Tekan ESC untuk keluar

IBU

Syeikh Bilal Al-Khawwas sedang berjalan-jalan di Tih Bani Israil. Tempat itu berada di wilayah Baitul Maqdis.
Tiba-tiba seseorang mengikuti Bilal dalam perjalanan dan berdiri di sampingnya. Bilal sontak kaget dengan keberadaan orang itu.
Namun, Bilal mendapat ilham bahwa orang di sampingnya adalah Nabi Khidir as.
Khidir adalah seorang nabi yang Allah anugerahi hikmah dan pengetahuan tentang hal gaib. Allah menceritakan dalam Al-Qur’an bahwa Nabi Musa as. pernah belajar kepada Nabi Khidir.
Dan sebagian ulama, seperti Imam Nawawi, menyatakan bahwa mungkin saja Nabi Khidir masih hidup sampai hari ini.
Untuk memastikan ilham yang ia terima, Bilal bertanya kepada orang tersebut, “Demi Allah, siapakah engkau?”
Orang itu kemudian menjawab, “Aku adalah saudaramu, Khidir.”
Bilal pun tidak mau melewatkan kesempatan bertemu dengan Nabi Khidir begitu saja. “Aku ingin bertanya kepadamu,” pinta Bilal.
Nabi Khidir menjawab, “Tanyakanlah.”
Kemudian Bilal bertanya pendapat Nabi Khidir tentang beberapa ulama besar, seperti Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafii, dan Imam Ahmad bin Hanbal.
Nabi Khidir menjawab bahwa mereka adalah kekasih Allah dan orang-orang yang benar.
“Dan bagaimana pendapatmu tentang Bisyr bin Haris?” tanya Bilal lagi.
“Tidak ada orang yang menyerupainya setelah ini,” jawab Nabi Khidir.
Bilal masih takjub dengan anugerah Allah yang mempertemukannya dengan Nabi Khidir. Terakhir, ia kembali bertanya, “Karena amalan apa aku dapat berjumpa denganmu hari ini?”
Nabi Khidir menjawab, “Karena baktimu kepada ibumu.”
Berbakti kepada ibu adalah salah satu amalan yang paling utama dalam Islam.
Allah memuliakan ibu dengan menyebutkan langsung dalam Al-Qur’an tiga perannya yang tak tergantikan, yaitu mengandung, melahirkan, dan menyusui. Karena tiga hal ini, tidak ada seorang pun anak di dunia ini yang bisa menebus jasa ibunya.
Cara paling ringan untuk berterima kasih kepada ibu adalah dengan selalu mendoakannya usai shalat. Salah satu guru dari Imam Syafii, Imam Sufyan bin Uyainah, pernah berkata:
“Saat engkau shalat, engkau berbakti kepada Allah, dan jika engkau mendoakan orang tuamu setelah shalat, maka engkau berbakti kepada mereka.”
Adalah suatu kebiasaan yang sangat baik untuk rutin mendoakan ibu kita setelah shalat wajib, terlepas ibu kita masih hidup atau sudah wafat. Pertama, karena salah satu waktu yang paling utama untuk berdoa adalah setelah shalat wajib (HR. Tirmidzi no. 3499).
Kedua, karena doa anak yang saleh itu didengar oleh Allah. Rasulullah ﷺ suatu saat bercerita:
إِنَّ الرَّجُلَ لَتُرْفَعُ دَرَجَتُهُ فِي الْجَنَّةِ فَيَقُولُ أَنَّى هَذَا فَيُقَالُ بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ
Seseorang (orang tua) akan diangkat derajatnya di Surga, lalu ia bertanya, ‘Bagaimana ini bisa terjadi?’ lalu dijawab, ‘Karena anakmu telah memohon ampun untukmu’ (HR. Ibnu Majah no. 3660).
Selamat Hari Ibu, doaku selalu untukmu Wirda Saleh.
@hamdan.hamedan on Instagram
Sebagian yang saya sampaikan saat diwawancarai @sport77official bersama Bang @mamat_alkatiri dan Coach @riphanpradipta 

Fakta sejarah yang saat pertama kali saya mengetahuinya membuat saya tertegun sedih. 

#timnasionalindonesia #beritabola #pemaindiaspora #sty #sepakbola #sepakbolaindonesia #meeshilgers #timnassenior #shintaeyong #timnasday #pialadunia #sepakbolamenyatukankita #timnasjuara #timnasgaruda #pemaintimnas #timnasional #naturalisasi #timnassenior #timnasindonesia #sepakbolaindonesia #bolaindonesia #hamdanhamedan #elianoreijnders #pemainketurunan #pssi #sepakbola #sepakbolaindonesia #timnas #timnassenior #ultrasindonesia
ARAN DAN SUARA

Di tanah jauh, Aran memimpin negara,
Ikhtiar ubah nasib rakyat dengan karya,
Namun suara hanya mencari cela,
Menutup mata pada prestasi nyata.

Ia bangun negara, suara sebut tipu daya,
Ia bantu rakyat tak berdaya, suara bilang hanya sandiwara,
Tangan Aran berupaya bekerja,
Meski suara sibuk kerdilkan fakta.

Aran, tak goyah walau dihujat,
Tahu bahwa kebaikan tak bisa dilumat,
Sejarah dipatri dari karya dan niat,
Bukan dari suara yang dipenuhi syarat.

Waktu berlalu, celaan terkubur di tanah,
Kerja Aran tak luntur oleh fitnah,
Suara sumbang hilang, dilupakan dalam sunyi,
Sementara Aran dikenang lestari.
striker timnas semakin nyetel, sementara wasit semakin…

Jadi teringat sebuah ayat, “Dan kami jadikan sebagian dari kamu cobaan bagi sebagian yang lain.” (QS. Al-Furqan: 20)

Life isn’t always fair, but the show must go on. We will pay in full by defeating them next time, fair and square, without the interference of the referee. Bismillah 💪🏻💪🏻
CERITA LAMA

Genosida di Gaza bukanlah cerita baru,
Tapi cerita puluhan tahun luka membiru,
Di balik reruntuhan ada tangis bisu,
Dicampakkan dunia, sendiri menghadapi pilu.

Langitnya gelap, buminya luluh lantak,
Ribuan nyawa lenyap, tanpa jejak,
Di mana Barat yang lantang mendukung HAM dan Ukraina?
Kalau soal Palestina, ah itu beda cerita. 

Para pemimpin Arab menyimpan mimpi,
Menjadi Salahuddin baru nan gagah berani,
Namun ketika datang waktunya beraksi,
Hilang nyali, takut pada bayang sendiri.

Syuhada yang pergi takkan kembali,
Gaza tetap berdiri, walau hampir mati,
Dalam dentuman dan reruntuhan, ada doa sang yatim sunyi,
Menanti akhir dari luka yang tak terperi.