Tekan ESC untuk keluar

PIALA DUNIA U 17 BERSAMA GARUDA PART 1
Piala Dunia U-17: Bersama Garuda (Part 1)

Setiap langkah besar berawal mimpi, dan insyaAllah besok, 10 November 2023, mimpi Indonesia akan menjadi…

SALAHUDDIN DAN BALIAN DARI IBELIN
Salahuddin dan Balian dari Ibelin

Masih terngiang kekalahan di Pertemupuran Hattin, ksatria Balian dari Ibelin, mengajukan permohonan yang “di luar…

SALAH UCAP
Salah Ucap

Di tengah megahnya istana Khalifah Harun Al-Rashid, dua qari terkemuka, Imam Kisaai dan Al-Yazidi, menjalankan…

YOURI DJORKAEFF
Youri Djorkaeff Si Ular

Dijuluki Si Ular karena kelincahan dan ketrampilannya mengolah bola, Youri Djorkaeff adalah salah satu gelandang…

Madu
Madu dan Hadiah Kematian

Rasulullah ﷺ bersabda, “Jika Allah menginginkan kebaikan untuk hamba-Nya, maka Dia akan memaniskannya dengan madu.”…

Luca Antonini Kiat Pemain Muda
Luca Antonini: Kiat Pemain Muda

“Saya bukanlah pemain yang special. Bahkan boleh dikatakan saya adalah pemain dengan kemampuan rata-rata,” kata…

SANG GARUDA KEMBALI KE PIALA ASIA
Sang Garuda Kembali ke Piala Asia

Setelah penantian panjang 16 tahun, beberapa saat lagi, Timnas Indonesia insyaAllah kembali tampil di Piala…

Indonesia v Jepang 2
Menjemput Sejarah Baru (Lagi)

Timnas Indonesia berhasil mengukir sejarah dengan tinta emas. Untuk kali pertama, ia menembus babak 16…

Indonesia v Jepang
Menjemput Sejarah Baru

Hari ini, Timnas Indonesia berdiri di ambang momen bersejarah, menghadapi Timnas Jepang di Piala Asia.…

Gender dan Diaspora Indonesia Pemerintah Harus Bangun Database Diaspora yang Baik
Gender dan Diaspora Indonesia, Pemerintah Harus Bangun Database Diaspora yang Baik

Dosen Ilmu Politik UKI, Dr. Audra Jovani mengatakan dalam kajian Feminisme, terdapat interkoneksi antara seksualitas…

@hamdan.hamedan on Instagram
PROF HAYE

Thom Haye namanya.

Sang Profesor julukannya.

Rendah hatinya, cerdas mainnya. 

Darah Indonesia mengalir di tubuhnya.

Dari Jawa tengah dan Sulawesi Utara.

Prof Haye tak suka berdialektika.

Apalagi berpanjang kata.

Dia bicara lewat kakinya.

Di lapangan, dia kuasai irama. 

Bagai Pirlo-nya Indonesia. 

Dia lesatkan umpan jitu mempesona.

Gol demi gol pun tecipta.

Dia dan anak bangsa lainnya.

Membela Garuda dengan cinta. 

Bahu membahu menjaga asa. 

Asa bangsanya yang rindu piala dunia.

Dia adalah kita, kita adalah dia. 

Satu jiwa, satu bangsa, satu Garuda.
AMERIKA EMAS

Di akhir abad ke-18, hiduplah dua rival dan tokoh besar di Amerika Serikat. Thomas Jefferson dan Alexander Hamilton namanya. 

Jefferson, yang tumbuh dalam tradisi agrikultur, lebih condong pada desentralisasi dan pertanian. 

Sementara itu, Hamilton, yang berpengalaman militer dan besar di lingkungan perkotaan, mendukung sentralisasi dan industrialisasi. 

Keduanya punya ide besar untuk negaranya. Keduanya pun ditopang pendukung yang besar. Tapi yang terpenting, keduanya bertekad membuat Amerika, yang belum lama merdeka, menjadi negara besar. 

Meskipun telah lama berseteru, mereka akhirnya setuju untuk mencapai sebuah kompromi. 

Kompromi itu dikenal sebagai Kompromi 1790.

Sederhananya, Jefferson bersedia mendukung Hamilton terkait hutang negara. Hamilton pun mendukung Jefferson terkait pembangunan dan pemindahan ibukota ke daerah yang lebih ke tengah (atau “Amerika-sentris” )—daerah yang kini dikenal sebagai Washington DC. 

Jefferson paham betul pentingnya persatuan di momen krusial dalam sejarah negara yang masih muda. Jangan sampai Amerika layu sebelum berkembang—itu yang ada di benaknya.

Ketika dilantik menjadi presiden, Jefferson tegas berkata: 

“Setiap perbedaan pendapat bukanlah perbedaan prinsip. Kita mungkin punya nama yang berbeda, tapi kita adalah saudara dengan prinsip yang sama.”

Prinsip yang dimaksud Jefferson tak lain adalah prinsip republik yang satu, dan negara yang maju.

Di kemudian hari, sejarawan mencatat bahwa Kompromi 1790 sebagai salah satu kompromi terpenting dalam sejarah Amerika. 

Ketika kedua pemimpin besar memilih untuk menurunkan ego dan bersatu padu, kesuksesan suatu negara sepertinya hanya tinggal menunggu waktu.

Jefferson dan Hamilton pun akhirnya dikenang bukan hanya sebagai rival, tapi sebagai negarawan sejati, yang mampu menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi—mewariskan pelajaran bahwa persatuan adalah fondasi dari Amerika Emas.
BANGGA

Tim dengan ranking FIFA 132 berhasil mengimbangi tim dengan ranking 24. 

Alhamdulillah, super bangga. 

Man of the match adalah Martin “the Wall” Paes: sang Tembok Indonesia. 

Seakan @maartenpaes bangun pagi, bercermin lalu berkata, “Thou shall not pass.” 

Terima kasih banyak seluruh punggawa Garuda. You are truly our joy and pride 🇮🇩🦅🔥

P.S. Kepada pemain diaspora Indonesia yang tinggal di Australia, saya pernah berprediksi, “Indonesia dalam waktu dekat akan mengimbangi Australia.” Alhamdulillah hari ini buktinya 😎
Happy birthday, President Yudhoyono. 

May you be graced with profound joy, enduring health, and abundant blessings. 

Your legacy of wisdom and unwavering dedication to our nation remains an enduring source of inspiration. 

Today, we honor not only your years but the lasting impact of your exemplary leadership. 🫡🇮🇩