
Seorang lelaki pernah menasihati Imam Abu Hanifah, seorang alim nan cerdas, agar bertaubat.
Ia mendekat dan berkata kepadanya:
“Bertakwalah engkau kepada Allah.”
Tubuh Imam Abu Hanifah bergetar.
Wajahnya memucat.
Kepalanya menunduk.
Jawabnya hanya satu:
“Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan.”
Itulah hati yang hidup: hati yang takut kepada Allah, hati yang tawadhu.
Ibnu Mas‘ud r.a. berkata:
“Cukuplah itu menjadi dosa bagi seseorang ketika ia diingatkan untuk bertakwa kepada Allah, lalu ia marah.”
Dan Rasulullah ﷺ bersabda:
Kalimat yang paling dibenci Allah adalah ketika seseorang ditegur “bertakwalah kepada Allah”,
lalu ia menjawab, “urus saja dirimu.” (As-Sunan al-Kubra, no. 10619)
Maka jika engkau diingatkan
bertakwalah kepada Allah,
tenanglah,
rendahkan hatimu,
karena mungkin di situlah
Allah sedang menyelamatkanmu.
Maka wahai nafsuku, dengarkanlah aku:
Bertakwalah engkau kepada Rabb-mu.
Keselamatan kita bergantung pada itu.





