Tekan ESC untuk keluar

KAROMAH

Imam Ibnul Mubarak dikabari bahwa budaknya suka menjarah kubur di malam hari. Beliau pun mau tidak mau menginvestigasi kabar tersebut.

Sesampainya di kuburan, Imam Ibnul Mubarak mendapati budaknya membuka terpal dan di dalamnya ada lubang galian kubur.

Nah, di dalam lubang galian tersebut ada bansos—eh maaf salah—ada sajadah. Dan, di atas sajadah, di dalam kubur tersebut, sang budak beribadah dan menangis kepada Allah semalaman.

Imam Ibnul Mubarak tak kuasa membendung tangisnya. Beliau kecewa pada dirinya telah percaya kabar yang tak benar tersebut. Rupanya sang budak adalah orang alim yang tak ingin diketahui oleh orang lain.

Ketika menjelang Subuh, sang budak berdiri lalu mengangkat tangannya ke langit, “Ya Allah, ya Tuhanku, aku melayani-Mu semalaman, kini pagi telah tiba, aku harus melayani tuanku berdagang.”

Seketika itu pula cahaya muncul di atas kepalanya disertai gemerincing uang dirham turun dari langit menuju tangan sang budak.

Imam Ibnul Mubarak tak kuasa lagi, beliau pun lompat dan langsung memeluk budaknya.

“Sungguh engkau adalah tuannya, bukan aku,” kata Ibnul Mubarak. “Aku ini tak ada apa-apanya dibandingkan denganmu.”

Sang budak pun menangis lalu menjerit, “Ya Allah, Engkau telah membuka tabirku, bawalah aku kepada-Mu kalau Engkau ridha.” Seketika itu pula sang budak menghembuskan nafas terakhirnya.

~ Wali itu menutupi kewaliannya dan tidak mungkin mengkomersialkan karomahnya. Yang mengaku wali itu kemungkinan wali murid.

@hamdan.hamedan on Instagram
ARAN DAN SUARANYA

Di tanah jauh, Aran memimpin negara,
Ikhtiar ubah nasib rakyat dengan kerja dan karya,
Namun suara hanya mencari cela,
Menutup mata pada prestasi yang nyata.

Ia bangun negara, mereka sebut tipu daya,
Ia bantu rakyat tak berdaya, mereka bilang hanya sandiwara,
Tangan berupaya layani rakyat tanpa jeda,
Meski suara sibuk kerdilkan fakta.

Aran, tak goyah walau dihujat,
Tahu bahwa kebaikan tak bisa dilumat,
Sejarah dipatri dari karya dan niat,
Bukan dari suara yang dipenuhi syarat.

Waktu berlalu, celaan terkubur di tanah,
Kerja Aran tak luntur oleh fitnah,
Suara sumbang pun hilang, dilupakan dalam sunyi,
Sementara Aran dikenang hingga nanti.
striker timnas semakin nyetel, sementara wasit semakin…

Jadi teringat sebuah ayat, “Dan kami jadikan sebagian dari kamu cobaan bagi sebagian yang lain.” (QS. Al-Furqan: 20)

Life isn’t always fair, but the show must go on. We will pay in full by defeating them next time, fair and square, without the interference of the referee. Bismillah 💪🏻💪🏻
CERITA LAMA

Genosida di Gaza bukanlah cerita baru,
Tapi cerita puluhan tahun luka membiru,
Di balik reruntuhan ada tangis bisu,
Dicampakkan dunia, sendiri menghadapi pilu.

Langitnya gelap, buminya luluh lantak,
Ribuan nyawa lenyap, tanpa jejak,
Di mana Barat yang lantang mendukung HAM dan Ukraina?
Kalau soal Palestina, ah itu beda cerita. 

Para pemimpin Arab menyimpan mimpi,
Menjadi Salahuddin baru nan gagah berani,
Namun ketika datang waktunya beraksi,
Hilang nyali, takut pada bayang sendiri.

Syuhada yang pergi takkan kembali,
Gaza tetap berdiri, walau hampir mati,
Dalam dentuman dan reruntuhan, ada doa sang yatim sunyi,
Menanti akhir dari luka yang tak terperi.
PENJAGA INDONESIA 

Mereka menjawab panggilan saat yang lain enggan,
Melangkah tanpa ragu, songsong bahaya di depan
Mereka bertempur dalam gelap pekat 
Agar kita dapat melihat terang, menikmati hidup yang hangat.

Mereka tinggalkan nyaman, rumah, dan pasangan tercinta 
Demi sumpah setia pada bangsa 
Di setiap langkah mereka, kita temukan arti pengorbanan,
Demi negeri ini tetap aman.

Mereka tak minta pujian atau tepuk tangan meriah,
Sekalipun mereka adalah pahlawan, dalam diam yang gagah.
Demi kita, mereka korbankan segalanya,
Di laut, di darat, dan di udara.

Tanah air ini tegak karena ada mereka di barisan terdepan,
Dalam keberanian mereka, kita temukan alasan untuk bertahan—alasan untuk melanjutkan.
Selamat ulang tahun, TNI tercinta,
Kebanggaan bangsa, penjaga Indonesia. 🇮🇩