tanah jauh, Aran memimpin negara,
Ikhtiar ubah nasib rakyat dengan kerja dan karya,
Namun suara hanya mencari cela,
Menutup mata pada prestasi yang nyata.

Ia bangun negara, mereka sebut tipu daya,
Ia bantu rakyat tak berdaya, mereka bilang hanya sandiwara,
Tangan berupaya layani rakyat tanpa jeda,
Meski suara sibuk kerdilkan fakta.

Aran, tak goyah walau dihujat,
Tahu bahwa kebaikan tak bisa dilumat,
Sejarah dipatri dari karya dan niat,
Bukan dari suara yang dipenuhi syarat.

Waktu berlalu, celaan terkubur di tanah,
Kerja Aran tak luntur oleh fitnah,
Suara sumbang pun hilang, dilupakan dalam sunyi,
Sementara Aran dikenang hingga nanti.
striker timnas semakin nyetel, sementara wasit semakin…

Jadi teringat sebuah ayat, “Dan kami jadikan sebagian dari kamu cobaan bagi sebagian yang lain.” (QS. Al-Furqan: 20)

Life isn’t always fair, but the show must go on. We will pay in full by defeating them next time, fair and square, without the interference of the referee. Bismillah 💪🏻💪🏻
CERITA LAMA

Genosida di Gaza bukanlah cerita baru,
Tapi cerita puluhan tahun luka membiru,
Di balik reruntuhan ada tangis bisu,
Dicampakkan dunia, sendiri menghadapi pilu.

Langitnya gelap, buminya luluh lantak,
Ribuan nyawa lenyap, tanpa jejak,
Di mana Barat yang lantang mendukung HAM dan Ukraina?
Kalau soal Palestina, ah itu beda cerita. 

Para pemimpin Arab menyimpan mimpi,
Menjadi Salahuddin baru nan gagah berani,
Namun ketika datang waktunya beraksi,
Hilang nyali, takut pada bayang sendiri.

Syuhada yang pergi takkan kembali,
Gaza tetap berdiri, walau hampir mati,
Dalam dentuman dan reruntuhan, ada doa sang yatim sunyi,
Menanti akhir dari luka yang tak terperi.
PENJAGA INDONESIA 

Mereka menjawab panggilan saat yang lain enggan,
Melangkah tanpa ragu, songsong bahaya di depan
Mereka bertempur dalam gelap pekat 
Agar kita dapat melihat terang, menikmati hidup yang hangat.

Mereka tinggalkan nyaman, rumah, dan pasangan tercinta 
Demi sumpah setia pada bangsa 
Di setiap langkah mereka, kita temukan arti pengorbanan,
Demi negeri ini tetap aman.

Mereka tak minta pujian atau tepuk tangan meriah,
Sekalipun mereka adalah pahlawan, dalam diam yang gagah.
Demi kita, mereka korbankan segalanya,
Di laut, di darat, dan di udara.

Tanah air ini tegak karena ada mereka di barisan terdepan,
Dalam keberanian mereka, kita temukan alasan untuk bertahan—alasan untuk melanjutkan.
Selamat ulang tahun, TNI tercinta,
Kebanggaan bangsa, penjaga Indonesia. 🇮🇩