Tekan ESC untuk keluar

PEMERINTAH DAN RAKYAT GAME ON
PEMERINTAH DAN RAKYAT: GAME ON

Jadi rakyat itu tidak mudah. Begitu pula jadi pemerintah. Ada tantangannya masing-masing. Rakyat itu tantangannya…

SI TIKUS DAN SI UNTA
SI TIKUS DAN SI UNTA

Suatu hari, seekor tikus menemukan seutas tali tambatan unta lalu mulai menariknya. Karena si unta…

HIBAH 2 TRILIUN DAN WAKAF 1000 TAHUN
HIBAH 2 TRILIUN DAN WAKAF 1000 TAHUN

Senang dan salut sekali membaca berita bahwa ada sebuah keluarga pengusaha di Sumatera Selatan yang…

PUNYA 1000 PROVINSI PUN AKAN HILANG
PUNYA 1000 PROVINSI PUN AKAN HILANG

Alkisah di negeri Cina beberapa abad yang lalu, ada seorang kriminal besar kabur dari satu…

HUMOR SUFI TAPI MASALAHNYA
HUMOR SUFI: TAPI MASALAHNYA

Suatu hari, seekor singa jantan dengan buas menyerang sebuah karavan.Seorang laki-laki yang ikut karavan tersebut…

PANDEMI DAN MARCUS AURELIUS
PANDEMI DAN MARCUS AURELIUS

Belum tuntas kabar serbuan suku-bangsa Jermanik di perbatasan utara Romawi, Kaisar Romawi Marcus Aurelius tiba-tiba…

TAHUN BARU ISLAM AWALILAH DENGAN DOA
TAHUN BARU ISLAM: AWALILAH DENGAN DOA

Adakah doa yang dapat dibaca menjelang bulan atau tahun baru? Mungkin sebelum ke sana, ada…

BELAJAR HADIS ADALAH JALAN NINJAKU
BELAJAR HADIS ADALAH “JALAN NINJAKU”

Usai shalat Idul Adha, Imam Zuhri mendengar ada yang mengetuk pintu rumahnya. Rupanya Imam Malik…

PEJUANG DI GELANGGANG
PEJUANG DI GELANGGANG

Untuk para pemimpin di luar sana, terlepas sekecil atau sebesar apa pun tanggung jawabmu. Dari…

KALIAN PUNYA JAMNYA TAPI KAMI PUNYA WAKTUNYA
KALIAN PUNYA JAMNYA, TAPI KAMI PUNYA WAKTUNYA

Ketika Rick Hillier, purnawirawan jenderal dan menteri pertahanan Kanada, bertemu dengan salah seorang komandan Taliban,…

@hamdan.hamedan on Instagram
PROF HAYE

Thom Haye namanya.

Sang Profesor julukannya.

Rendah hatinya, cerdas mainnya. 

Darah Indonesia mengalir di tubuhnya.

Dari Jawa tengah dan Sulawesi Utara.

Prof Haye tak suka berdialektika.

Apalagi berpanjang kata.

Dia bicara lewat kakinya.

Di lapangan, dia kuasai irama. 

Bagai Pirlo-nya Indonesia. 

Dia lesatkan umpan jitu mempesona.

Gol demi gol pun tecipta.

Dia dan anak bangsa lainnya.

Membela Garuda dengan cinta. 

Bahu membahu menjaga asa. 

Asa bangsanya yang rindu piala dunia.

Dia adalah kita, kita adalah dia. 

Satu jiwa, satu bangsa, satu Garuda.
AMERIKA EMAS

Di akhir abad ke-18, hiduplah dua rival dan tokoh besar di Amerika Serikat. Thomas Jefferson dan Alexander Hamilton namanya. 

Jefferson, yang tumbuh dalam tradisi agrikultur, lebih condong pada desentralisasi dan pertanian. 

Sementara itu, Hamilton, yang berpengalaman militer dan besar di lingkungan perkotaan, mendukung sentralisasi dan industrialisasi. 

Keduanya punya ide besar untuk negaranya. Keduanya pun ditopang pendukung yang besar. Tapi yang terpenting, keduanya bertekad membuat Amerika, yang belum lama merdeka, menjadi negara besar. 

Meskipun telah lama berseteru, mereka akhirnya setuju untuk mencapai sebuah kompromi. 

Kompromi itu dikenal sebagai Kompromi 1790.

Sederhananya, Jefferson bersedia mendukung Hamilton terkait hutang negara. Hamilton pun mendukung Jefferson terkait pembangunan dan pemindahan ibukota ke daerah yang lebih ke tengah (atau “Amerika-sentris” )—daerah yang kini dikenal sebagai Washington DC. 

Jefferson paham betul pentingnya persatuan di momen krusial dalam sejarah negara yang masih muda. Jangan sampai Amerika layu sebelum berkembang—itu yang ada di benaknya.

Ketika dilantik menjadi presiden, Jefferson tegas berkata: 

“Setiap perbedaan pendapat bukanlah perbedaan prinsip. Kita mungkin punya nama yang berbeda, tapi kita adalah saudara dengan prinsip yang sama.”

Prinsip yang dimaksud Jefferson tak lain adalah prinsip republik yang satu, dan negara yang maju.

Di kemudian hari, sejarawan mencatat bahwa Kompromi 1790 sebagai salah satu kompromi terpenting dalam sejarah Amerika. 

Ketika kedua pemimpin besar memilih untuk menurunkan ego dan bersatu padu, kesuksesan suatu negara sepertinya hanya tinggal menunggu waktu.

Jefferson dan Hamilton pun akhirnya dikenang bukan hanya sebagai rival, tapi sebagai negarawan sejati, yang mampu menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi—mewariskan pelajaran bahwa persatuan adalah fondasi dari Amerika Emas.
BANGGA

Tim dengan ranking FIFA 132 berhasil mengimbangi tim dengan ranking 24. 

Alhamdulillah, super bangga. 

Man of the match adalah Martin “the Wall” Paes: sang Tembok Indonesia. 

Seakan @maartenpaes bangun pagi, bercermin lalu berkata, “Thou shall not pass.” 

Terima kasih banyak seluruh punggawa Garuda. You are truly our joy and pride 🇮🇩🦅🔥

P.S. Kepada pemain diaspora Indonesia yang tinggal di Australia, saya pernah berprediksi, “Indonesia dalam waktu dekat akan mengimbangi Australia.” Alhamdulillah hari ini buktinya 😎
Happy birthday, President Yudhoyono. 

May you be graced with profound joy, enduring health, and abundant blessings. 

Your legacy of wisdom and unwavering dedication to our nation remains an enduring source of inspiration. 

Today, we honor not only your years but the lasting impact of your exemplary leadership. 🫡🇮🇩