
Sepakbola itu tak ada urusannya sama warna kulit, warna mata, atau warna rambut. Yang penting skill mainnya.
Sama kayak musik—tak peduli musikusnya berambut pirang, hitam, atau biru, yang penting musiknya enak didengar.
Sepakbola tak ada urusannya sama eugenics, apalagi perkawinan rekayasa demi “keturunan unggul”. Yang penting bukan “benihnya”, tapi bagaimana bibitnya dibina—skill ditempa, kerja keras dilatih, dan kecerdasan bermain di lapangan diasah.