Timnas Indonesia berhasil mengukir sejarah dengan tinta emas. Untuk kali pertama, ia menembus babak 16 besar di Piala Asia.
Suatu prestasi yang membanggakan, mengingat inilah timnas dengan usia paling muda di Piala Asia dan ranking FIFA-nya pun terendah kedua.
Beberapa pundit pun pada awalnya memandang timnas kita sebelah mata. Kini sebagian merevisi ucapannya.
Namun demikian, di babak 16 besar, Timnas Australia sudah menunggu kita di depan mata.
Total 18 kali kita pernah adu mekanik dengan Australia: 14 kali kalah, 3 kali seri, dan 1 kali menang.
Memang di atas kertas Australia lebih unggul, tapi di atas lapangan hijau (kali ini) belum tentu. Beberapa pemain Australia seperti Jackson Irvine dan Keanu Baccus perlu dinetralisir.
Saya percaya, Indonesia berpeluang memberikan kejutan baru di Piala Asia. Terlebih lagi, para punggawa timnas mendapat energi baru–semacam mojo–usai lolos ke babak 16 besar.
Energi dan semangat baru ini bila berhasil dituangkan di lapangan akan dahsyat. Ditambah doa dan dukungan dari seluruh rakyat Indonesia, tak ada yang tak mungkin.
Coach @shintaeyong7777 sendiri rupanya punya harapan untuk menghadapi Korea Selatan di babak selanjutnya. Yuk kita realisasikan.
Jika timnas bermain tanpa beban, tapi tetap mati-matian serta saling mendukung satu sama lain, seperti yang disampaikan oleh punggawa timnas di laga sebelumnya, insyaAllah asa itu tetap ada.
Apapun hasilnya, kita bangga.
Menang kita sanjung. Kalah kita dukung.
Kita Garuda. Now it’s time to soar higher. Together.