“Izin Habib @alhabibjindan , saya datang untuk meminta harta termahal Habib,” ucap saya kepada beliau setelah memperkenalkan diri.
Habib Jindan tersenyum. Beliau langsung tahu apa yang saya maksud.
Sementara tiga anak muda di belakang saya melongo.
Tentunya, saya tidak meminta mobil, rumah, atau apa pun yang bersifat materi dari beliau. Tapi suatu yang lebih berharga lagi.
Apa itu?
Bagi ulama, harta termahal adalah waktunya.
Hilang motor, dapat dicari dan dibeli kembali.
Tapi kalau hilang waktu, bisa dicari dan dibeli di mana? Tidak ada dealer waktu.
Oleh karenanya, Imam Al-Ghazali mengatakan, “Waktumu adalah hidupmu dan ia laksana es yang mencair. Maka jangan biarkan waktumu terbuang percuma.”
“InsyaAllah saya siap mewakafkan harta termahal—waktu saya—untuk dakwah,” ujar sang Habib sambil tersenyum.
Alhamdulilah, tim @kesan_app sedang merencanakan sebuah event dakwah dengan beliau di bulan Oktober. Mohon doanya agar semua lancar.
Terima kasih banyak Habib Jindan atas kebaikan hatinya dan keramahannya. Terima kasih banyak pula Ustadz Khodir yang telah mewasilahi pertemuan ini.
~ Cintailah Allah atas nikmat yang telah diberikan oleh-Nya, dan cintailah aku karena cinta kepada Allah, serta cintailah ahlul baitku karena cinta kepadaku (HR. Tirmidzi no. 3789; hasan).