Tekan ESC untuk keluar

MENGATASI HAMBATAN KONTRIBUSI DIASPORA INDONESIA

Diaspora Indonesia memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam pembangunan nasional. Namun, berbagai hambatan seringkali menghalangi peran optimal mereka. Artikel ini akan membahas faktor-faktor penghambat kontribusi diaspora Indonesia dan bagaimana cara mengatasinya untuk memaksimalkan potensi mereka.

Hambatan Kewarganegaraan Ganda

Salah satu hambatan utama adalah isu kewarganegaraan ganda. Indonesia tidak mengakui kewarganegaraan ganda, yang menyebabkan banyak diaspora harus memilih antara mempertahankan kewarganegaraan Indonesia atau mengadopsi kewarganegaraan negara tempat mereka tinggal. Ory Fahriansyah dan A. D. Sudagung (2023) mengungkapkan bahwa kebijakan ini mengurangi keinginan diaspora untuk terlibat lebih aktif dalam pembangunan Indonesia karena mereka merasa kehilangan ikatan hukum dan emosional dengan tanah air.

Kurangnya Pemahaman Masyarakat

Masalah lainnya adalah kurangnya pemahaman masyarakat Indonesia tentang peran dan keberadaan diaspora. Banyak orang di Indonesia tidak menyadari betapa pentingnya kontribusi diaspora bagi pembangunan nasional. Hal ini mengakibatkan kurangnya dukungan sosial dan kebijakan yang mendukung keterlibatan diaspora. Fahriansyah dan Sudagung (2023) juga menekankan pentingnya edukasi dan sosialisasi mengenai peran diaspora dalam pembangunan untuk meningkatkan pemahaman dan apresiasi masyarakat.

Masalah Konektivitas

Konektivitas yang buruk antara diaspora dan tanah air juga menjadi penghalang. Banyak diaspora mengalami kesulitan dalam mengakses informasi terbaru tentang peluang investasi, program pemerintah, dan perkembangan di Indonesia. Pemerintah perlu meningkatkan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi interaksi yang lebih baik antara diaspora dan tanah air.

Strategi Mengatasi Hambatan

Untuk mengatasi hambatan-hambatan ini, diperlukan langkah-langkah strategis yang komprehensif. Pertama, pemerintah perlu mempertimbangkan kebijakan kewarganegaraan ganda atau setidaknya memberikan status khusus yang memungkinkan diaspora untuk tetap terlibat dalam pembangunan nasional tanpa kehilangan kewarganegaraan asal mereka. Kedua, program-program edukasi dan kampanye kesadaran perlu digalakkan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya diaspora. Ketiga, pemerintah harus memperbaiki infrastruktur komunikasi untuk memastikan diaspora dapat mengakses informasi dengan mudah dan berpartisipasi dalam berbagai program pembangunan.

Kesimpulan

Mengatasi hambatan yang menghalangi kontribusi diaspora Indonesia adalah langkah penting untuk memaksimalkan potensi mereka dalam mendukung pembangunan nasional. Dengan kebijakan yang tepat dan upaya kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, dan diaspora itu sendiri, Indonesia dapat memanfaatkan kekuatan diaspora untuk mencapai tujuan pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

@hamdan.hamedan on Instagram
KAPTEN DAN PELATIH SATU NAFAS = SUKSES 

Jose Mourinho bercerita bahwa dia pernah mempunyai kapten hebat di FC Porto. Jorge Costa namanya. 

Saat kondisi kurang ideal, Costa pernah minta izin kepada Mourinho untuk “berbicara” lebih dulu kepada para pemain di ruang ganti sebelum sang pelatih masuk. 

Mourinho pun setuju. 

Hasilnya luar biasa: para pemain langsung terbakar semangat, dan Porto pun keluar sebagai pemenang. 

Bahkan mereka akhirnya sampai mencetak sejarah juara Piala Champions. 

Itulah harmoni antara kapten dan pelatih yang hebat—dua jiwa yang seirama, bekerja sama demi kejayaan tim. 

Kombinasi seperti ini adalah kunci sukses dalam sepakbola, dan lazim ditemukan di tim-tim yang serius mau sukses. 

Yuk, kita bersama-sama mengedukasi tentang pentingnya sinergi antara kapten dan pelatih—bukan mencari hal-hal yang tak substansial, apalagi hanya demi sensasi dan klik semata. 

Trust me, you can do better next time 😊.

P.S. Oh ya, Jorge Costa itu posisinya bek. Jadi mengingatkanku kepada siapa ya? 😎
SELAMAT

Selamat kepada Coach @shintaeyong7777 dan segenap tim atas kemenangan gemilang 2-0 melawan Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Babak Ketiga. 

Rekor-rekor baru pun tercipta:

1️⃣ Kemenangan pertama di babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 
2️⃣ Kemenangan pertama atas Arab Saudi sepanjang sejarah
3️⃣ Indonesia sebagai tim ASEAN tersukses di babak ketiga kualifikasi Piala Dunia dengan raihan 6 poin – melewati Vietnam (4 poin) dan Thailand (2 poin).

Dengan hasil ini, Indonesia berada di peringkat 3 Grup C, membuktikan bahwa harapan itu masih ada dan menyala 🔥

Terima kasih, Garuda, telah membuat kami bahagia dan bangga 🦅🇮🇩

Nah, yang bangga dengan progress dan proses timnas kita, mana nih suaranya? 😊
KEMENANGAN KOLEKTIF 

Garuda terbang tinggi di langit luas,
Menggapai mimpi dengan semangat yang jelas.
Setiap umpan dan setiap gol yang tercipta,
Adalah hasil kerja keras bersama.

Di lapangan hijau mereka berjuang,
Dengan hati yang berani dan jiwa yang lapang.
Kemenangan ini milik kita: Indonesia,
Sebab kala Garuda berkibar, harumlah bangsa. 🇮🇩

Terima kasih, Tim Garuda. 
Lagi dan lagi, kau buat kami menangis bahagia 🦅❤️
Timnas Indonesia sedang berpacu menuju mimpi besar — menembus Piala Dunia. 

Dengan dukungan dan semangat dari seluruh rakyat, serta perhatian besar dari Bapak Presiden @prabowo , semoga mimpi besar kita semua tercapai dan Garuda bisa berkibar di panggung dunia. 

Bersama, kita bisa! Aamiin YRA 🤲🦅🇮🇩🔥

#timnasionalindonesia #beritabola #pemaindiaspora #sty #sepakbola #sepakbolaindonesia #pialadunia #garudamuda #shintaeyong #timnasday #pialadunia #sepakbolamenyatukankita #timnasjuara #timnasgaruda #pemaintimnas #timnasional #prabowo #timnassenior #timnasindonesia #sepakbolaindonesia #bolaindonesia #hamdanhamedan #kualifikasipialadunia #pemainketurunan #pssi #sepakbola #sepakbolaindonesia #timnas #timnassenior #prabowosubianto
SUN TZU (DAN PRESIDEN)

Ahli strategi Sun Tzu pernah diminta oleh Raja Helu untuk mendidik kedisiplinan dan keteraturan di lingkungan istana. Sang ahli strategi pun menyanggupi.

Sun Tzu lalu memberi instruksi yang jelas: ketika drum dipukul, seluruh pegawai harus bergerak menuju arah yang ditentukan—kiri, kanan, maju, atau mundur.

Rupanya ada beberapa pegawai yang mengabaikan. Sun Tzu pun mengingatkan lagi dengan jelas agar mereka mengikuti arahan, tapi lagi-lagi sebagian pegawai lancang mengabaikan.

Sun Tzu lalu berkata, “Jika instruksi dari atasan tidak jelas, maka kesalahan ada pada atasan. Tapi jika instruksi dari atasan sudah jelas dan tetap tak diikuti, maka kesalahan ada pada bawahan.”

Dengan itu, Sun Tzu langsung memerintahkan pegawai yang mengabaikan instruksinya untuk dihukum.

Menariknya, ketika Sun Tzu memukul drum kembali, seluruh pegawai kini langsung mengikutinya dengan baik.

Dengan ketegasan itu, Sun Tzu mengajarkan bahwa kepatuhan terhadap perintah yang jelas dan baik (righteous) bukanlah pilihan, tetapi kewajiban.

Hari ini, Bapak Presiden @prabowo mengikuti prinsip serupa. Beliau telah menggariskan arah yang jelas dan baik: tak ada toleransi untuk penyelundupan, narkoba, korupsi, dan judi.

Ini bukan sekadar arahan; ini adalah panggilan untuk bergerak bersama guna melindungi bangsa kita dari kanker yang menggerogoti.

Arahan ini tak perlu ditafsirkan lagi, hanya perlu diimplementasi—untuk Indonesia yang maju dan lestari.