Tekan ESC untuk keluar

Maarten Paes Resmi Tampil, Timnas Indonesia Siap Beri Kejutan di Laga Kualifikasi Lawan Arab Saudi

Jeddah – Maarten Paes, kiper naturalisasi yang baru saja disahkan untuk membela Timnas Indonesia, berpeluang menjalani debutnya dalam laga melawan Arab Saudi pada putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Laga tersebut akan berlangsung di King Abdullah Sports City Stadium, Jeddah, pada Jumat (6/9/2024) dini hari WIB.

Sebelum laga besar ini, Paes tampak penuh percaya diri. Melalui unggahan di akun Instagram resmi Timnas Indonesia, kiper berusia 26 tahun ini terlihat tersenyum sambil mengacungkan jempol, menandakan kesiapannya menghadapi laga perdananya bersama skuad Garuda. “Sampai jumpa besok, Garuda fans!” tulisnya, memberi semangat kepada para pendukung Indonesia.

Perjalanan Maarten Paes Menuju Debut

Sebelumnya, ada kabar yang menyebutkan bahwa Maarten Paes mungkin tidak bisa memperkuat Timnas Indonesia dalam pertandingan melawan Arab Saudi. Hal ini terjadi karena ia dianggap terlambat didaftarkan oleh PSSI ke Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) untuk matchday pertama putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. AFC telah menutup pendaftaran pemain pada 5 Agustus 2024, sementara perpindahan federasi Paes baru selesai pada 17 Agustus 2024.

Namun, keputusan akhir berpihak pada Timnas Indonesia. Manajer Timnas Indonesia, Sumardji, mengumumkan bahwa Paes telah resmi disahkan untuk tampil dalam pertandingan ini setelah kegiatan Match Coordination Meeting (MCM) yang diadakan di Jeddah pada Rabu (4/9/2024). Dalam pertemuan tersebut, diputuskan bahwa Paes bisa dimainkan dalam laga melawan Arab Saudi.

“Hari ini sudah selesai kegiatan MCM untuk pertandingan Arab Saudi kontra Timnas Indonesia. Pada saat MCM disampaikan dan disahkan bahwa Paes bisa dimainkan untuk laga tersebut,” kata Sumardji, seperti dilansir dari laman resmi PSSI.

Performa Paes di Klub FC Dallas

Maarten Paes, yang saat ini bermain di klub FC Dallas dalam kompetisi Major League Soccer (MLS), sudah menunjukkan performa yang cukup solid sepanjang musim ini. Dari total 32 penampilannya di berbagai ajang, kiper kelahiran Nijmegen, Belanda, tersebut kebobolan 52 gol dan mencatatkan enam kali cleansheet. Statistik tersebut menunjukkan bahwa meskipun ia cukup sering kebobolan, Paes tetap memiliki kemampuan untuk tampil impresif di bawah mistar gawang.

Kehadirannya di skuad Timnas Indonesia tentu membawa harapan besar, terutama dalam menjaga gawang Garuda saat menghadapi lawan kuat seperti Arab Saudi. Paes telah bergabung dalam sesi latihan Timnas Indonesia sejak beberapa waktu lalu dan tampak cepat beradaptasi dengan lingkungan baru serta rekan-rekan setimnya.

Tantangan Laga Melawan Arab Saudi

Laga melawan Arab Saudi ini merupakan ujian berat bagi Timnas Indonesia, mengingat perbedaan peringkat yang cukup jauh antara kedua tim di ranking FIFA. Arab Saudi saat ini berada di posisi 56, sementara Indonesia menghuni peringkat 133. Namun, dengan semangat juang dan kepercayaan diri yang tinggi, pelatih Shin Tae-yong yakin bahwa skuad Garuda bisa memberikan perlawanan yang berarti.

Shin Tae-yong sendiri tetap memanggil Maarten Paes untuk memperkuat Timnas Indonesia meski awalnya ada kekhawatiran terkait status pendaftarannya. Langkah ini menunjukkan keyakinan sang pelatih pada kemampuan kiper berusia 26 tahun itu, yang diharapkan mampu menjadi benteng pertahanan bagi Timnas Indonesia dalam laga nanti.

Dengan kesiapan mental dan fisik yang matang, debut Maarten Paes di Timnas Indonesia sangat dinantikan oleh para penggemar Garuda. Semua mata kini tertuju pada penampilannya, apakah ia mampu memberikan kontribusi besar dalam upaya Timnas Indonesia meraih poin penting di Kualifikasi Piala Dunia 2026.

@hamdan.hamedan on Instagram
PROF HAYE

Thom Haye namanya.

Sang Profesor julukannya.

Rendah hatinya, cerdas mainnya. 

Darah Indonesia mengalir di tubuhnya.

Dari Jawa tengah dan Sulawesi Utara.

Prof Haye tak suka berdialektika.

Apalagi berpanjang kata.

Dia bicara lewat kakinya.

Di lapangan, dia kuasai irama. 

Bagai Pirlo-nya Indonesia. 

Dia lesatkan umpan jitu mempesona.

Gol demi gol pun tecipta.

Dia dan anak bangsa lainnya.

Membela Garuda dengan cinta. 

Bahu membahu menjaga asa. 

Asa bangsanya yang rindu piala dunia.

Dia adalah kita, kita adalah dia. 

Satu jiwa, satu bangsa, satu Garuda.
AMERIKA EMAS

Di akhir abad ke-18, hiduplah dua rival dan tokoh besar di Amerika Serikat. Thomas Jefferson dan Alexander Hamilton namanya. 

Jefferson, yang tumbuh dalam tradisi agrikultur, lebih condong pada desentralisasi dan pertanian. 

Sementara itu, Hamilton, yang berpengalaman militer dan besar di lingkungan perkotaan, mendukung sentralisasi dan industrialisasi. 

Keduanya punya ide besar untuk negaranya. Keduanya pun ditopang pendukung yang besar. Tapi yang terpenting, keduanya bertekad membuat Amerika, yang belum lama merdeka, menjadi negara besar. 

Meskipun telah lama berseteru, mereka akhirnya setuju untuk mencapai sebuah kompromi. 

Kompromi itu dikenal sebagai Kompromi 1790.

Sederhananya, Jefferson bersedia mendukung Hamilton terkait hutang negara. Hamilton pun mendukung Jefferson terkait pembangunan dan pemindahan ibukota ke daerah yang lebih ke tengah (atau “Amerika-sentris” )—daerah yang kini dikenal sebagai Washington DC. 

Jefferson paham betul pentingnya persatuan di momen krusial dalam sejarah negara yang masih muda. Jangan sampai Amerika layu sebelum berkembang—itu yang ada di benaknya.

Ketika dilantik menjadi presiden, Jefferson tegas berkata: 

“Setiap perbedaan pendapat bukanlah perbedaan prinsip. Kita mungkin punya nama yang berbeda, tapi kita adalah saudara dengan prinsip yang sama.”

Prinsip yang dimaksud Jefferson tak lain adalah prinsip republik yang satu, dan negara yang maju.

Di kemudian hari, sejarawan mencatat bahwa Kompromi 1790 sebagai salah satu kompromi terpenting dalam sejarah Amerika. 

Ketika kedua pemimpin besar memilih untuk menurunkan ego dan bersatu padu, kesuksesan suatu negara sepertinya hanya tinggal menunggu waktu.

Jefferson dan Hamilton pun akhirnya dikenang bukan hanya sebagai rival, tapi sebagai negarawan sejati, yang mampu menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi—mewariskan pelajaran bahwa persatuan adalah fondasi dari Amerika Emas.
BANGGA

Tim dengan ranking FIFA 132 berhasil mengimbangi tim dengan ranking 24. 

Alhamdulillah, super bangga. 

Man of the match adalah Martin “the Wall” Paes: sang Tembok Indonesia. 

Seakan @maartenpaes bangun pagi, bercermin lalu berkata, “Thou shall not pass.” 

Terima kasih banyak seluruh punggawa Garuda. You are truly our joy and pride 🇮🇩🦅🔥

P.S. Kepada pemain diaspora Indonesia yang tinggal di Australia, saya pernah berprediksi, “Indonesia dalam waktu dekat akan mengimbangi Australia.” Alhamdulillah hari ini buktinya 😎
Happy birthday, President Yudhoyono. 

May you be graced with profound joy, enduring health, and abundant blessings. 

Your legacy of wisdom and unwavering dedication to our nation remains an enduring source of inspiration. 

Today, we honor not only your years but the lasting impact of your exemplary leadership. 🫡🇮🇩