Tekan ESC untuk keluar

Why General Education Is More Than Just a Box to Tick

When we talk about charting the course of our lives, the importance of a sound education cannot be overstressed. It’s not just about securing a well-paying job or carving out a comfortable existence; it’s about laying a foundation for a life rich in knowledge and versatility. Climbing the educational ladder, especially when it comes to college or university, is no small feat. The journey involves navigating through a maze of requirements, including a significant chunk dedicated to general education—those courses that stretch across various disciplines like arts and sciences, handpicked by the faculty to ensure every student emerges not just skilled but well-rounded.

Now, here’s where eyebrows often get raised: Why bother with subjects that seemingly stray far from our chosen paths? “I’m here to become a doctor. What use do I have for music or dance?” is a common refrain. Such skepticism isn’t rare, but I stand firmly on the other side of the fence. To me, dismissing general education as a mere distraction misses the bigger picture. Life, in all its complexity, demands more from us than niche expertise. It asks for breadth of understanding, for adaptability, for the ability to see beyond our silos.

Take my own journey at Monterey Peninsula College, for instance. Here, fulfilling the general education requirements meant shelling out $4,500 for thirty units. Yes, you read that right. And that’s just for starters, not counting the specialization courses. You might wonder, is it worth investing a small fortune in learning that doesn’t directly feed into my major? I say yes, without a shadow of a doubt. Think of it as planting a seed—an investment in yourself that’s bound to bear fruit. Like money in the bank that grows over time, the breadth of knowledge you gain from general education enriches you, paying dividends far beyond the monetary.

But let’s address another elephant in the room: the time “spent” (or as critics would argue, “wasted”) on general education. Viewing these courses as mere hurdles to clear is a grave misjudgment. Instead, see them as stepping stones, opportunities to fill your intellectual reservoir with a wealth of perspectives that could one day prove invaluable. Picture this: a colleague from my business course, previously a nursing school graduate turned medical supervisor, faced a stark ultimatum from her company—broaden your business acumen, or face the axe. It’s a telling example of today’s workplace demands; versatility is king.

Wrapping up, the debate on general education’s value is far from settled in some quarters, with naysayers quick to dismiss it as a needless drain on time and resources. They couldn’t be more wrong. General education isn’t just another box to tick; it’s the very scaffolding that supports a richer, more adaptable intellect, ready to tackle the world’s complexities. The investments made in pursuing a well-rounded education—be it time, effort, or money—are investments in your future happiness and success. So, to those who view general education with skepticism: think again. It’s an indispensable part of our lifelong learning journey, promising returns that far outweigh its costs.

@hamdan.hamedan on Instagram
KAPTEN DAN PELATIH SATU NAFAS = SUKSES 

Jose Mourinho bercerita bahwa dia pernah mempunyai kapten hebat di FC Porto. Jorge Costa namanya. 

Saat kondisi kurang ideal, Costa pernah minta izin kepada Mourinho untuk “berbicara” lebih dulu kepada para pemain di ruang ganti sebelum sang pelatih masuk. 

Mourinho pun setuju. 

Hasilnya luar biasa: para pemain langsung terbakar semangat, dan Porto pun keluar sebagai pemenang. 

Bahkan mereka akhirnya sampai mencetak sejarah juara Piala Champions. 

Itulah harmoni antara kapten dan pelatih yang hebat—dua jiwa yang seirama, bekerja sama demi kejayaan tim. 

Kombinasi seperti ini adalah kunci sukses dalam sepakbola, dan lazim ditemukan di tim-tim yang serius mau sukses. 

Yuk, kita bersama-sama mengedukasi tentang pentingnya sinergi antara kapten dan pelatih—bukan mencari hal-hal yang tak substansial, apalagi hanya demi sensasi dan klik semata. 

Trust me, you can do better next time 😊.

P.S. Oh ya, Jorge Costa itu posisinya bek. Jadi mengingatkanku kepada siapa ya? 😎
SELAMAT

Selamat kepada Coach @shintaeyong7777 dan segenap tim atas kemenangan gemilang 2-0 melawan Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Babak Ketiga. 

Rekor-rekor baru pun tercipta:

1️⃣ Kemenangan pertama di babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 
2️⃣ Kemenangan pertama atas Arab Saudi sepanjang sejarah
3️⃣ Indonesia sebagai tim ASEAN tersukses di babak ketiga kualifikasi Piala Dunia dengan raihan 6 poin – melewati Vietnam (4 poin) dan Thailand (2 poin).

Dengan hasil ini, Indonesia berada di peringkat 3 Grup C, membuktikan bahwa harapan itu masih ada dan menyala 🔥

Terima kasih, Garuda, telah membuat kami bahagia dan bangga 🦅🇮🇩

Nah, yang bangga dengan progress dan proses timnas kita, mana nih suaranya? 😊
KEMENANGAN KOLEKTIF 

Garuda terbang tinggi di langit luas,
Menggapai mimpi dengan semangat yang jelas.
Setiap umpan dan setiap gol yang tercipta,
Adalah hasil kerja keras bersama.

Di lapangan hijau mereka berjuang,
Dengan hati yang berani dan jiwa yang lapang.
Kemenangan ini milik kita: Indonesia,
Sebab kala Garuda berkibar, harumlah bangsa. 🇮🇩

Terima kasih, Tim Garuda. 
Lagi dan lagi, kau buat kami menangis bahagia 🦅❤️
Timnas Indonesia sedang berpacu menuju mimpi besar — menembus Piala Dunia. 

Dengan dukungan dan semangat dari seluruh rakyat, serta perhatian besar dari Bapak Presiden @prabowo , semoga mimpi besar kita semua tercapai dan Garuda bisa berkibar di panggung dunia. 

Bersama, kita bisa! Aamiin YRA 🤲🦅🇮🇩🔥

#timnasionalindonesia #beritabola #pemaindiaspora #sty #sepakbola #sepakbolaindonesia #pialadunia #garudamuda #shintaeyong #timnasday #pialadunia #sepakbolamenyatukankita #timnasjuara #timnasgaruda #pemaintimnas #timnasional #prabowo #timnassenior #timnasindonesia #sepakbolaindonesia #bolaindonesia #hamdanhamedan #kualifikasipialadunia #pemainketurunan #pssi #sepakbola #sepakbolaindonesia #timnas #timnassenior #prabowosubianto
SUN TZU (DAN PRESIDEN)

Ahli strategi Sun Tzu pernah diminta oleh Raja Helu untuk mendidik kedisiplinan dan keteraturan di lingkungan istana. Sang ahli strategi pun menyanggupi.

Sun Tzu lalu memberi instruksi yang jelas: ketika drum dipukul, seluruh pegawai harus bergerak menuju arah yang ditentukan—kiri, kanan, maju, atau mundur.

Rupanya ada beberapa pegawai yang mengabaikan. Sun Tzu pun mengingatkan lagi dengan jelas agar mereka mengikuti arahan, tapi lagi-lagi sebagian pegawai lancang mengabaikan.

Sun Tzu lalu berkata, “Jika instruksi dari atasan tidak jelas, maka kesalahan ada pada atasan. Tapi jika instruksi dari atasan sudah jelas dan tetap tak diikuti, maka kesalahan ada pada bawahan.”

Dengan itu, Sun Tzu langsung memerintahkan pegawai yang mengabaikan instruksinya untuk dihukum.

Menariknya, ketika Sun Tzu memukul drum kembali, seluruh pegawai kini langsung mengikutinya dengan baik.

Dengan ketegasan itu, Sun Tzu mengajarkan bahwa kepatuhan terhadap perintah yang jelas dan baik (righteous) bukanlah pilihan, tetapi kewajiban.

Hari ini, Bapak Presiden @prabowo mengikuti prinsip serupa. Beliau telah menggariskan arah yang jelas dan baik: tak ada toleransi untuk penyelundupan, narkoba, korupsi, dan judi.

Ini bukan sekadar arahan; ini adalah panggilan untuk bergerak bersama guna melindungi bangsa kita dari kanker yang menggerogoti.

Arahan ini tak perlu ditafsirkan lagi, hanya perlu diimplementasi—untuk Indonesia yang maju dan lestari.