Tekan ESC untuk keluar

Mengumpulkan yang Tercecer​

Dari mulai diaspora Indonesia, sepakbola, sains, sosial, politik, negara hingga agama, di sini saya tulis dan tuangkan semuanya.

Tumbangkan Wakil Thailand, Gregoria Mariska Tunjung Akan Hadapi Peringkat Satu Dunia di Semifinal Olimpiade Paris 2024

Gregoria Mariska Tunjung, tunggal putri andalan Indonesia, siap menghadapi tantangan besar di semifinal cabang bulu tangkis Olimpiade Paris 2024. Pertandingan…

Lianne Tan: Pebulu Tangkis Diaspora Indonesia yang Mencuri Perhatian di Ajang Olimpiade Paris 2024

Di tengah gemerlapnya Olimpiade Paris 2024, seorang pebulu tangkis asal Belgia, Lianne Tan, mencuri perhatian. Dalam sebuah video yang viral,…

Tekuk Wakil Republik Ceko: Gregoria Mariska Tunjung Lolos ke Babak 16 Besar Olimpiade Paris 2024

Tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, menunjukkan performa gemilang di ajang Olimpiade Paris 2024. Pemain yang akrab disapa Jorji ini…

BERPROSES

Selain untuk youth development, tujuan dari kompetisi internasional sepakbola kelompok umur adalah untuk membantu transisi dari pemain muda ke pemain…

Bangga! Timnas Voli Putra U-20 Indonesia Lolos ke Final Four AVC U20 2024

Indonesia kembali menunjukkan keunggulannya di arena olahraga internasional. Setelah kemenangan gemilang Timnas U-19 di Piala AFF, kini giliran Timnas Voli…

Gol Tunggal Jens Raven Antar Indonesia Juara Piala AFF U-19

Timnas Indonesia U-19 berhasil meraih gelar juara Piala AFF U-19 2024 setelah mengalahkan Thailand dengan skor tipis 1-0 di final…

Final, Kami Datang! Garuda Muda Siap Hadapi Thailand di Piala AFF U-19 2024

SURABAYA - Timnas Indonesia U-19 akhirnya mampu lolos ke final Piala AFF U-19 2024 setelah mengalahkan Malaysia 1-0 pada babak…

Maryam March Maharani: Ikon Kembalinya Judo Indonesia ke Olimpiade Setelah 12 Tahun Hiatus

Atlet judo Maryam March Maharani telah dipilih sebagai pembawa bendera Indonesia dalam upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024, yang akan diselenggarakan…

Optimizing the Potential of the Indonesian Diaspora: From Sports to STEM

Leveraging Indonesian diaspora athletes has gradually proven effective in enhancing the country's performance in sports. For instance, these athletes have…

Harnessing Global Talent: The Strategic Role of the Indonesian Diaspora in National Development

Imagine a nation with a hidden reservoir of talent dispersed across the globe, eager to contribute to its homeland's advancement.…

Dari mulai sepakbola, sains, sosial, politik, negara hingga agama, di sini saya tulis dan tuangkan semuanya.

Topik

Newsletter

@hamdan.hamedan on Instagram
PROF HAYE

Thom Haye namanya.

Sang Profesor julukannya.

Rendah hatinya, cerdas mainnya. 

Darah Indonesia mengalir di tubuhnya.

Dari Jawa tengah dan Sulawesi Utara.

Prof Haye tak suka berdialektika.

Apalagi berpanjang kata.

Dia bicara lewat kakinya.

Di lapangan, dia kuasai irama. 

Bagai Pirlo-nya Indonesia. 

Dia lesatkan umpan jitu mempesona.

Gol demi gol pun tecipta.

Dia dan anak bangsa lainnya.

Membela Garuda dengan cinta. 

Bahu membahu menjaga asa. 

Asa bangsanya yang rindu piala dunia.

Dia adalah kita, kita adalah dia. 

Satu jiwa, satu bangsa, satu Garuda.
AMERIKA EMAS

Di akhir abad ke-18, hiduplah dua rival dan tokoh besar di Amerika Serikat. Thomas Jefferson dan Alexander Hamilton namanya. 

Jefferson, yang tumbuh dalam tradisi agrikultur, lebih condong pada desentralisasi dan pertanian. 

Sementara itu, Hamilton, yang berpengalaman militer dan besar di lingkungan perkotaan, mendukung sentralisasi dan industrialisasi. 

Keduanya punya ide besar untuk negaranya. Keduanya pun ditopang pendukung yang besar. Tapi yang terpenting, keduanya bertekad membuat Amerika, yang belum lama merdeka, menjadi negara besar. 

Meskipun telah lama berseteru, mereka akhirnya setuju untuk mencapai sebuah kompromi. 

Kompromi itu dikenal sebagai Kompromi 1790.

Sederhananya, Jefferson bersedia mendukung Hamilton terkait hutang negara. Hamilton pun mendukung Jefferson terkait pembangunan dan pemindahan ibukota ke daerah yang lebih ke tengah (atau “Amerika-sentris” )—daerah yang kini dikenal sebagai Washington DC. 

Jefferson paham betul pentingnya persatuan di momen krusial dalam sejarah negara yang masih muda. Jangan sampai Amerika layu sebelum berkembang—itu yang ada di benaknya.

Ketika dilantik menjadi presiden, Jefferson tegas berkata: 

“Setiap perbedaan pendapat bukanlah perbedaan prinsip. Kita mungkin punya nama yang berbeda, tapi kita adalah saudara dengan prinsip yang sama.”

Prinsip yang dimaksud Jefferson tak lain adalah prinsip republik yang satu, dan negara yang maju.

Di kemudian hari, sejarawan mencatat bahwa Kompromi 1790 sebagai salah satu kompromi terpenting dalam sejarah Amerika. 

Ketika kedua pemimpin besar memilih untuk menurunkan ego dan bersatu padu, kesuksesan suatu negara sepertinya hanya tinggal menunggu waktu.

Jefferson dan Hamilton pun akhirnya dikenang bukan hanya sebagai rival, tapi sebagai negarawan sejati, yang mampu menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi—mewariskan pelajaran bahwa persatuan adalah fondasi dari Amerika Emas.
BANGGA

Tim dengan ranking FIFA 132 berhasil mengimbangi tim dengan ranking 24. 

Alhamdulillah, super bangga. 

Man of the match adalah Martin “the Wall” Paes: sang Tembok Indonesia. 

Seakan @maartenpaes bangun pagi, bercermin lalu berkata, “Thou shall not pass.” 

Terima kasih banyak seluruh punggawa Garuda. You are truly our joy and pride 🇮🇩🦅🔥

P.S. Kepada pemain diaspora Indonesia yang tinggal di Australia, saya pernah berprediksi, “Indonesia dalam waktu dekat akan mengimbangi Australia.” Alhamdulillah hari ini buktinya 😎
Happy birthday, President Yudhoyono. 

May you be graced with profound joy, enduring health, and abundant blessings. 

Your legacy of wisdom and unwavering dedication to our nation remains an enduring source of inspiration. 

Today, we honor not only your years but the lasting impact of your exemplary leadership. 🫡🇮🇩