Tekan ESC untuk keluar

Menjemput Sejarah Baru (Lagi)

Timnas Indonesia berhasil mengukir sejarah dengan tinta emas. Untuk kali pertama, ia menembus babak 16 besar di Piala Asia.

Suatu prestasi yang membanggakan, mengingat inilah timnas dengan usia paling muda di Piala Asia dan ranking FIFA-nya pun terendah kedua.

Beberapa pundit pun pada awalnya memandang timnas kita sebelah mata. Kini sebagian merevisi ucapannya.

Namun demikian, di babak 16 besar, Timnas Australia sudah menunggu kita di depan mata.

Total 18 kali kita pernah adu mekanik dengan Australia: 14 kali kalah, 3 kali seri, dan 1 kali menang.

Memang di atas kertas Australia lebih unggul, tapi di atas lapangan hijau (kali ini) belum tentu. Beberapa pemain Australia seperti Jackson Irvine dan Keanu Baccus perlu dinetralisir.

Saya percaya, Indonesia berpeluang memberikan kejutan baru di Piala Asia. Terlebih lagi, para punggawa timnas mendapat energi baru–semacam mojo–usai lolos ke babak 16 besar.

Energi dan semangat baru ini bila berhasil dituangkan di lapangan akan dahsyat. Ditambah doa dan dukungan dari seluruh rakyat Indonesia, tak ada yang tak mungkin.

Coach @shintaeyong7777 sendiri rupanya punya harapan untuk menghadapi Korea Selatan di babak selanjutnya. Yuk kita realisasikan.

Jika timnas bermain tanpa beban, tapi tetap mati-matian serta saling mendukung satu sama lain, seperti yang disampaikan oleh punggawa timnas di laga sebelumnya, insyaAllah asa itu tetap ada.

Apapun hasilnya, kita bangga.

Menang kita sanjung. Kalah kita dukung.

Kita Garuda. Now it’s time to soar higher. Together.

@hamdan.hamedan on Instagram
striker timnas semakin nyetel, sementara wasit semakin…

Jadi teringat sebuah ayat, “Dan kami jadikan sebagian dari kamu cobaan bagi sebagian yang lain.” (QS. Al-Furqan: 20)

Life isn’t always fair, but the show must go on. We will pay in full by defeating them next time, fair and square, without the interference of the referee. Bismillah 💪🏻💪🏻
CERITA LAMA

Genosida di Gaza bukanlah cerita baru,
Tapi cerita puluhan tahun luka membiru,
Di balik reruntuhan ada tangis bisu,
Dicampakkan dunia, sendiri menghadapi pilu.

Langitnya gelap, buminya luluh lantak,
Ribuan nyawa lenyap, tanpa jejak,
Di mana Barat yang lantang mendukung HAM dan Ukraina?
Kalau soal Palestina, ah itu beda cerita. 

Para pemimpin Arab menyimpan mimpi,
Menjadi Salahuddin baru nan gagah berani,
Namun ketika datang waktunya beraksi,
Hilang nyali, takut pada bayang sendiri.

Syuhada yang pergi takkan kembali,
Gaza tetap berdiri, walau hampir mati,
Dalam dentuman dan reruntuhan, ada doa sang yatim sunyi,
Menanti akhir dari luka yang tak terperi.
PENJAGA INDONESIA 

Mereka menjawab panggilan saat yang lain enggan,
Melangkah tanpa ragu, songsong bahaya di depan
Mereka bertempur dalam gelap pekat 
Agar kita dapat melihat terang, menikmati hidup yang hangat.

Mereka tinggalkan nyaman, rumah, dan pasangan tercinta 
Demi sumpah setia pada bangsa 
Di setiap langkah mereka, kita temukan arti pengorbanan,
Demi negeri ini tetap aman.

Mereka tak minta pujian atau tepuk tangan meriah,
Sekalipun mereka adalah pahlawan, dalam diam yang gagah.
Demi kita, mereka korbankan segalanya,
Di laut, di darat, dan di udara.

Tanah air ini tegak karena ada mereka di barisan terdepan,
Dalam keberanian mereka, kita temukan alasan untuk bertahan—alasan untuk melanjutkan.
Selamat ulang tahun, TNI tercinta,
Kebanggaan bangsa, penjaga Indonesia. 🇮🇩
Semoga analogi sederhana ini dapat diterima. 

Bahwa mobil timnas sedang melaju kencang, biarkan ia sampai pada top speed-nya di gigi 5. 

Jangan sampai baru di gigi 3, langsung ditarik rem tangan mendadak. Sehingga terpental atau bahkan gagal sampai di finish line di posisi terhormat. 

Setelah berakhir di finish line, barulah kita apresiasi dan evaluasi bersama untuk perbaikan. 

Semoga dengan demikian, tercapai semua apa yang kita cita-citakan: Garura terbang menuju Piala Dunia. Aamiin YRA 🤲.