Tekan ESC untuk keluar

TANGGUNG JAWAB

John F. Kennedy tak hanya dikenal sebagai Presiden Amerika Serikat yang karismatik, menawan, dan visioner, tapi juga pemimpin yang bertanggung jawab.

Pada April 1961, Kennedy mengizinkan operasi CIA untuk menggulingkan pemerintahan Fidel Castro di Kuba. Operasi ini, yang sudah dirancang sejak masa kepresidenan sebelumnya, dikenal sebagai Invasi Teluk Babi.

Di atas kertas, operasi ini seolah begitu matang direncanakan sehingga tampak berpeluang besar untuk sukses. Namun, kenyataan berbicara lain.

Rencana invasi ini ternyata sudah lama bocor, dan pasukan yang telah dilatih oleh CIA dengan mudah ditangkap atau dibunuh. 

Amerika Serikat, sebagai dalang operasi, harus menanggung malu serta kritik internasional. Belum lagi, ketegangan diplomatik yang meningkat antara Paman Sam dan Paman Castro.

Di sinilah karakter kepemimpinan Kennedy diuji. 

Alih-alih menyalahkan CIA, para penasihatnya, atau administrasi sebelumnya, Kennedy mengambil tanggung jawab penuh atas kegagalan tersebut.

“Kemenangan memiliki banyak ayah, tapi kegagalan adalah anak yatim,” kata Kennedy memulai pidatonya yang terkenal.

Kennedy menegaskan bahwa dalam hal ini, ia adalah satu-satunya yang bertanggung jawab.

Keputusan Kennedy untuk mengambil alih tanggung jawab sepenuhnya tak hanya sekadar perkara keberanian, tetapi juga strategi kepemimpinan yang tepat.

Dengan melindungi bawahannya, ia membangun kepercayaan dan loyalitas di dalam administrasinya. 

Sebab, kepemimpinan bukan hanya tentang mengambil kredit atas kesuksesan, tetapi juga berani berdiri di garis terdepan ketika menghadapi kegagalan.

Inilah yang di kemudian hari disebut sebagai extreme ownership. 

@hamdan.hamedan on Instagram
Sebagian yang saya sampaikan saat diwawancarai @sport77official bersama Bang @mamat_alkatiri dan Coach @riphanpradipta 

Fakta sejarah yang saat pertama kali saya mengetahuinya membuat saya tertegun sedih. 

#timnasionalindonesia #beritabola #pemaindiaspora #sty #sepakbola #sepakbolaindonesia #meeshilgers #timnassenior #shintaeyong #timnasday #pialadunia #sepakbolamenyatukankita #timnasjuara #timnasgaruda #pemaintimnas #timnasional #naturalisasi #timnassenior #timnasindonesia #sepakbolaindonesia #bolaindonesia #hamdanhamedan #elianoreijnders #pemainketurunan #pssi #sepakbola #sepakbolaindonesia #timnas #timnassenior #ultrasindonesia
ARAN DAN SUARA

Di tanah jauh, Aran memimpin negara,
Ikhtiar ubah nasib rakyat dengan karya,
Namun suara hanya mencari cela,
Menutup mata pada prestasi nyata.

Ia bangun negara, suara sebut tipu daya,
Ia bantu rakyat tak berdaya, suara bilang hanya sandiwara,
Tangan Aran berupaya bekerja,
Meski suara sibuk kerdilkan fakta.

Aran, tak goyah walau dihujat,
Tahu bahwa kebaikan tak bisa dilumat,
Sejarah dipatri dari karya dan niat,
Bukan dari suara yang dipenuhi syarat.

Waktu berlalu, celaan terkubur di tanah,
Kerja Aran tak luntur oleh fitnah,
Suara sumbang hilang, dilupakan dalam sunyi,
Sementara Aran dikenang lestari.
striker timnas semakin nyetel, sementara wasit semakin…

Jadi teringat sebuah ayat, “Dan kami jadikan sebagian dari kamu cobaan bagi sebagian yang lain.” (QS. Al-Furqan: 20)

Life isn’t always fair, but the show must go on. We will pay in full by defeating them next time, fair and square, without the interference of the referee. Bismillah 💪🏻💪🏻
CERITA LAMA

Genosida di Gaza bukanlah cerita baru,
Tapi cerita puluhan tahun luka membiru,
Di balik reruntuhan ada tangis bisu,
Dicampakkan dunia, sendiri menghadapi pilu.

Langitnya gelap, buminya luluh lantak,
Ribuan nyawa lenyap, tanpa jejak,
Di mana Barat yang lantang mendukung HAM dan Ukraina?
Kalau soal Palestina, ah itu beda cerita. 

Para pemimpin Arab menyimpan mimpi,
Menjadi Salahuddin baru nan gagah berani,
Namun ketika datang waktunya beraksi,
Hilang nyali, takut pada bayang sendiri.

Syuhada yang pergi takkan kembali,
Gaza tetap berdiri, walau hampir mati,
Dalam dentuman dan reruntuhan, ada doa sang yatim sunyi,
Menanti akhir dari luka yang tak terperi.