Filsuf sosial terkemuka asal Amerika Serikat, Eric Hoffer, dikenal dengan diktumnya:
“Gerakan massa bisa muncul dan menyebar tanpa kepercayaan pada Tuhan, tapi tak akan pernah bisa tanpa adanya (sosok) iblis.”
Dalam pandangan Hoffer, sosok “iblis” dapat diartikan sebagai musuh bersama—sebuah figur atau konsep yang tak hanya menyatukan, tapi juga mampu memobilisasi massa melalui rasa kebencian (atau ketakutan).
Tanpa kehadiran “iblis,” gerakan massa seringkali kehilangan daya rekatnya, terutama karena beragamnya elemen yang mungkin terlibat di dalamnya.
Ketika kebencian terhadap musuh bersama mulai memudar, energi yang menyatukan massa pun melemah, membuat gerakan rentan terpecah.
Walakin, pepatah bijak juga mengingatkan, “Iblis dan fitnah tidur seranjang, celakalah orang-orang yang membangunkannya.”
Pepatah ini mengingatkan juga bahwa keberadaan “iblis” bukan hanya soal identifikasi musuh, tetapi juga tentang konsekuensi destruktif dari membangkitkan kekuatan yang berbahaya ini.
Pada akhirnya, iblis dan fitnah yang dibangunkan—dan gagal ditumbangkan—berpotensi menghabisi gerakan itu sendiri.