“Berperanglah dengan sifat burukmu, berdamailah dengan tetanggamu, dan biarkan setiap tahun baru menemukanmu sebagai pribadi yang lebih baik.”
~ Benjamin Franklin
Bagi penggemar atau pembelajar Stoicism, monggo di-follow akun stoicnesia (https://www.instagram.com/stoicnesia/). Kalau ramai, insyaAllah kami coba rutinkan postingnya.
Memangnya apa manfaat Stoicism?
Stoicism itu lebih kepada praktek filsafat dalam kesehariaan agar kita lebih bisa mengontrol diri kita sendiri. Tidak mudah galau, stres, putus asa, sedih hingga depresi. Tujuan akhirnya adalah penguasaan batin yang paripurna (self-control/mastery) sehingga bahagia.
Stoicism tidak mengubah seseorang menjadi makhluk Vulcan bernama Spock di Star Trek. Fokus Stoicism itu menjinakkan emosi kita, bukan menghilangkan seluruhnya.
Penulis masyhur Nassim Taleb menjelaskan bahwa, “Seorang Stoic adalah seseorang yang mengubah ketakutan menjadi kehati-hatian, rasa sakit menjadi transformasi, kesalahan menjadi inisiasi, dan keinginan menjadi usaha.”
Dan bersifat Stoic itu bukan berarti acuh, sombong, atau tidak peduli terhadap apa pun. Namun, Stoic itu tidak memusingkan hal-hal yang di luar kontrol kita. Buat apa stres memikirkan apa yang di luar kuasa kita? Stoicism mengajarkan kita untuk fokus pada apa yang bisa kita kontrol, apa yang menjadi urusan kita.
Ada kemiripan mungkin dengan sabda Rasulullah ﷺ, “Di antara (tanda) kebaikan Islamnya seseorang adalah ketika dia meninggalkan sesuatu yang bukan urusannya” (HR. Tirmidzi no. 2317).
Selamat tahun baru, semoga kita bisa menjadi pribadi yang lebih kuat, tegar, dan baik.