“Buku islami yang sedang laris yang ini, Pak,” kata pegawai Gramedia sambil menunjuk ke buku doa dan zikir berwarna merah-jingga.
“Alhamdulilah,” kataku dalam hati. “Rupanya ada juga yang suka buku tulisanku ini.”
Kebahagiaan penulis itu sebetulnya sederhana: dia bahagia bila karyanya dibaca. Laris atau menjadi best-seller itu hanya bonus semata.
Apalagi kalau menulis buku islami seperti doa dan zikir ini, tolok ukur keberhasilannya—bagi saya— super sederhana.
Jika ada satu saja orang yang menjadi rutin mengingat Allah karena buku saya, bagi saya itu sudah keberhasilan. Karena tidak ada amalan yang lebih baik dan disukai dari mengingat Allah (HR. Ibnu Majah no. 3790).
Hingga Sahabat Abu Darda ra. pernah berkata, “Dia yang ingin masuk surga sambil tersenyum bahagia, hendaklah lidahnya senantiasa basah karena mengingat-Nya.”
Semoga buku kecil dapat menjadi sahabat dalam mengingat Allah.