
Ada banyak kelemahan yang dapat dimiliki seorang mukmin.
Ia bisa goyah, bisa takut, bisa terjatuh pada tabiat buruk
Namun para pendahulu kita sepakat tentang satu batas:
ada sifat yang tak boleh dimiliki seorang mukmin.
Ibn Mas‘ūd berkata:
“Seorang mukmin dapat memiliki banyak tabiat, tetapi bukan khianat dan bukan dusta.” (Al-Mu‘jam al-Kabīr no. 8909)
Abu Bakar ra. mengingatkan:
“Jauhilah dusta, karena dusta itu berlawanan dengan iman.”
(HR. Ahmad no. 16; mauquf)
Dan dalam al-Muwaththa’, diriwayatkan secara mursal tentang seseorang yang bertanya kepada Rasulullah ﷺ:
“Apakah seorang mukmin bisa menjadi penakut?” Beliau menjawab, “Ya.”
“Apakah seorang mukmin bisa menjadi pelit?” Beliau menjawab, “Ya.”
“Apakah seorang mukmin bisa menjadi pendusta?” Beliau menjawab, “Tidak.” (HR. Malik no. 1832; mursal)
Tiga pesan.
Satu kesimpulan.
Iman bisa menerima banyak kelemahan manusia,
tetapi iman tidak menerima dusta.
Dusta dan iman bagai air dan minyak. Tidak akan pernah menyatu.





