
Mengapa “Negeri Api” secara sistematis menargetkan—bahkan membunuh—para jurnalis?
Jurnalis Ahmed Mansour yang tewas terbakar hidup-hidup kemarin masuk daftar panjang korban kekejaman Negeri Api.
Mengapa jurnalis dan mengapa begitu sistematis?
Karena mereka menulis kebenaran.
Karena mereka merekam apa yang tak bisa ditutupi oleh propaganda sehebat apa pun.
Karena mereka menunjukkan apa yang terjadi, bukan apa yang ingin ditampilkan oleh media (Barat).
Sebab yang dilakukan Negeri Api bukan sekadar kejahatan—tapi kejahatan kemanusiaan, kejahatan perang, genosida.
Dan semua itu tak bisa ditoleransi oleh negara mana pun yang mengklaim menjunjung tinggi demokrasi dan nilai-nilai kemanusiaan.
Jika demokrasi berarti kebebasan informasi—maka membunuh jurnalis adalah membunuh demokrasi itu sendiri.
Lalu, kenapa terus-terusan jurnalis?
Karena mereka adalah penulis sejarah, di saat banyak negara berdiri di persimpangan sejarah yang salah.
Karena selama ini, yang menulis adalah sang pemburu — yang menguasai banyak media di dunia.
Dan karenanya setiap cerita, setiap pemberitaan selalu berpihak padanya. Seperti kata pepatah:
“Sampai singa bisa menulis, semua cerita akan terus membela si pemburu.”
Hari ini, para jurnalis itu adalah singa yang sedang menulis.
Dan karena itulah mereka diburu.
Long live the King