Tekan ESC untuk keluar

HUMOR SUFI: KAMU TIDAK TAHU SIAPA SAYA?

Nasruddin pernah bertugas sebagai prajurit di sebuah benteng. Suatu malam, ia piket menjaga salah satu menara di benteng tersebut bersama dengan para prajurit lain.
Malam itu, cuaca begitu dingin dan kabut begitu pekat. Nasruddin mendadak ingin buang air kecil, tapi ia malas menuruni ratusan anak tangga untuk ke kamar kecil.
“Malam ini kabut begitu pekat. Kalau toh aku kencing dari atas menara, tidak ada yang bisa melihatku,” gumam Nasruddin dalam hati.
Saat sendirian, ia pun membuka resletingnya dan mulai buang air kecil dari atas menara yang tertutup kabut. Selang beberapa detik, terdengar suara teriakan dari bawah. Rupanya Jenderal Aziz sedang melakukan inspeksi mendadak dan terkena cipratan air seni Nasruddin.
“Woy! Air dari mana nih?” teriak Jenderal Aziz sambil mengelap wajahnya yang basah.
“Maaf, aku kebelet dan terpaksa buang air kecil dari atas,” sahut Nasruddin.
“Hah, ini air kencing! Kurang ajar sekali kamu. Tahukah kamu siapa saya?” amuk tanya Jenderal Aziz.
Nasruddin betul-betul tidak tahu siapa lawan bicaranya. Jangankan itu, melihat lawan bicaranya saja tidak bisa—saking pekatnya kabut malam itu. Ia pun akhirnya bertanya.
“Memangnya kamu siapa?” tanya Nasruddin.
“Saya ini Jenderal Aziz, pemimpin tertinggi militer,” teriak sang jenderal dari bawah tanpa bisa melihat Nasruddin.
Nasruddin pun pucat pasi. Jenderal Aziz memang terkenal kejam. Dia pernah melempar anak buahnya ke kandang macan karena salah pakai seragam.
Beberapa lama kemudian, Nasruddin menjadi agak tenang karena ia sadar bahwa setidaknya sang jenderal tak bisa melihatnya, apalagi mengenalinya.
“Siap, Jenderal,” balas Nasruddin. “Tapi tahukah Jenderal siapa saya?”
“Tidak tahu,” teriak Jenderal Aziz polos.
“Oh, alhamdulilah, kalau begitu,” jawab Nasruddin lega sambil kabur dari tempat kejadian.
~ Jika seseorang perlu menjelaskan nasab keluarganya untuk memukau manusia, ketahuilah dia bukan siapa-siapa.
@hamdan.hamedan on Instagram
striker timnas semakin nyetel, sementara wasit semakin…

Jadi teringat sebuah ayat, “Dan kami jadikan sebagian dari kamu cobaan bagi sebagian yang lain.” (QS. Al-Furqan: 20)

Life isn’t always fair, but the show must go on. We will pay in full by defeating them next time, fair and square, without the interference of the referee. Bismillah 💪🏻💪🏻
CERITA LAMA

Genosida di Gaza bukanlah cerita baru,
Tapi cerita puluhan tahun luka membiru,
Di balik reruntuhan ada tangis bisu,
Dicampakkan dunia, sendiri menghadapi pilu.

Langitnya gelap, buminya luluh lantak,
Ribuan nyawa lenyap, tanpa jejak,
Di mana Barat yang lantang mendukung HAM dan Ukraina?
Kalau soal Palestina, ah itu beda cerita. 

Para pemimpin Arab menyimpan mimpi,
Menjadi Salahuddin baru nan gagah berani,
Namun ketika datang waktunya beraksi,
Hilang nyali, takut pada bayang sendiri.

Syuhada yang pergi takkan kembali,
Gaza tetap berdiri, walau hampir mati,
Dalam dentuman dan reruntuhan, ada doa sang yatim sunyi,
Menanti akhir dari luka yang tak terperi.
PENJAGA INDONESIA 

Mereka menjawab panggilan saat yang lain enggan,
Melangkah tanpa ragu, songsong bahaya di depan
Mereka bertempur dalam gelap pekat 
Agar kita dapat melihat terang, menikmati hidup yang hangat.

Mereka tinggalkan nyaman, rumah, dan pasangan tercinta 
Demi sumpah setia pada bangsa 
Di setiap langkah mereka, kita temukan arti pengorbanan,
Demi negeri ini tetap aman.

Mereka tak minta pujian atau tepuk tangan meriah,
Sekalipun mereka adalah pahlawan, dalam diam yang gagah.
Demi kita, mereka korbankan segalanya,
Di laut, di darat, dan di udara.

Tanah air ini tegak karena ada mereka di barisan terdepan,
Dalam keberanian mereka, kita temukan alasan untuk bertahan—alasan untuk melanjutkan.
Selamat ulang tahun, TNI tercinta,
Kebanggaan bangsa, penjaga Indonesia. 🇮🇩
Semoga analogi sederhana ini dapat diterima. 

Bahwa mobil timnas sedang melaju kencang, biarkan ia sampai pada top speed-nya di gigi 5. 

Jangan sampai baru di gigi 3, langsung ditarik rem tangan mendadak. Sehingga terpental atau bahkan gagal sampai di finish line di posisi terhormat. 

Setelah berakhir di finish line, barulah kita apresiasi dan evaluasi bersama untuk perbaikan. 

Semoga dengan demikian, tercapai semua apa yang kita cita-citakan: Garura terbang menuju Piala Dunia. Aamiin YRA 🤲.