Tekan ESC untuk keluar

DARI AKADEMISI HINGGA PENGUSAHA: RAGAM PROFESI DIASPORA INDONESIA DI BELANDA

Diaspora Indonesia di Belanda memiliki populasi yang signifikan dan memainkan peran penting dalam berbagai sektor di negara tersebut. Keberadaan mereka tidak hanya berkontribusi pada perekonomian lokal, tetapi juga dalam mempromosikan budaya Indonesia di Belanda. Artikel ini akan mengupas lebih dalam mengenai jumlah, profesi yang digeluti, komunitas yang aktif, serta kontribusi diaspora Indonesia dalam konteks budaya dan ekonomi.

Populasi Diaspora Indonesia di Belanda

Populasi diaspora Indonesia di Belanda mencapai sekitar 2 juta orang, yang mencakup sekitar 10% dari total populasi Belanda. Sebagian besar dari mereka adalah keturunan Indonesia yang datang ke Belanda pada masa kolonial dan pasca-kemerdekaan, serta gelombang terbaru yang datang untuk bekerja atau belajar​​.

Profesi dan Pekerjaan

Diaspora Indonesia di Belanda bekerja di berbagai bidang profesional. Banyak dari mereka yang bekerja sebagai akademisi, insinyur, perawat, pengusaha, dan pekerja di sektor jasa. Selain itu, terdapat juga mahasiswa Indonesia yang melanjutkan pendidikan tinggi di berbagai universitas ternama di Belanda. Keragaman profesi ini menunjukkan kontribusi besar mereka dalam berbagai sektor di Belanda.

Komunitas dan Perkumpulan Diaspora

Diaspora Indonesia di Belanda sangat aktif dalam membentuk berbagai komunitas dan organisasi untuk memperkuat jaringan sosial dan mempromosikan budaya Indonesia. Beberapa komunitas dan organisasi yang aktif antara lain:

  1. Indonesian Diaspora Network – Netherlands (IDN-NL): Organisasi ini bertujuan untuk menghubungkan diaspora Indonesia dengan tanah air melalui berbagai kegiatan budaya, sosial, dan ekonomi. Mereka sering mengadakan seminar, webinar, dan proyek kolaboratif di Indonesia​ (IndoDiasNetNL)​.
  2. Asosiasi Pengusaha Indonesia di Belanda (Aspina): Didirikan untuk menjembatani pengusaha Indonesia dan Belanda, serta memfasilitasi kerja sama bisnis antara kedua negara​.
  3. Perhimpunan Pelajar Indonesia di Belanda (PPI Belanda): Komunitas ini aktif dalam mengorganisir kegiatan untuk mendukung mahasiswa Indonesia di Belanda, termasuk orientasi akademik, seminar, dan acara budaya​.

Komunitas-komunitas ini mengadakan berbagai kegiatan, termasuk pertemuan rutin, kegiatan olahraga, seminar, dan acara budaya, untuk memperkuat tali persaudaraan dan menjaga identitas budaya Indonesia di Belanda.

Peran Strategis dalam Promosi Budaya dan Ekonomi

Diaspora Indonesia di Belanda memainkan peran penting dalam mempromosikan budaya Indonesia melalui berbagai acara dan kegiatan. Mereka mengadakan pameran seni, festival budaya, dan pertunjukan musik tradisional yang menarik perhatian masyarakat lokal dan internasional. Selain itu, mereka juga aktif dalam mendukung pembangunan di Indonesia melalui investasi dan kolaborasi dengan berbagai instansi di tanah air.

Misalnya, IDN-NL sering mengadakan acara seperti “Indonesia Business Forum” yang bertujuan untuk menghubungkan pengusaha Indonesia dan Belanda. Selain itu, mereka juga mengadakan acara budaya seperti “Indonesian Cultural Festival” yang menampilkan berbagai kesenian tradisional Indonesia seperti tari, musik, dan kuliner​.

Tantangan yang Dihadapi

Meskipun diaspora Indonesia di Belanda memiliki banyak potensi, mereka juga menghadapi berbagai tantangan. Salah satu tantangan utama adalah menjaga identitas budaya Indonesia di tengah kehidupan di negara asing. Selain itu, mereka juga harus beradaptasi dengan sistem sosial dan ekonomi yang berbeda di Belanda. Pemerintah Indonesia melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia di Belanda terus berupaya memberikan dukungan dan layanan yang diperlukan untuk memastikan kesejahteraan diaspora Indonesia di sana​.

Diaspora Indonesia di Belanda adalah komunitas besar yang berkontribusi signifikan dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya. Mereka memainkan peran penting dalam memperkenalkan budaya Indonesia ke dunia internasional dan mendukung pembangunan di tanah air. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, diaspora Indonesia di Belanda terus berusaha memperkuat komunitas dan berperan aktif dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi kedua negara.

@hamdan.hamedan on Instagram
PROF HAYE

Thom Haye namanya.

Sang Profesor julukannya.

Rendah hatinya, cerdas mainnya. 

Darah Indonesia mengalir di tubuhnya.

Dari Jawa tengah dan Sulawesi Utara.

Prof Haye tak suka berdialektika.

Apalagi berpanjang kata.

Dia bicara lewat kakinya.

Di lapangan, dia kuasai irama. 

Bagai Pirlo-nya Indonesia. 

Dia lesatkan umpan jitu mempesona.

Gol demi gol pun tecipta.

Dia dan anak bangsa lainnya.

Membela Garuda dengan cinta. 

Bahu membahu menjaga asa. 

Asa bangsanya yang rindu piala dunia.

Dia adalah kita, kita adalah dia. 

Satu jiwa, satu bangsa, satu Garuda.
AMERIKA EMAS

Di akhir abad ke-18, hiduplah dua rival dan tokoh besar di Amerika Serikat. Thomas Jefferson dan Alexander Hamilton namanya. 

Jefferson, yang tumbuh dalam tradisi agrikultur, lebih condong pada desentralisasi dan pertanian. 

Sementara itu, Hamilton, yang berpengalaman militer dan besar di lingkungan perkotaan, mendukung sentralisasi dan industrialisasi. 

Keduanya punya ide besar untuk negaranya. Keduanya pun ditopang pendukung yang besar. Tapi yang terpenting, keduanya bertekad membuat Amerika, yang belum lama merdeka, menjadi negara besar. 

Meskipun telah lama berseteru, mereka akhirnya setuju untuk mencapai sebuah kompromi. 

Kompromi itu dikenal sebagai Kompromi 1790.

Sederhananya, Jefferson bersedia mendukung Hamilton terkait hutang negara. Hamilton pun mendukung Jefferson terkait pembangunan dan pemindahan ibukota ke daerah yang lebih ke tengah (atau “Amerika-sentris” )—daerah yang kini dikenal sebagai Washington DC. 

Jefferson paham betul pentingnya persatuan di momen krusial dalam sejarah negara yang masih muda. Jangan sampai Amerika layu sebelum berkembang—itu yang ada di benaknya.

Ketika dilantik menjadi presiden, Jefferson tegas berkata: 

“Setiap perbedaan pendapat bukanlah perbedaan prinsip. Kita mungkin punya nama yang berbeda, tapi kita adalah saudara dengan prinsip yang sama.”

Prinsip yang dimaksud Jefferson tak lain adalah prinsip republik yang satu, dan negara yang maju.

Di kemudian hari, sejarawan mencatat bahwa Kompromi 1790 sebagai salah satu kompromi terpenting dalam sejarah Amerika. 

Ketika kedua pemimpin besar memilih untuk menurunkan ego dan bersatu padu, kesuksesan suatu negara sepertinya hanya tinggal menunggu waktu.

Jefferson dan Hamilton pun akhirnya dikenang bukan hanya sebagai rival, tapi sebagai negarawan sejati, yang mampu menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi—mewariskan pelajaran bahwa persatuan adalah fondasi dari Amerika Emas.
BANGGA

Tim dengan ranking FIFA 132 berhasil mengimbangi tim dengan ranking 24. 

Alhamdulillah, super bangga. 

Man of the match adalah Martin “the Wall” Paes: sang Tembok Indonesia. 

Seakan @maartenpaes bangun pagi, bercermin lalu berkata, “Thou shall not pass.” 

Terima kasih banyak seluruh punggawa Garuda. You are truly our joy and pride 🇮🇩🦅🔥

P.S. Kepada pemain diaspora Indonesia yang tinggal di Australia, saya pernah berprediksi, “Indonesia dalam waktu dekat akan mengimbangi Australia.” Alhamdulillah hari ini buktinya 😎
Happy birthday, President Yudhoyono. 

May you be graced with profound joy, enduring health, and abundant blessings. 

Your legacy of wisdom and unwavering dedication to our nation remains an enduring source of inspiration. 

Today, we honor not only your years but the lasting impact of your exemplary leadership. 🫡🇮🇩