Tekan ESC untuk keluar

MENPORA DITO ARIOTEDJO APRESIASI KEDATANGAN HARLEM GLOBETROTTERS UNTUK BANGKITKAN BASKET INDONESIA

Jakarta — Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), Dito Ariotedjo, menyampaikan apresiasinya kepada One Step Forward yang berhasil mendatangkan tim basket Harlem Globetrotters ke Indonesia. Kehadiran tim yang memadukan olahraga basket dan hiburan ini diharapkan dapat menghidupkan kembali ekosistem dan industri basket di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan oleh Menpora Dito dalam konferensi pers yang diadakan bersama Presiden Direktur One Step Forward, Roderick Tjandra, serta dua pemain Harlem Globetrotters, Moose Weekes dan Wham Middleton, di Media Center Kemenpora, Senayan, Jakarta, pada Jumat (19/7) siang.

“Saya sangat mengapresiasi kehadiran Harlem Globetrotters di Indonesia. Tim ini menggabungkan olahraga basket dan hiburan, dan saya berharap ini dapat membangkitkan ekosistem serta industri basket di Indonesia,” kata Menpora Dito.

Harlem Globetrotters dijadwalkan tampil di Britama Arena Mahaka Square, Jakarta pada 16-17 November 2024, sebagai bagian dari Harlem Globetrotters World Tour Asia 2024. Selain di Indonesia, mereka juga akan tampil di Filipina, Malaysia, Sri Lanka, dan Singapura.

Menpora Dito juga berharap kedatangan Harlem Globetrotters ini dapat meningkatkan minat masyarakat terhadap olahraga basket di Indonesia. “Saya berharap kedatangan Harlem Globetrotters ini juga akan terhubung dengan prestasi basket Indonesia,” tambahnya.

Presiden Direktur One Step Forward, Roderick Tjandra, menyampaikan terima kasih kepada Menpora Dito atas dukungannya terhadap acara ini. Roderick mengungkapkan bahwa perpaduan antara olahraga basket dan hiburan yang akan ditampilkan oleh Harlem Globetrotters diharapkan dapat meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap olahraga basket di Indonesia.

“Terima kasih kepada Mas Menteri atas dukungannya. Kedatangan Harlem Globetrotters yang memadukan olahraga basket dengan hiburan ini diharapkan dapat meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap basket di Indonesia,” ujar Roderick.

Sementara itu, dua pemain Harlem Globetrotters, Moose Weekes dan Wham Middleton, yang hadir dalam konferensi pers tersebut, menyatakan kegembiraan mereka bisa bermain di Indonesia. “Saya sangat senang bisa bermain di Indonesia. Kami disambut dengan baik di sini, dan saya suka dengan makanan di Indonesia,” ujar Moose Weekes.

Setelah konferensi pers, Menpora Dito bersama Moose Weekes dan Wham Middleton sempat menunjukkan aksi freestyle di lapangan basket kantor Kemenpora.

@hamdan.hamedan on Instagram
KAPTEN DAN PELATIH SATU NAFAS = SUKSES 

Jose Mourinho bercerita bahwa dia pernah mempunyai kapten hebat di FC Porto. Jorge Costa namanya. 

Saat kondisi kurang ideal, Costa pernah minta izin kepada Mourinho untuk “berbicara” lebih dulu kepada para pemain di ruang ganti sebelum sang pelatih masuk. 

Mourinho pun setuju. 

Hasilnya luar biasa: para pemain langsung terbakar semangat, dan Porto pun keluar sebagai pemenang. 

Bahkan mereka akhirnya sampai mencetak sejarah juara Piala Champions. 

Itulah harmoni antara kapten dan pelatih yang hebat—dua jiwa yang seirama, bekerja sama demi kejayaan tim. 

Kombinasi seperti ini adalah kunci sukses dalam sepakbola, dan lazim ditemukan di tim-tim yang serius mau sukses. 

Yuk, kita bersama-sama mengedukasi tentang pentingnya sinergi antara kapten dan pelatih—bukan mencari hal-hal yang tak substansial, apalagi hanya demi sensasi dan klik semata. 

Trust me, you can do better next time 😊.

P.S. Oh ya Jorge Costa itu posisinya bek. Jadi mengingatkanku kepada siapa ya? 😎
SELAMAT

Selamat kepada Coach @shintaeyong7777 dan segenap tim atas kemenangan gemilang 2-0 melawan Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Babak Ketiga. 

Rekor-rekor baru pun tercipta:

1️⃣ Kemenangan pertama di babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 
2️⃣ Kemenangan pertama atas Arab Saudi sepanjang sejarah
3️⃣ Indonesia sebagai tim ASEAN tersukses di babak ketiga kualifikasi Piala Dunia dengan raihan 6 poin – melewati Vietnam (4 poin) dan Thailand (2 poin).

Dengan hasil ini, Indonesia berada di peringkat 3 Grup C, membuktikan bahwa harapan itu masih ada dan menyala 🔥

Terima kasih, Garuda, telah membuat kami bahagia dan bangga 🦅🇮🇩

Nah, yang bangga dengan progress dan proses timnas kita, mana nih suaranya? 😊
KEMENANGAN KOLEKTIF 

Garuda terbang tinggi di langit luas,
Menggapai mimpi dengan semangat yang jelas.
Setiap umpan dan setiap gol yang tercipta,
Adalah hasil kerja keras bersama.

Di lapangan hijau mereka berjuang,
Dengan hati yang berani dan jiwa yang lapang.
Kemenangan ini milik kita: Indonesia,
Sebab kala Garuda berkibar, harumlah bangsa. 🇮🇩

Terima kasih, Tim Garuda. 
Lagi dan lagi, kau buat kami menangis bahagia 🦅❤️
Timnas Indonesia sedang berpacu menuju mimpi besar — menembus Piala Dunia. 

Dengan dukungan dan semangat dari seluruh rakyat, serta perhatian besar dari Bapak Presiden @prabowo , semoga mimpi besar kita semua tercapai dan Garuda bisa berkibar di panggung dunia. 

Bersama, kita bisa! Aamiin YRA 🤲🦅🇮🇩🔥

#timnasionalindonesia #beritabola #pemaindiaspora #sty #sepakbola #sepakbolaindonesia #pialadunia #garudamuda #shintaeyong #timnasday #pialadunia #sepakbolamenyatukankita #timnasjuara #timnasgaruda #pemaintimnas #timnasional #prabowo #timnassenior #timnasindonesia #sepakbolaindonesia #bolaindonesia #hamdanhamedan #kualifikasipialadunia #pemainketurunan #pssi #sepakbola #sepakbolaindonesia #timnas #timnassenior #prabowosubianto
SUN TZU (DAN PRESIDEN)

Ahli strategi Sun Tzu pernah diminta oleh Raja Helu untuk mendidik kedisiplinan dan keteraturan di lingkungan istana. Sang ahli strategi pun menyanggupi.

Sun Tzu lalu memberi instruksi yang jelas: ketika drum dipukul, seluruh pegawai harus bergerak menuju arah yang ditentukan—kiri, kanan, maju, atau mundur.

Rupanya ada beberapa pegawai yang mengabaikan. Sun Tzu pun mengingatkan lagi dengan jelas agar mereka mengikuti arahan, tapi lagi-lagi sebagian pegawai lancang mengabaikan.

Sun Tzu lalu berkata, “Jika instruksi dari atasan tidak jelas, maka kesalahan ada pada atasan. Tapi jika instruksi dari atasan sudah jelas dan tetap tak diikuti, maka kesalahan ada pada bawahan.”

Dengan itu, Sun Tzu langsung memerintahkan pegawai yang mengabaikan instruksinya untuk dihukum.

Menariknya, ketika Sun Tzu memukul drum kembali, seluruh pegawai kini langsung mengikutinya dengan baik.

Dengan ketegasan itu, Sun Tzu mengajarkan bahwa kepatuhan terhadap perintah yang jelas dan baik (righteous) bukanlah pilihan, tetapi kewajiban.

Hari ini, Bapak Presiden @prabowo mengikuti prinsip serupa. Beliau telah menggariskan arah yang jelas dan baik: tak ada toleransi untuk penyelundupan, narkoba, korupsi, dan judi.

Ini bukan sekadar arahan; ini adalah panggilan untuk bergerak bersama guna melindungi bangsa kita dari kanker yang menggerogoti.

Arahan ini tak perlu ditafsirkan lagi, hanya perlu diimplementasi—untuk Indonesia yang maju dan lestari.