Tekan ESC untuk keluar

DOA ITU DAHSYAT

Jauh lebih dahsyat dari halilintar sekalipun. Rasulullah ﷺ bahkan pernah bersabda, “Tidak ada yang dapat menolak ketentuan Allah kecuali doa” (HR. Tirmidzi no. 2289).

@attahalilintar pernah cerita bahwa dia “bukan siapa-siapa, pernah kerja jadi konter HP.”

“Dari malu, Tuhan denger DOA saya beberapa bulan kemudian omset terus membaik bahkan sampe punya toko HP,” jelas Atta.

“Saya ga terlalu percaya keberuntungan. Saya percaya kerja keras, kerja cerdas, dan DOA,” pungkas Sultan Youtube Asia tersebut yang kini punya puluhan bisnis.

Memang Allah itu sebaik-baiknya pembuat kisah, saya bertemu dengan Atta dan berkesempatan menghadiahinya buku doa saya: Malaikat pun Mengamini.

Semoga saja dapat menjadi wasilah kebaikan, kebahagiaan, dan kesuksesan yang lebih paripuna lagi untuk Mas Atta dan keluarga.

Terkait buku itu, pas Ramadhan, buku itu sempat memuncaki best-seller di Gramedia selama 1 minggu, walaupun akhirnya melorot ke posisi tengah klasemen. Alhamdulillah, daripada tidak pernah memuncaki sama sekali.

Nah, menyambut harlah Quanta, rupanya banyak buku mendapat diskon spesial. Salah satunya, buku tersebut. Jadi bagi yang ada rencana ke toko buku weekend ini, monggo dimanfaatkan diskon spesial ini.

Bagi yang sukanya belanja onlen-onlen, monggo order lewat aplikasi KESAN (lebih sohih bin orisinil). Atau, bisa juga marketplace favorit kalian (hati-hati buku KW gak berkah bin makbul nanti doanya hahaha).

Selamat hari Jumat! Yaitu, sebaik-baiknya hari di mana terdapat suatu rentang waktu yang mana seorang yang shalat lalu dia berdoa bertepatan dengan waktu tersebut melainkan Allah akan mengabulkan doanya (HR. Bukhari no. 935).

Semoga doa kalian semua terkabul. Aamiin.

 

@hamdan.hamedan on Instagram
PROF HAYE

Thom Haye namanya.

Sang Profesor julukannya.

Rendah hatinya, cerdas mainnya. 

Darah Indonesia mengalir di tubuhnya.

Dari Jawa tengah dan Sulawesi Utara.

Prof Haye tak suka berdialektika.

Apalagi berpanjang kata.

Dia bicara lewat kakinya.

Di lapangan, dia kuasai irama. 

Bagai Pirlo-nya Indonesia. 

Dia lesatkan umpan jitu mempesona.

Gol demi gol pun tecipta.

Dia dan anak bangsa lainnya.

Membela Garuda dengan cinta. 

Bahu membahu menjaga asa. 

Asa bangsanya yang rindu piala dunia.

Dia adalah kita, kita adalah dia. 

Satu jiwa, satu bangsa, satu Garuda.
AMERIKA EMAS

Di akhir abad ke-18, hiduplah dua rival dan tokoh besar di Amerika Serikat. Thomas Jefferson dan Alexander Hamilton namanya. 

Jefferson, yang tumbuh dalam tradisi agrikultur, lebih condong pada desentralisasi dan pertanian. 

Sementara itu, Hamilton, yang berpengalaman militer dan besar di lingkungan perkotaan, mendukung sentralisasi dan industrialisasi. 

Keduanya punya ide besar untuk negaranya. Keduanya pun ditopang pendukung yang besar. Tapi yang terpenting, keduanya bertekad membuat Amerika, yang belum lama merdeka, menjadi negara besar. 

Meskipun telah lama berseteru, mereka akhirnya setuju untuk mencapai sebuah kompromi. 

Kompromi itu dikenal sebagai Kompromi 1790.

Sederhananya, Jefferson bersedia mendukung Hamilton terkait hutang negara. Hamilton pun mendukung Jefferson terkait pembangunan dan pemindahan ibukota ke daerah yang lebih ke tengah (atau “Amerika-sentris” )—daerah yang kini dikenal sebagai Washington DC. 

Jefferson paham betul pentingnya persatuan di momen krusial dalam sejarah negara yang masih muda. Jangan sampai Amerika layu sebelum berkembang—itu yang ada di benaknya.

Ketika dilantik menjadi presiden, Jefferson tegas berkata: 

“Setiap perbedaan pendapat bukanlah perbedaan prinsip. Kita mungkin punya nama yang berbeda, tapi kita adalah saudara dengan prinsip yang sama.”

Prinsip yang dimaksud Jefferson tak lain adalah prinsip republik yang satu, dan negara yang maju.

Di kemudian hari, sejarawan mencatat bahwa Kompromi 1790 sebagai salah satu kompromi terpenting dalam sejarah Amerika. 

Ketika kedua pemimpin besar memilih untuk menurunkan ego dan bersatu padu, kesuksesan suatu negara sepertinya hanya tinggal menunggu waktu.

Jefferson dan Hamilton pun akhirnya dikenang bukan hanya sebagai rival, tapi sebagai negarawan sejati, yang mampu menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi—mewariskan pelajaran bahwa persatuan adalah fondasi dari Amerika Emas.
BANGGA

Tim dengan ranking FIFA 132 berhasil mengimbangi tim dengan ranking 24. 

Alhamdulillah, super bangga. 

Man of the match adalah Martin “the Wall” Paes: sang Tembok Indonesia. 

Seakan @maartenpaes bangun pagi, bercermin lalu berkata, “Thou shall not pass.” 

Terima kasih banyak seluruh punggawa Garuda. You are truly our joy and pride 🇮🇩🦅🔥

P.S. Kepada pemain diaspora Indonesia yang tinggal di Australia, saya pernah berprediksi, “Indonesia dalam waktu dekat akan mengimbangi Australia.” Alhamdulillah hari ini buktinya 😎
Happy birthday, President Yudhoyono. 

May you be graced with profound joy, enduring health, and abundant blessings. 

Your legacy of wisdom and unwavering dedication to our nation remains an enduring source of inspiration. 

Today, we honor not only your years but the lasting impact of your exemplary leadership. 🫡🇮🇩