
Presiden Prabowo mengetuk nurani dunia.
Beliau menyebutnya “tanggung jawab sejarah”:
menghentikan perang,
menyudahi penderitaan,
mengakhiri katastrofi kemanusiaan di Palestina.
Sejarah menuntut solusi dua negara.
Karena tanpa kemerdekaan dan keadilan, perdamaian hanyalah ilusi.
Sejarah tidak menunggu.
Ia bergerak. Ia mencatat.
Pertanyaannya sederhana:
di sisi sejarah yang mana kita ingin tercatat?
Indonesia konsisten — sejak Presiden Soekarno hingga Presiden Prabowo —
menolak segala bentuk penjajahan, mendukung kemerdekaan Palestina,
mendukung Two-State Solution.
Dan Indonesia tidak hanya bicara. Kita siap mengirim pasukan perdamaian.
Agar yang tak berdaya tidak lagi hidup dalam ketakutan. Agar perdamaian benar-benar dijaga.
Inilah sikap kita.
Inilah suara nurani kita.
Inilah posisi Indonesia di persimpangan sejarah yang benar.




