Api sudah mulai membakar tumpukan kayu yang telah disiapkan untuk membakar hidup-hidup Nabi Ibrahim.
Namun sang Nabi seolah tak menghiraukan kobaran api yang semakin lama semakin membesar.
Sang Nabi yang dijuliki Teman Allah (Khalilullah) tetap saja berzikir dengan tenang menyebut nama-Nya.
Tak lama kemudian, turunlah Malaikat Jibril.
“Apa yang kau inginkan wahai Ibrahim?” tanya Jibril.
“Darimu wahai Jibril?” sang Nabi balik bertanya.
“Iya, dariku,” tegas Jibril.
“Tidak ada,” jawab sang Nabi.
“Lalu apa yang kau inginkan dari Tuhanmu?” tanya Jibril penasaran.
“Ridha-Nya,” pungkas sang Nabi.
Di mata sang Nabi, api tidaklah menakutkan, Jibril tidaklah menyelamatkan, tapi Allah. Hanya Allah. Maka selamatlah sang Teman Allah.
Berkatalah Nabi Ibrahim, “Dan (Dialah) yang memberiku makan dan minum, dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku, dan Dialah yang akan mematikan dan menghidupkanku (kembali)” (Q.S. Asy-Syu’ara’ [26]: 79-81).
Selamat shalat Jumat.