
Suleiman Obeid namanya. Mantan pemain tim nasional Palestina.
Suleiman yang dijuluki “Pele dari Palestina” itu ditembak mati oleh tentara Is***l di Gaza.
Bukan militan. Bukan ancaman.
Lantas apa kesalahannya?
Hanya lapar dan menunggu bantuan kemanusiaan.
Tapi yang datang lebih dulu bukan makanan—tapi peluru.
Ia bukan yang pertama. Mungkin bukan yang terakhir.
Lebih dari 660 atlet dan insan olahraga di Palestina tewas sejak genosida ini dimulai.
Dan ya—ini adalah genosida.
Bukan sekadar kata. Bukan pula amarah. Tapi kesimpulan ilmiah dari para pakar Holocaust dan genosida dunia.
Prof. Amos Goldberg, Hebrew University, berkata:
“Apa yang terjadi di Gaza adalah genosida. Gaza sudah tidak ada lagi.”
Prof. Omer Bartov, Brown University berkata:
“Saya ahli genosida. Dan saya tahu ketika saya melihatnya. Ini adalah genosida.”
Mereka berdua ilmuwan Yahudi, punya nurani, dan berani bersuara tentang apa yang terjadi.
Jadi kalau masih ada yang menyangkal, yang berkata “ini bukan genosida”— maka tanyakan saja:
Di mana letak kemanusiaanmu?
Apakah harus kerabatmu sendiri yang ditembak saat kelaparan, baru kau mengerti arti kehilangan?