Tekan ESC untuk keluar

PEDANG DAMOCLES

Di suatu masa, hiduplah seorang pelayan istana bernama Damocles. Ia selalu terpukau oleh kehidupan Raja Dionysius yang glamor, diliputi kemewahan, kenikmatan, dan kekuasaan.

Setiap hari, Damocles membayangkan betapa nikmatnya menjadi seorang raja: menikmati makanan lezat, memiliki harta berlimpah, dan dihormati semua orang.

Raja Dionysius menyadari betapa pelayannya “ngences” ingin menjadi raja.

Suatu hari, Raja Dionysius menawarkan sebuah kesempatan yang tak pernah terbayangkan oleh sang pelayan.

“Jika kamu begitu ingin tahu rasanya menjadi raja,” kata Raja Dionysius, “maka sekarang juga silakan duduk di takhtaku dan menikmati semua yang kumiliki.”

Dengan penuh antusiasme, Damocles menerima tawaran itu.

Ia pun duduk di takhta emas, dikelilingi oleh kekayaan yang tak pernah ia impikan sebelumnya. Para pelayan istana menghidangkan makanan terbaik, dan seluruh perhatian tertuju padanya.

Damocles merasa di langit ketujuh.

Namun, ketika ia mendongak, ia melihat sesuatu yang mengagetkannya—sebilah pedang tajam, hanya ditopang oleh seutas rambut yang tipis, tergantung tepat di atas kepalanya.

Pedang itu terus mengikutinya dan bisa jatuh kapan saja, membelah kepalanya menjadi dua. 

Setiap gigitan makanan terenak, setiap detik di ranjang terempuk, kini terasa dalam cekaman berbahaya. 

Euforia Damocles pun berubah menjadi kekhawatiran dan ketakutan.

Kisah Pedang Damocles mengingatkan kita bahwa di balik gemerlapnya kekuasaan, ada tekanan, bahkan ancaman yang selalu mengintai di setiap tikungan.  

Seperti pedang yang menggantung di atas kepala Damocles, kekuasaan selalu membawa risiko yang tidak kasat mata, tapi sangat amat nyata adanya.

~ Uneasy lies the head that wears a crown (William Shakespeare)

@hamdan.hamedan on Instagram
striker timnas semakin nyetel, sementara wasit semakin…

Jadi teringat sebuah ayat, “Dan kami jadikan sebagian dari kamu cobaan bagi sebagian yang lain.” (QS. Al-Furqan: 20)

Life isn’t always fair, but the show must go on. We will pay in full by defeating them next time, fair and square, without the interference of the referee. Bismillah 💪🏻💪🏻
CERITA LAMA

Genosida di Gaza bukanlah cerita baru,
Tapi cerita puluhan tahun luka membiru,
Di balik reruntuhan ada tangis bisu,
Dicampakkan dunia, sendiri menghadapi pilu.

Langitnya gelap, buminya luluh lantak,
Ribuan nyawa lenyap, tanpa jejak,
Di mana Barat yang lantang mendukung HAM dan Ukraina?
Kalau soal Palestina, ah itu beda cerita. 

Para pemimpin Arab menyimpan mimpi,
Menjadi Salahuddin baru nan gagah berani,
Namun ketika datang waktunya beraksi,
Hilang nyali, takut pada bayang sendiri.

Syuhada yang pergi takkan kembali,
Gaza tetap berdiri, walau hampir mati,
Dalam dentuman dan reruntuhan, ada doa sang yatim sunyi,
Menanti akhir dari luka yang tak terperi.
PENJAGA INDONESIA 

Mereka menjawab panggilan saat yang lain enggan,
Melangkah tanpa ragu, songsong bahaya di depan
Mereka bertempur dalam gelap pekat 
Agar kita dapat melihat terang, menikmati hidup yang hangat.

Mereka tinggalkan nyaman, rumah, dan pasangan tercinta 
Demi sumpah setia pada bangsa 
Di setiap langkah mereka, kita temukan arti pengorbanan,
Demi negeri ini tetap aman.

Mereka tak minta pujian atau tepuk tangan meriah,
Sekalipun mereka adalah pahlawan, dalam diam yang gagah.
Demi kita, mereka korbankan segalanya,
Di laut, di darat, dan di udara.

Tanah air ini tegak karena ada mereka di barisan terdepan,
Dalam keberanian mereka, kita temukan alasan untuk bertahan—alasan untuk melanjutkan.
Selamat ulang tahun, TNI tercinta,
Kebanggaan bangsa, penjaga Indonesia. 🇮🇩
Semoga analogi sederhana ini dapat diterima. 

Bahwa mobil timnas sedang melaju kencang, biarkan ia sampai pada top speed-nya di gigi 5. 

Jangan sampai baru di gigi 3, langsung ditarik rem tangan mendadak. Sehingga terpental atau bahkan gagal sampai di finish line di posisi terhormat. 

Setelah berakhir di finish line, barulah kita apresiasi dan evaluasi bersama untuk perbaikan. 

Semoga dengan demikian, tercapai semua apa yang kita cita-citakan: Garura terbang menuju Piala Dunia. Aamiin YRA 🤲.