
Panas siang Madinah menyapu debu-debu di jalan
Langit bersih
Ada kedamaian, ada ketenangan
Nabi ﷺ berjalan bersama sahabat
Menuju jamuan sederhana
Langkah beliau pasti
Hati beliau seperti biasa
Penuh kasih
Tak lama
Pandangan beliau terhenti
Di ujung lorong kecil
Seorang anak sedang bermain
Tertawa
Berlari
Riang gembira
Itu Husain
Cucu yang begitu dicintai sang Nabi
Dan tiba-tiba
Dunia pun serasa berhenti
Langkah sang Nabi juga terhenti
Wajahnya tersenyum
Lalu—dengan tiba-tiba—
Beliau mempercepat langkahnya
Meninggalkan para sahabat di belakang
Karena cinta tak butuh alasan untuk tergesa
Beliau membuka kedua tangannya
Seperti seseorang yang hendak memeluk dunia
Dan dunia itu tak lain
Adalah satu anak kecil bernama Husain
Husain menoleh dan tertawa
Berlari ke kiri
Sang Nabi riang mengikutinya
Berlari ke kanan
Sang Nabi gembira mengejarnya
Tertawa bersama
Bahagia bersama
Sahabat tersenyum
Sebab mereka tahu
Mereka sedang menyaksikan
Cinta yang tak bisa dijelaskan oleh ilmu
Hanya bisa dirasakan oleh jiwa
Sampai akhirnya
Sang Nabi menangkap Husain
Meletakkan satu tangan di bawah dagunya
Satu tangan di ubun-ubunnya
Lalu memeluknya erat
Mendekapnya dengan cinta
Dan menciumnya
Dengan kelembutan
Yang hanya bisa dimiliki oleh manusia
Paling penyayang yang pernah ada
Dan dari pelukan itulah
Keluar kalimat yang menyentuh:
“Husain adalah bagian dariku
Dan aku adalah bagian dari Husain
Semoga Allah mencintai siapa-siapa yang mencintai Husain.”
Sayang seribu sayang
Kita tidak hidup di zaman itu
Kita tidak pernah melihat episode cinta di lorong Madinah itu
Tapi kita masih bisa
Mencintai apa yang beliau cintai
Maka jika hatimu hari ini
Masih bisa bergetar saat membaca kisah ini
Jika matamu mulai hangat
Dan ada getaran lembut di dadamu
Maka ketahuilah
Itulah cinta yang diwariskan
Dari pelukan di lorong kecil Madinah
Sampai ke hatimu hari ini
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
Referensi: HR. Ibnu Majah no. 144, Al-Adab Al-Mufrad no. 364, Tirmidzi no. 3775