Tekan ESC untuk keluar

QURAN HADIST 2
Al-QURAN, HADIS, DAN MESIN (PART 2)

Pada hari kamis, 19 November 1863, di Pemakaman Militer Gettysburg, Pennsylvania, Amerika Serikat, seseorang lelaki…

QURAN HADIST 1
Al-QURAN, HADIS, DAN MESIN (PART 1)

Ketika berdialog dengan orang Amerika yang non-muslim, saya seringkali mendapati mereka berasumsi bahwa Al-Quran itu…

KALAM BARU STOIC
KALAM STOIC DI TAHUN BARU

"Berperanglah dengan sifat burukmu, berdamailah dengan tetanggamu, dan biarkan setiap tahun baru menemukanmu sebagai pribadi…

HUKUM MENGADOPSI SPIRIT DOLL BONEKA ARWAH
HUKUM MENGADOPSI SPIRIT DOLL (BONEKA ARWAH)?

Belakangan ini fenomena spirit doll atau boneka arwah hangat diperbincangkan. Pasalnya, banyak public figure mengadopsinya.…

KETIKA IBU KOTA PINDAH KE BAGHDAD
KETIKA IBU KOTA PINDAH KE BAGHDAD

Khalifah Al-Mansur dari Dinasti Abbasiyah perlu bergerak cepat. Ia perlu menentukan di mana ibu kota…

PEMBANTU
PEMBANTU

Suatu hari Khalifah Umar bin Khattab ra. melewati orang-orang kaya yang sedang asyik makan, sedangkan…

OPEN THE DOOR
OPEN THE DOOR

“Always make the other person feel important,” titah Dale Carnegie, motivator level dewa asal negeri…

MENYAMBUT RAJAB
MENYAMBUT RAJAB

Allah telah menetapkan Rajab sebagai salah satu dari bulan haram (mulia/suci). Allah berfirman: اِنَّ عِدَّةَ…

NABI DAN ISTRINYA
NABI DAN ISTRINYA

Dalam Islam, perempuan bukanlah properti apalagi sansak, tapi makhluk Tuhan yang punya hak atas dirinya…

JUMAT BERKAH
JUMAT BERKAH

Alhamdulillah, di hari Jumat berkah ini, saya berkesempatan bersilaturahim dengan tokoh-tokoh hebat di bank syariah…

@hamdan.hamedan on Instagram
PROF HAYE

Thom Haye namanya.

Sang Profesor julukannya.

Rendah hatinya, cerdas mainnya. 

Darah Indonesia mengalir di tubuhnya.

Dari Jawa tengah dan Sulawesi Utara.

Prof Haye tak suka berdialektika.

Apalagi berpanjang kata.

Dia bicara lewat kakinya.

Di lapangan, dia kuasai irama. 

Bagai Pirlo-nya Indonesia. 

Dia lesatkan umpan jitu mempesona.

Gol demi gol pun tecipta.

Dia dan anak bangsa lainnya.

Membela Garuda dengan cinta. 

Bahu membahu menjaga asa. 

Asa bangsanya yang rindu piala dunia.

Dia adalah kita, kita adalah dia. 

Satu jiwa, satu bangsa, satu Garuda.
AMERIKA EMAS

Di akhir abad ke-18, hiduplah dua rival dan tokoh besar di Amerika Serikat. Thomas Jefferson dan Alexander Hamilton namanya. 

Jefferson, yang tumbuh dalam tradisi agrikultur, lebih condong pada desentralisasi dan pertanian. 

Sementara itu, Hamilton, yang berpengalaman militer dan besar di lingkungan perkotaan, mendukung sentralisasi dan industrialisasi. 

Keduanya punya ide besar untuk negaranya. Keduanya pun ditopang pendukung yang besar. Tapi yang terpenting, keduanya bertekad membuat Amerika, yang belum lama merdeka, menjadi negara besar. 

Meskipun telah lama berseteru, mereka akhirnya setuju untuk mencapai sebuah kompromi. 

Kompromi itu dikenal sebagai Kompromi 1790.

Sederhananya, Jefferson bersedia mendukung Hamilton terkait hutang negara. Hamilton pun mendukung Jefferson terkait pembangunan dan pemindahan ibukota ke daerah yang lebih ke tengah (atau “Amerika-sentris” )—daerah yang kini dikenal sebagai Washington DC. 

Jefferson paham betul pentingnya persatuan di momen krusial dalam sejarah negara yang masih muda. Jangan sampai Amerika layu sebelum berkembang—itu yang ada di benaknya.

Ketika dilantik menjadi presiden, Jefferson tegas berkata: 

“Setiap perbedaan pendapat bukanlah perbedaan prinsip. Kita mungkin punya nama yang berbeda, tapi kita adalah saudara dengan prinsip yang sama.”

Prinsip yang dimaksud Jefferson tak lain adalah prinsip republik yang satu, dan negara yang maju.

Di kemudian hari, sejarawan mencatat bahwa Kompromi 1790 sebagai salah satu kompromi terpenting dalam sejarah Amerika. 

Ketika kedua pemimpin besar memilih untuk menurunkan ego dan bersatu padu, kesuksesan suatu negara sepertinya hanya tinggal menunggu waktu.

Jefferson dan Hamilton pun akhirnya dikenang bukan hanya sebagai rival, tapi sebagai negarawan sejati, yang mampu menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi—mewariskan pelajaran bahwa persatuan adalah fondasi dari Amerika Emas.
BANGGA

Tim dengan ranking FIFA 132 berhasil mengimbangi tim dengan ranking 24. 

Alhamdulillah, super bangga. 

Man of the match adalah Martin “the Wall” Paes: sang Tembok Indonesia. 

Seakan @maartenpaes bangun pagi, bercermin lalu berkata, “Thou shall not pass.” 

Terima kasih banyak seluruh punggawa Garuda. You are truly our joy and pride 🇮🇩🦅🔥

P.S. Kepada pemain diaspora Indonesia yang tinggal di Australia, saya pernah berprediksi, “Indonesia dalam waktu dekat akan mengimbangi Australia.” Alhamdulillah hari ini buktinya 😎
Happy birthday, President Yudhoyono. 

May you be graced with profound joy, enduring health, and abundant blessings. 

Your legacy of wisdom and unwavering dedication to our nation remains an enduring source of inspiration. 

Today, we honor not only your years but the lasting impact of your exemplary leadership. 🫡🇮🇩