Tekan ESC untuk keluar

GURU

Pernah suatu ketika, Imam Ahmad muda mengunjungi majelis Imam Syafii. Saat itu Imam Ahmad baru saja menyalin banyak kitab sehingga ada bercak tinta hitam pada pakaiannya.
Imam Syafii melihat Imam Ahmad muda duduk. Lalu Imam Syafii memperhatikan bahwa Imam Ahmad merasa malu karena ada bercak tinta yang menempel di pakaiannya dan mencoba menyembunyikannya.
Melihat hal ini, Imam Syafii pun berkata, “Anak muda, mengapa kamu menyembunyikannya? Memiliki tinta pada pakaian seseorang adalah tanda pribadi yang luhur (sebagai pecinta ilmu): bagi orang biasa (tinta) itu hitam, tapi bagi orang yang berilmu itu putih (dengan cahaya pengetahuan).”
Mendengar petuah ini, tekad Imam Ahmad pun semakin membara dalam mengumpulkan, menyalin, dan menghafalkan hadis. Beliau pun lambat laun menjadi seorang imam yang mumpuni.
Di kemudian hari, Imam Ahmad pernah melihat para santri dengan pot tinta dan bercak tinta hitam pada pakaian mereka bersemangat untuk duduk dan belajar dari sang imam. Imam Ahmad pun tersenyum sambil mengenang ucapan Imam Syafii dulu kepadanya. Beliau pun berkata, “Tinta-tinta itu adalah lentera Islam.”
Tak pernah lupa mengingat jasa gurunya itu, beliau lalu melanjutkan, “Tidak seorang pun ulama hadis menyentuh tempat tinta atau pena kecuali dia berhutang banyak kepada Imam Syafii.”
~ Kepada seluruh guruku, terima kasih banyak. Semoga Allah membalas kebaikanmu berpuluh-puluh kali lipat. Selamat Hari Guru.
@hamdan.hamedan on Instagram
ARAN DAN SUARANYA

Di tanah jauh, Aran memimpin negara,
Ikhtiar ubah nasib rakyat dengan kerja dan karya,
Namun suara hanya mencari cela,
Menutup mata pada prestasi yang nyata.

Ia bangun negara, mereka sebut tipu daya,
Ia bantu rakyat tak berdaya, mereka bilang hanya sandiwara,
Tangan berupaya layani rakyat tanpa jeda,
Meski suara sibuk kerdilkan fakta.

Aran, tak goyah walau dihujat,
Tahu bahwa kebaikan tak bisa dilumat,
Sejarah dipatri dari karya dan niat,
Bukan dari suara yang dipenuhi syarat.

Waktu berlalu, celaan terkubur di tanah,
Kerja Aran tak luntur oleh fitnah,
Suara sumbang pun hilang, dilupakan dalam sunyi,
Sementara Aran dikenang hingga nanti.
striker timnas semakin nyetel, sementara wasit semakin…

Jadi teringat sebuah ayat, “Dan kami jadikan sebagian dari kamu cobaan bagi sebagian yang lain.” (QS. Al-Furqan: 20)

Life isn’t always fair, but the show must go on. We will pay in full by defeating them next time, fair and square, without the interference of the referee. Bismillah 💪🏻💪🏻
CERITA LAMA

Genosida di Gaza bukanlah cerita baru,
Tapi cerita puluhan tahun luka membiru,
Di balik reruntuhan ada tangis bisu,
Dicampakkan dunia, sendiri menghadapi pilu.

Langitnya gelap, buminya luluh lantak,
Ribuan nyawa lenyap, tanpa jejak,
Di mana Barat yang lantang mendukung HAM dan Ukraina?
Kalau soal Palestina, ah itu beda cerita. 

Para pemimpin Arab menyimpan mimpi,
Menjadi Salahuddin baru nan gagah berani,
Namun ketika datang waktunya beraksi,
Hilang nyali, takut pada bayang sendiri.

Syuhada yang pergi takkan kembali,
Gaza tetap berdiri, walau hampir mati,
Dalam dentuman dan reruntuhan, ada doa sang yatim sunyi,
Menanti akhir dari luka yang tak terperi.
PENJAGA INDONESIA 

Mereka menjawab panggilan saat yang lain enggan,
Melangkah tanpa ragu, songsong bahaya di depan
Mereka bertempur dalam gelap pekat 
Agar kita dapat melihat terang, menikmati hidup yang hangat.

Mereka tinggalkan nyaman, rumah, dan pasangan tercinta 
Demi sumpah setia pada bangsa 
Di setiap langkah mereka, kita temukan arti pengorbanan,
Demi negeri ini tetap aman.

Mereka tak minta pujian atau tepuk tangan meriah,
Sekalipun mereka adalah pahlawan, dalam diam yang gagah.
Demi kita, mereka korbankan segalanya,
Di laut, di darat, dan di udara.

Tanah air ini tegak karena ada mereka di barisan terdepan,
Dalam keberanian mereka, kita temukan alasan untuk bertahan—alasan untuk melanjutkan.
Selamat ulang tahun, TNI tercinta,
Kebanggaan bangsa, penjaga Indonesia. 🇮🇩