Allah berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا نُوْدِيَ لِلصَّلٰوةِ مِنْ يَّوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ
Wahai orang-orang yang beriman, apabila (panggilan) untuk melaksanakan shalat pada hari Jumat telah dikumandangkan, segeralah mengingat Allah (QS. Al-Jumu’ah [62]: 9).
Murid Imam Syafii yang bernama Imam Al-Buwaiti pernah dipenjara oleh penguasa lalim.
Saat dia mendengar muazin mengumandangkan azan untuk shalat Jumat, Imam Al-Buwaiti lalu sebisa mungkin mandi dan bersiap untuk shalat Jumat.
Imam Al-Buwaiti lalu berjalan ke pintu penjara. Di sana, sipir penjara dengan kasar menyetopnya dan berkata, “Lah, kamu pikir kamu mau ke mana?”
“Menjawab panggilan Tuhanku,” kata sang imam.
Sipir penjara lalu mendorong Imam Al-Buwaiti untuk kembali ke selnya.
Di dalam remang-remang sel Imam Al-Buwaiti menangis lalu mengadu, “Wahai Tuhanku, aku menjawab panggilanmu tapi dia mencegahku.”
Rupanya episode ini berlangsung setiap Jumat. Imam Al-Buwaiti akan bersiap shalat Jumat lalu dia dipentung dan didorong oleh sipir penjara kembali ke selnya.
Pesan moral kisah ini adalah berupayalah beribadah (atau berbuat baik) dalam kondisi apa pun, semampu kita—walau nantinya ada yang menghalangi dan di dalam penjara sekalipun.
Allah Maha Tahu.