
Scouting bukan sekadar mencari siapa yang jago gocek atau siapa yang paling kencang di lapangan.
Scouting adalah upaya membaca masa depan (CA vs PA)—dan inilah yang membuatnya menarik sekaligus misterius.
Yang pernah main Football Manager (FM), pasti kenal nama-nama ini:
1. Freddy Adu—Dijuluki The Next Pelé, tapi akhirnya menghilang dari radar.
2. Anthony Vanden Borre—Dulu digadang-gadang sebagai bek kanan masa depan Belgia, tapi kariernya tak berkembang seperti yang diharapkan.
3. Ganso—Dijuluki The Next Kaká, tapi gagal mencapai puncak dunia sepak bola.
Tapi di sisi lain…
🔥 Jamie Vardy—Bermain di klub amatir hingga usia 25 tahun, lalu tiba-tiba muncul dan menggetarkan Premier League.
🔥 Ngolo Kanté—Pernah dianggap terlalu kecil dan lemah, tapi justru jadi kunci kemenangan Prancis di Piala Dunia.
🔥 Luka Modrić—Dulu dipandang sebelah mata, tapi sekarang peraih Ballon d’Or.
Meski sekarang scouting menggunakan empat pendekatan utama—observasi langsung, statistik, psikologis, dan AI—mencari the next Messi atau Ronaldo tetap tidaklah mudah.
Mengapa demikian?
✅ Aspek fisik bisa diukur, tetapi mental pemain terus berkembang. Kuatkah dia menghadapi tekanan? Cepat puas atau malah kena star syndrome?
✅ Faktor cedera—Apakah tubuhnya mampu bertahan dalam intensitas tinggi selama bertahun-tahun?
✅ Support system—Keluarga, agen, lingkungan. Apakah mereka mendukung perkembangan kariernya atau justru menjerumuskan dia?
Pada akhirnya, scouting terbaik adalah perpaduan antara SAINS dan SENI, ILMU dan INSTING dalam upaya membuka tabir talenta.
💬 Siapa pemain yang pernah kamu scouting di FM dan benar-benar menjadi wonderkid hingga saat ini? (Jangan bilang Cherno Samba atau Bebé ya 😅)