Tekan ESC untuk keluar

Mengumpulkan yang Tercecer​

Dari mulai diaspora Indonesia, sepakbola, sains, sosial, politik, negara hingga agama, di sini saya tulis dan tuangkan semuanya.

AKUNTABILITAS TERJAGA: KEMENPORA KEMBALI RAIH PREDIKAT WTP DARI BPK RI

Jakarta—Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI kembali mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) RI. Predikat…

UJI COBA TIMNAS PUTRI DI HONGKONG: PEMAIN DIASPORA SIAP UNJUK GIGI

JAKARTA - Timnas Putri Indonesia bersiap untuk menghadapi laga uji coba melawan timnas putri Hong Kong pada 11 dan 14…

INDONESIA UKIR SEJARAH! JUARA UMUM ASEAN UNIVERSITY GAMES 2024

Malang, Jawa Timur – Kontingen Mahasiswa Indonesia berhasil mengukir sejarah baru di 21st ASEAN University Games 2024 yang digelar di…

KEMENANGAN SPEKTAKULER TIMNAS U-16 ATAS VIETNAM: MENUTUP ASEAN U-16 BOYS CHAMPIONSHIP DENGAN PERINGKAT KETIGA

Solo - Prestasi membanggakan kembali diukir oleh Timnas U-16 Indonesia yang berhasil meraih peringkat ketiga dalam ASEAN U-16 Boys Championship.…

DESAIN JERSEY OLIMPIADE 2024 OLEH DIDIET HEDIPRASETYO: SIMBOL NASIONALISME DAN ELEGANSI

Indonesia kini memiliki jersey Olimpiade baru yang memukau, hasil karya desainer ternama Didiet Hediprasetyo. Didiet, yang juga merupakan putra dari…

JERSEY OLIMPIADE 2024: DIDIET HEDIPRASETYO HADIRKAN KARYA BERKELAS DUNIA UNTUK INDONESIA

Dalam persiapan menuju Olimpiade 2024 di Paris, kontingen Indonesia memperkenalkan jersey terbaru mereka yang didesain oleh Didiet Hediprasetyo. Putra dari…

PRESIDEN WASHINGTON

“Kemampuan terhebat George Washington tidak terletak hanya pada kemampuan militernya saja, tetapi juga pada kemampuannya mengumpulkan talenta terbaik dan ahli…

OPTIMASI POTENSI DIASPORA INDONESIA: DARI OLAHRAGA HINGGA STEM

Jakarta - Kebijakan pemanfaatan atlet diaspora Indonesia perlahan terbukti mendongkrak prestasi di bidang olahraga. Di bidang sepak bola, misalnya, para…

TIMNAS U-16 INDONESIA SIAP GAET PEMAIN DIASPORA UNTUK KUALIFIKASI PIALA ASIA U-17 2025

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, membuka peluang untuk menambah pemain diaspora ke dalam skuad Timnas U-16 Indonesia dalam persiapan menuju…

CREAMBERRY: SURGA DESSERT DI LAS VEGAS DENGAN CITA RASA INDONESIA

Di tengah gemerlapnya kota Las Vegas, ada sebuah toko es krim yang menarik perhatian warga lokal dan turis, yakni Creamberry.…

Dari mulai sepakbola, sains, sosial, politik, negara hingga agama, di sini saya tulis dan tuangkan semuanya.

Topik

Newsletter

@hamdan.hamedan on Instagram
PROF HAYE

Thom Haye namanya.

Sang Profesor julukannya.

Rendah hatinya, cerdas mainnya. 

Darah Indonesia mengalir di tubuhnya.

Dari Jawa tengah dan Sulawesi Utara.

Prof Haye tak suka berdialektika.

Apalagi berpanjang kata.

Dia bicara lewat kakinya.

Di lapangan, dia kuasai irama. 

Bagai Pirlo-nya Indonesia. 

Dia lesatkan umpan jitu mempesona.

Gol demi gol pun tecipta.

Dia dan anak bangsa lainnya.

Membela Garuda dengan cinta. 

Bahu membahu menjaga asa. 

Asa bangsanya yang rindu piala dunia.

Dia adalah kita, kita adalah dia. 

Satu jiwa, satu bangsa, satu Garuda.
AMERIKA EMAS

Di akhir abad ke-18, hiduplah dua rival dan tokoh besar di Amerika Serikat. Thomas Jefferson dan Alexander Hamilton namanya. 

Jefferson, yang tumbuh dalam tradisi agrikultur, lebih condong pada desentralisasi dan pertanian. 

Sementara itu, Hamilton, yang berpengalaman militer dan besar di lingkungan perkotaan, mendukung sentralisasi dan industrialisasi. 

Keduanya punya ide besar untuk negaranya. Keduanya pun ditopang pendukung yang besar. Tapi yang terpenting, keduanya bertekad membuat Amerika, yang belum lama merdeka, menjadi negara besar. 

Meskipun telah lama berseteru, mereka akhirnya setuju untuk mencapai sebuah kompromi. 

Kompromi itu dikenal sebagai Kompromi 1790.

Sederhananya, Jefferson bersedia mendukung Hamilton terkait hutang negara. Hamilton pun mendukung Jefferson terkait pembangunan dan pemindahan ibukota ke daerah yang lebih ke tengah (atau “Amerika-sentris” )—daerah yang kini dikenal sebagai Washington DC. 

Jefferson paham betul pentingnya persatuan di momen krusial dalam sejarah negara yang masih muda. Jangan sampai Amerika layu sebelum berkembang—itu yang ada di benaknya.

Ketika dilantik menjadi presiden, Jefferson tegas berkata: 

“Setiap perbedaan pendapat bukanlah perbedaan prinsip. Kita mungkin punya nama yang berbeda, tapi kita adalah saudara dengan prinsip yang sama.”

Prinsip yang dimaksud Jefferson tak lain adalah prinsip republik yang satu, dan negara yang maju.

Di kemudian hari, sejarawan mencatat bahwa Kompromi 1790 sebagai salah satu kompromi terpenting dalam sejarah Amerika. 

Ketika kedua pemimpin besar memilih untuk menurunkan ego dan bersatu padu, kesuksesan suatu negara sepertinya hanya tinggal menunggu waktu.

Jefferson dan Hamilton pun akhirnya dikenang bukan hanya sebagai rival, tapi sebagai negarawan sejati, yang mampu menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi—mewariskan pelajaran bahwa persatuan adalah fondasi dari Amerika Emas.
BANGGA

Tim dengan ranking FIFA 132 berhasil mengimbangi tim dengan ranking 24. 

Alhamdulillah, super bangga. 

Man of the match adalah Martin “the Wall” Paes: sang Tembok Indonesia. 

Seakan @maartenpaes bangun pagi, bercermin lalu berkata, “Thou shall not pass.” 

Terima kasih banyak seluruh punggawa Garuda. You are truly our joy and pride 🇮🇩🦅🔥

P.S. Kepada pemain diaspora Indonesia yang tinggal di Australia, saya pernah berprediksi, “Indonesia dalam waktu dekat akan mengimbangi Australia.” Alhamdulillah hari ini buktinya 😎
Happy birthday, President Yudhoyono. 

May you be graced with profound joy, enduring health, and abundant blessings. 

Your legacy of wisdom and unwavering dedication to our nation remains an enduring source of inspiration. 

Today, we honor not only your years but the lasting impact of your exemplary leadership. 🫡🇮🇩