Tekan ESC untuk keluar

HABIB UMAR BIN HAFIZ: SIKAP MUSLIM TERHADAP HINAAN KEPADA RASULULLAH ﷺ

Pencelaan terhadap agama dan segala atributnya adalah perbuatan tidak terhormat kepada sesama manusia. Termasuk di dalamnya penghinaan yang ditujukan kepada Rasulullah ﷺ.

Penghinaan yang ditujukan kepada Rasulullah ﷺ, perkataan maupun perbuatan pada dasarnya dimulai dari pengabaian umat Islam sendiri terhadap ajaran Allah dan Rasul-Nya.

Pengabaian ini dapat berupa lalai dari kewajiban, terjerumus ke dalam hal-hal yang dilarang (haram), juga menjadikan orang-orang non-muslim sebagai idola dan panutan utama.

Pengabaian ini membuka peluang bagi pihak tertentu untuk menyerang Rasulullah ﷺ, manusia terbaik yang pernah hidup di bumi.

Siapa pun yang beriman harus bangun dan menyadari bahwa mereka harus memilih antara Islam dan kekafiran, kebenaran dan kepalsuan, dan mereka harus dengan sepenuh hati menghadap kepada Allah.

Tanggapan terbaik untuk hal-hal ini adalah berpegang teguh pada sunnah Rasulullah ﷺ yang mulia, mendidik orang-orang tentang karakter dan sifat beliau, dan memperlakukan orang-orang yang gemar menista Nabi ﷺ seolah-olah mereka itu tidak ada tidak punya prestasi apa-apa karena itulah kenyataannya, sebagaimana Allah dan Rasul-Nya telah memberi tahu kita.

Apa yang kita lihat adalah tindakan kebodohan yang berasal dari kemarahan saat melihat cahaya agama Nabi ﷺ menyebar di tanah mereka dan di tempat lain. Ini adalah pemenuhan janji Allah bahwa Dia akan mengunggulkan agama Islam di atas agama lain:

هُوَ الَّذِيْٓ اَرْسَلَ رَسُوْلَهٗ بِالْهُدٰى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهٗ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهٖۙ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ

Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk (Al-Qur’an) dan agama yang benar untuk diunggulkan atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai (QS. At-Taubah [9]: 33).

Kita harus berpegang teguh pada sunnah Rasulullah ﷺ, menghidupkannya kembali di antara kita sendiri, dan memungkinkan orang untuk menyaksikan ajaran dan karakter mulia beliau dalam setiap interaksi kita dengan mereka.

Hal ini akan menjadi kunci untuk menghilangkan kegelapan dan sarana untuk membela kebenaran dan membela Rasulullah ﷺ yang diutus dengan belas kasih oleh Tuhan yang Maha Pengasih.

Beliau ﷺ diutus untuk tujuan terbesar dan meninggalkan umat Islam di jalan yang paling jelas (jalan yang lurus).

Semoga Allah mengizinkan kita untuk mengikuti Rasul-Nya dengan sempurna, mencintainya secara mutlak, dan mendukung misinya ﷺ, dan memungkinkan kita untuk meninggal dalam keadaan beriman kepada Allah dan Nabi-Nya, serta diizinkan untuk menemani beliau ﷺ di surga nanti.

اللَّهُـمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ إِيمَانًا لَا يَرْتَدُّ وَنَعِيمًا لَا يَنْفَدُ وَمُرَافَقَةَ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أَعْلَى جَنَّةِ الْخُلْدِ

Ya Allah, aku memohon kepada-Mu keimanan yang tidak membimbangkan, kenikmatan yang tidak ada habis-habisnya, dan menemani nabi-Mu Muhammad ﷺ di surga tertinggi yang abadi (HR. Ahmad no. 4035).

@hamdan.hamedan on Instagram
PROF HAYE

Thom Haye namanya.

Sang Profesor julukannya.

Rendah hatinya, cerdas mainnya. 

Darah Indonesia mengalir di tubuhnya.

Dari Jawa tengah dan Sulawesi Utara.

Prof Haye tak suka berdialektika.

Apalagi berpanjang kata.

Dia bicara lewat kakinya.

Di lapangan, dia kuasai irama. 

Bagai Pirlo-nya Indonesia. 

Dia lesatkan umpan jitu mempesona.

Gol demi gol pun tecipta.

Dia dan anak bangsa lainnya.

Membela Garuda dengan cinta. 

Bahu membahu menjaga asa. 

Asa bangsanya yang rindu piala dunia.

Dia adalah kita, kita adalah dia. 

Satu jiwa, satu bangsa, satu Garuda.
AMERIKA EMAS

Di akhir abad ke-18, hiduplah dua rival dan tokoh besar di Amerika Serikat. Thomas Jefferson dan Alexander Hamilton namanya. 

Jefferson, yang tumbuh dalam tradisi agrikultur, lebih condong pada desentralisasi dan pertanian. 

Sementara itu, Hamilton, yang berpengalaman militer dan besar di lingkungan perkotaan, mendukung sentralisasi dan industrialisasi. 

Keduanya punya ide besar untuk negaranya. Keduanya pun ditopang pendukung yang besar. Tapi yang terpenting, keduanya bertekad membuat Amerika, yang belum lama merdeka, menjadi negara besar. 

Meskipun telah lama berseteru, mereka akhirnya setuju untuk mencapai sebuah kompromi. 

Kompromi itu dikenal sebagai Kompromi 1790.

Sederhananya, Jefferson bersedia mendukung Hamilton terkait hutang negara. Hamilton pun mendukung Jefferson terkait pembangunan dan pemindahan ibukota ke daerah yang lebih ke tengah (atau “Amerika-sentris” )—daerah yang kini dikenal sebagai Washington DC. 

Jefferson paham betul pentingnya persatuan di momen krusial dalam sejarah negara yang masih muda. Jangan sampai Amerika layu sebelum berkembang—itu yang ada di benaknya.

Ketika dilantik menjadi presiden, Jefferson tegas berkata: 

“Setiap perbedaan pendapat bukanlah perbedaan prinsip. Kita mungkin punya nama yang berbeda, tapi kita adalah saudara dengan prinsip yang sama.”

Prinsip yang dimaksud Jefferson tak lain adalah prinsip republik yang satu, dan negara yang maju.

Di kemudian hari, sejarawan mencatat bahwa Kompromi 1790 sebagai salah satu kompromi terpenting dalam sejarah Amerika. 

Ketika kedua pemimpin besar memilih untuk menurunkan ego dan bersatu padu, kesuksesan suatu negara sepertinya hanya tinggal menunggu waktu.

Jefferson dan Hamilton pun akhirnya dikenang bukan hanya sebagai rival, tapi sebagai negarawan sejati, yang mampu menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi—mewariskan pelajaran bahwa persatuan adalah fondasi dari Amerika Emas.
BANGGA

Tim dengan ranking FIFA 132 berhasil mengimbangi tim dengan ranking 24. 

Alhamdulillah, super bangga. 

Man of the match adalah Martin “the Wall” Paes: sang Tembok Indonesia. 

Seakan @maartenpaes bangun pagi, bercermin lalu berkata, “Thou shall not pass.” 

Terima kasih banyak seluruh punggawa Garuda. You are truly our joy and pride 🇮🇩🦅🔥

P.S. Kepada pemain diaspora Indonesia yang tinggal di Australia, saya pernah berprediksi, “Indonesia dalam waktu dekat akan mengimbangi Australia.” Alhamdulillah hari ini buktinya 😎
Happy birthday, President Yudhoyono. 

May you be graced with profound joy, enduring health, and abundant blessings. 

Your legacy of wisdom and unwavering dedication to our nation remains an enduring source of inspiration. 

Today, we honor not only your years but the lasting impact of your exemplary leadership. 🫡🇮🇩