Tekan ESC untuk keluar

DANA UMAT

Di zaman Rasulullah ﷺ pernah terjadi penyelewengan dalam bentuk ghulul (pengambilan harta rampasan perang sebelum dibagikan).

Mid’am, seorang pelayan pemberian Rifa’ah bin Zaid, pergi bersama Rasulullah ﷺ dan para sahabat ke Wadil Qura, suatu tempat di Madinah yang dihuni orang-orang Yahudi. Ketika di perjalanan, Mid’am terkena panah hingga menyebabkannya terbunuh.

Saat melihat peristiwa tersebut, para sahabat berkata, “Alangkah senangnya ia mati syahid.”

Rasulullah ﷺ langsung menyanggah dan berkata, “Demi Zat yang diriku berada di tangan-Nya, bahwasanya kain yang diambilnya saat perang Khaibar dari barang-barang ghanimah yang belum resmi dibagi, akan menyalakan api baginya.”

Mendengar ancaman Rasulullah ﷺ, seseorang spontan berdiri dan mengakui bahwa ia juga telah mengambil tali dari harta ghanimah (harta rampasan perang) untuk dijadikan sandal.

Rasulullah ﷺ bersabda lagi, “Tali sandal dari neraka.” (Lihat HR. Bukhari no. 4234).

Dengan kata lain, Rasulullah ﷺ ingin mengajarkan kepada umatnya bahwa harta yang diselewengkan akan menjadi pendorong seseorang ke neraka. Bahkan, seseorang yang berjihad sekalipun dapat kehilangan gelar syahid karena memakan harta kaum muslimin.

Allah berfirman:

وَمَنْ يَّغْلُلْ يَأْتِ بِمَا غَلَّ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۚ ثُمَّ تُوَفّٰى كُلُّ نَفْسٍ مَّا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ – ١٦١

Barangsiapa berkhianat, niscaya pada hari Kiamat dia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu. Kemudian setiap orang akan diberi balasan yang sempurna sesuai dengan apa yang dilakukannya, dan mereka tidak dizalimi (QS. Ali Imran [3]: 161).

Ayat di atas menegaskan bahwa setiap harta ghulul akan dipertanggungjawabkan kelak di hari kiamat. Begitu pula dengan dana bantuan sosial.

Rasulullah ﷺ bersabda:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ مَنْ عَمِلَ مِنْكُمْ لَنَا عَلَى عَمَلٍ فَكَتَمَنَا مِنْهُ مِخْيَطًا فَمَا فَوْقَهُ فَهُوَ غُلٌّ يَأْتِي بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ‏

Wahai manusia, jika ada di antara kalian yang diberi jabatan administratif lalu ia menyembunyikan sesuatu dari kami walau sekecil jarum, berarti ia telah curang. Dan kecurangannya itu akan ia bawa di hari kiamat nanti.

Untungnya, penyakit yang buruk ini, bila dihindari, kata Rasulullah ﷺ dapat membawa seseorang ke surga.

مَنْ مَاتَ وَهُوَ بَرِيءٌ مِنْ ثَلاَثٍ الْكِبْرِ وَالْغُلُولِ وَالدَّيْنِ دَخَلَ الْجَنَّةَ

Barang siapa yang mati dalam keadaan bebas dari kesombongan, korupsi, dan utang, maka ia akan masuk surga (HR. Tirmidzi no. 1572).

@hamdan.hamedan on Instagram
ARAN DAN SUARANYA

Di tanah jauh, Aran memimpin negara,
Ikhtiar ubah nasib rakyat dengan kerja dan karya,
Namun suara hanya mencari cela,
Menutup mata pada prestasi yang nyata.

Ia bangun negara, mereka sebut tipu daya,
Ia bantu rakyat tak berdaya, mereka bilang hanya sandiwara,
Tangan berupaya layani rakyat tanpa jeda,
Meski suara sibuk kerdilkan fakta.

Aran, tak goyah walau dihujat,
Tahu bahwa kebaikan tak bisa dilumat,
Sejarah dipatri dari karya dan niat,
Bukan dari suara yang dipenuhi syarat.

Waktu berlalu, celaan terkubur di tanah,
Kerja Aran tak luntur oleh fitnah,
Suara sumbang pun hilang, dilupakan dalam sunyi,
Sementara Aran dikenang hingga nanti.
striker timnas semakin nyetel, sementara wasit semakin…

Jadi teringat sebuah ayat, “Dan kami jadikan sebagian dari kamu cobaan bagi sebagian yang lain.” (QS. Al-Furqan: 20)

Life isn’t always fair, but the show must go on. We will pay in full by defeating them next time, fair and square, without the interference of the referee. Bismillah 💪🏻💪🏻
CERITA LAMA

Genosida di Gaza bukanlah cerita baru,
Tapi cerita puluhan tahun luka membiru,
Di balik reruntuhan ada tangis bisu,
Dicampakkan dunia, sendiri menghadapi pilu.

Langitnya gelap, buminya luluh lantak,
Ribuan nyawa lenyap, tanpa jejak,
Di mana Barat yang lantang mendukung HAM dan Ukraina?
Kalau soal Palestina, ah itu beda cerita. 

Para pemimpin Arab menyimpan mimpi,
Menjadi Salahuddin baru nan gagah berani,
Namun ketika datang waktunya beraksi,
Hilang nyali, takut pada bayang sendiri.

Syuhada yang pergi takkan kembali,
Gaza tetap berdiri, walau hampir mati,
Dalam dentuman dan reruntuhan, ada doa sang yatim sunyi,
Menanti akhir dari luka yang tak terperi.
PENJAGA INDONESIA 

Mereka menjawab panggilan saat yang lain enggan,
Melangkah tanpa ragu, songsong bahaya di depan
Mereka bertempur dalam gelap pekat 
Agar kita dapat melihat terang, menikmati hidup yang hangat.

Mereka tinggalkan nyaman, rumah, dan pasangan tercinta 
Demi sumpah setia pada bangsa 
Di setiap langkah mereka, kita temukan arti pengorbanan,
Demi negeri ini tetap aman.

Mereka tak minta pujian atau tepuk tangan meriah,
Sekalipun mereka adalah pahlawan, dalam diam yang gagah.
Demi kita, mereka korbankan segalanya,
Di laut, di darat, dan di udara.

Tanah air ini tegak karena ada mereka di barisan terdepan,
Dalam keberanian mereka, kita temukan alasan untuk bertahan—alasan untuk melanjutkan.
Selamat ulang tahun, TNI tercinta,
Kebanggaan bangsa, penjaga Indonesia. 🇮🇩