Tekan ESC untuk keluar

DIASPORA INDONESIA DI CANBERRA: MENEMUKAN RUMAH KEDUA

Diaspora Indonesia di Canberra, Australia, menunjukkan bagaimana mereka membentuk ikatan sosial yang kuat untuk menciptakan rasa kebersamaan dan menemukan rumah kedua. Artikel ini akan membahas pengalaman diaspora Indonesia di Canberra, bagaimana mereka menjaga identitas budaya, dan tantangan yang mereka hadapi.

Ikatan Sosial di Canberra

Diaspora Indonesia di Canberra terdiri dari berbagai kelompok seperti pelajar, pekerja, dan warga negara permanen. Penelitian yang dilakukan oleh W. Jati (2021) menunjukkan bahwa ikatan sosial memainkan peran penting dalam membantu diaspora Indonesia merasa betah di lingkungan baru mereka. Kelompok-kelompok ini sering mengadakan acara-acara sosial dan budaya yang memperkuat rasa kebersamaan dan membantu mereka mempertahankan identitas Indonesia.

Identitas Nasional dan Budaya

Meskipun tinggal jauh dari tanah air, diaspora Indonesia di Canberra tetap berusaha menjaga identitas nasional dan budaya mereka. Pelajar, misalnya, sering terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang disponsori oleh beasiswa yang mereka terima, yang mendorong mereka untuk tetap menjaga hubungan dengan budaya Indonesia. Di sisi lain, warga negara permanen dan naturalisasi mungkin memiliki hubungan yang lebih kritis dengan Indonesia, tetapi tetap menjaga elemen-elemen budaya tertentu dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Tantangan yang Dihadapi

Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh diaspora Indonesia di Canberra adalah rasa rindu kampung halaman dan kecemasan terkait identitas budaya. Jati (2021) mencatat bahwa meskipun ikatan sosial membantu mengurangi rasa kesepian, tetap ada perasaan terasing yang sulit dihilangkan. Selain itu, ada juga tantangan dalam beradaptasi dengan budaya setempat dan mencari keseimbangan antara menjaga identitas Indonesia dan berintegrasi dengan masyarakat Australia.

Pentingnya Dukungan Komunitas

Dukungan komunitas sangat penting bagi diaspora Indonesia di Canberra. Acara-acara sosial, seperti pertemuan komunitas, festival budaya, dan kegiatan keagamaan, memberikan platform bagi mereka untuk saling mendukung dan berbagi pengalaman. Dukungan ini tidak hanya membantu mereka merasa lebih nyaman di lingkungan baru, tetapi juga memperkuat ikatan mereka dengan tanah air.

Kesimpulan

Diaspora Indonesia di Canberra telah berhasil menciptakan rasa rumah kedua melalui ikatan sosial yang kuat dan kegiatan budaya yang teratur. Meskipun mereka menghadapi tantangan dalam menjaga identitas budaya dan beradaptasi dengan lingkungan baru, dukungan komunitas memainkan peran penting dalam membantu mereka merasa betah dan mempertahankan hubungan dengan Indonesia. Dengan memperkuat ikatan sosial dan memperhatikan kebutuhan diaspora, komunitas ini dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi kedua negara.

@hamdan.hamedan on Instagram
PROF HAYE

Thom Haye namanya.

Sang Profesor julukannya.

Rendah hatinya, cerdas mainnya. 

Darah Indonesia mengalir di tubuhnya.

Dari Jawa tengah dan Sulawesi Utara.

Prof Haye tak suka berdialektika.

Apalagi berpanjang kata.

Dia bicara lewat kakinya.

Di lapangan, dia kuasai irama. 

Bagai Pirlo-nya Indonesia. 

Dia lesatkan umpan jitu mempesona.

Gol demi gol pun tecipta.

Dia dan anak bangsa lainnya.

Membela Garuda dengan cinta. 

Bahu membahu menjaga asa. 

Asa bangsanya yang rindu piala dunia.

Dia adalah kita, kita adalah dia. 

Satu jiwa, satu bangsa, satu Garuda.
AMERIKA EMAS

Di akhir abad ke-18, hiduplah dua rival dan tokoh besar di Amerika Serikat. Thomas Jefferson dan Alexander Hamilton namanya. 

Jefferson, yang tumbuh dalam tradisi agrikultur, lebih condong pada desentralisasi dan pertanian. 

Sementara itu, Hamilton, yang berpengalaman militer dan besar di lingkungan perkotaan, mendukung sentralisasi dan industrialisasi. 

Keduanya punya ide besar untuk negaranya. Keduanya pun ditopang pendukung yang besar. Tapi yang terpenting, keduanya bertekad membuat Amerika, yang belum lama merdeka, menjadi negara besar. 

Meskipun telah lama berseteru, mereka akhirnya setuju untuk mencapai sebuah kompromi. 

Kompromi itu dikenal sebagai Kompromi 1790.

Sederhananya, Jefferson bersedia mendukung Hamilton terkait hutang negara. Hamilton pun mendukung Jefferson terkait pembangunan dan pemindahan ibukota ke daerah yang lebih ke tengah (atau “Amerika-sentris” )—daerah yang kini dikenal sebagai Washington DC. 

Jefferson paham betul pentingnya persatuan di momen krusial dalam sejarah negara yang masih muda. Jangan sampai Amerika layu sebelum berkembang—itu yang ada di benaknya.

Ketika dilantik menjadi presiden, Jefferson tegas berkata: 

“Setiap perbedaan pendapat bukanlah perbedaan prinsip. Kita mungkin punya nama yang berbeda, tapi kita adalah saudara dengan prinsip yang sama.”

Prinsip yang dimaksud Jefferson tak lain adalah prinsip republik yang satu, dan negara yang maju.

Di kemudian hari, sejarawan mencatat bahwa Kompromi 1790 sebagai salah satu kompromi terpenting dalam sejarah Amerika. 

Ketika kedua pemimpin besar memilih untuk menurunkan ego dan bersatu padu, kesuksesan suatu negara sepertinya hanya tinggal menunggu waktu.

Jefferson dan Hamilton pun akhirnya dikenang bukan hanya sebagai rival, tapi sebagai negarawan sejati, yang mampu menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi—mewariskan pelajaran bahwa persatuan adalah fondasi dari Amerika Emas.
BANGGA

Tim dengan ranking FIFA 132 berhasil mengimbangi tim dengan ranking 24. 

Alhamdulillah, super bangga. 

Man of the match adalah Martin “the Wall” Paes: sang Tembok Indonesia. 

Seakan @maartenpaes bangun pagi, bercermin lalu berkata, “Thou shall not pass.” 

Terima kasih banyak seluruh punggawa Garuda. You are truly our joy and pride 🇮🇩🦅🔥

P.S. Kepada pemain diaspora Indonesia yang tinggal di Australia, saya pernah berprediksi, “Indonesia dalam waktu dekat akan mengimbangi Australia.” Alhamdulillah hari ini buktinya 😎
Happy birthday, President Yudhoyono. 

May you be graced with profound joy, enduring health, and abundant blessings. 

Your legacy of wisdom and unwavering dedication to our nation remains an enduring source of inspiration. 

Today, we honor not only your years but the lasting impact of your exemplary leadership. 🫡🇮🇩