Tekan ESC untuk keluar

BURUH BEKERJA 1
BURUH BEKERJA

Bekerja untuk mencari nafkah adalah nilai yang ditekankan dalam Islam. Walaupun berasal dari keluarga terpandang,…

HUKUM MASUK RUMAH IBADAH NON MUSLIM
HUKUM MASUK RUMAH IBADAH NON-MUSLIM?

Jawaban (Kiai Muhammad Hamdi): Sama seperti pendapat hukum non-muslim memasuki masjid, hukum seorang muslim memasuki…

HANYA BERBICARA BAIK TERHADAP YANG SUDAH MENINGGAL
HANYA BERBICARA BAIK TERHADAP YANG SUDAH MENINGGAL

Dulu waktu saya kecil, saya pernah ikut menshalatkan, mengantarkan, dan menguburkan jenazah kerabat saya. Suasana…

Yang Dikutip Noam Chomsky
Yang Dikutip Noam Chomsky

Kutipan yang banyak beredar di internet bukanlah ucapan Noam Chomsky, tetapi ungkapan protes dari seseorang…

TRUMAN AWAL KISAH ISRAEL AMERIKA
TRUMAN: AWAL KISAH ISRAEL-AMERIKA

11 menit setelah David Ben-Gurion, seorang Zionis karismatik, mendeklarasikan pendirian negara Israel pada 14 Mei…

WIMAR WITOELAR NO REGRETS
WIMAR WITOELAR: NO REGRETS

“Saya tahu pemerintahan Gus Dur akan digoyang dengan hebat dan sulit bertahan lama,” kata Pak…

PERGESERAN TEKTONIK
PERGESERAN TEKTONIK

“Sama saja membunuh karir politik sendiri bila anggota Kongres [DPR/DPD di Amerika Serikat] mengkritik kebijakan…

MENYAMBUT GERHANA BULAN 1
MENYAMBUT GERHANA BULAN

Gerhana Bulan Total bersamaan dengan Supermoon diprediksi akan terlihat di wilayah Indonesia pada Rabu, 26…

Mengazani Jenazah dalam Kubur
MENGAZANI JENAZAH DALAM KUBUR?

Azan dan iqamat pada dasarnya adalah penanda masuknya waktu shalat wajib. Azan dikumandangkan sebagai pemberitahuan…

MENYAMBUT ELCLASICO MALAM INI
MENYAMBUT ELCLÁSICO MALAM INI

Tidak mudah untuk bertahan lama di klub besar seperti Real Madrid yang memiliki kemampuan finansial…

@hamdan.hamedan on Instagram
PROF HAYE

Thom Haye namanya.

Sang Profesor julukannya.

Rendah hatinya, cerdas mainnya. 

Darah Indonesia mengalir di tubuhnya.

Dari Jawa tengah dan Sulawesi Utara.

Prof Haye tak suka berdialektika.

Apalagi berpanjang kata.

Dia bicara lewat kakinya.

Di lapangan, dia kuasai irama. 

Bagai Pirlo-nya Indonesia. 

Dia lesatkan umpan jitu mempesona.

Gol demi gol pun tecipta.

Dia dan anak bangsa lainnya.

Membela Garuda dengan cinta. 

Bahu membahu menjaga asa. 

Asa bangsanya yang rindu piala dunia.

Dia adalah kita, kita adalah dia. 

Satu jiwa, satu bangsa, satu Garuda.
AMERIKA EMAS

Di akhir abad ke-18, hiduplah dua rival dan tokoh besar di Amerika Serikat. Thomas Jefferson dan Alexander Hamilton namanya. 

Jefferson, yang tumbuh dalam tradisi agrikultur, lebih condong pada desentralisasi dan pertanian. 

Sementara itu, Hamilton, yang berpengalaman militer dan besar di lingkungan perkotaan, mendukung sentralisasi dan industrialisasi. 

Keduanya punya ide besar untuk negaranya. Keduanya pun ditopang pendukung yang besar. Tapi yang terpenting, keduanya bertekad membuat Amerika, yang belum lama merdeka, menjadi negara besar. 

Meskipun telah lama berseteru, mereka akhirnya setuju untuk mencapai sebuah kompromi. 

Kompromi itu dikenal sebagai Kompromi 1790.

Sederhananya, Jefferson bersedia mendukung Hamilton terkait hutang negara. Hamilton pun mendukung Jefferson terkait pembangunan dan pemindahan ibukota ke daerah yang lebih ke tengah (atau “Amerika-sentris” )—daerah yang kini dikenal sebagai Washington DC. 

Jefferson paham betul pentingnya persatuan di momen krusial dalam sejarah negara yang masih muda. Jangan sampai Amerika layu sebelum berkembang—itu yang ada di benaknya.

Ketika dilantik menjadi presiden, Jefferson tegas berkata: 

“Setiap perbedaan pendapat bukanlah perbedaan prinsip. Kita mungkin punya nama yang berbeda, tapi kita adalah saudara dengan prinsip yang sama.”

Prinsip yang dimaksud Jefferson tak lain adalah prinsip republik yang satu, dan negara yang maju.

Di kemudian hari, sejarawan mencatat bahwa Kompromi 1790 sebagai salah satu kompromi terpenting dalam sejarah Amerika. 

Ketika kedua pemimpin besar memilih untuk menurunkan ego dan bersatu padu, kesuksesan suatu negara sepertinya hanya tinggal menunggu waktu.

Jefferson dan Hamilton pun akhirnya dikenang bukan hanya sebagai rival, tapi sebagai negarawan sejati, yang mampu menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi—mewariskan pelajaran bahwa persatuan adalah fondasi dari Amerika Emas.
BANGGA

Tim dengan ranking FIFA 132 berhasil mengimbangi tim dengan ranking 24. 

Alhamdulillah, super bangga. 

Man of the match adalah Martin “the Wall” Paes: sang Tembok Indonesia. 

Seakan @maartenpaes bangun pagi, bercermin lalu berkata, “Thou shall not pass.” 

Terima kasih banyak seluruh punggawa Garuda. You are truly our joy and pride 🇮🇩🦅🔥

P.S. Kepada pemain diaspora Indonesia yang tinggal di Australia, saya pernah berprediksi, “Indonesia dalam waktu dekat akan mengimbangi Australia.” Alhamdulillah hari ini buktinya 😎
Happy birthday, President Yudhoyono. 

May you be graced with profound joy, enduring health, and abundant blessings. 

Your legacy of wisdom and unwavering dedication to our nation remains an enduring source of inspiration. 

Today, we honor not only your years but the lasting impact of your exemplary leadership. 🫡🇮🇩