Tekan ESC untuk keluar

IBLIS

Filsuf sosial terkemuka asal Amerika Serikat, Eric Hoffer, dikenal dengan diktumnya:

“Gerakan massa bisa muncul dan menyebar tanpa kepercayaan pada Tuhan, tapi tak akan pernah bisa tanpa adanya (sosok) iblis.”

Dalam pandangan Hoffer, sosok “iblis” dapat diartikan sebagai musuh bersama—sebuah figur atau konsep yang tak hanya menyatukan, tapi juga mampu memobilisasi massa melalui rasa kebencian (atau ketakutan).

Tanpa kehadiran “iblis,” gerakan massa seringkali kehilangan daya rekatnya, terutama karena beragamnya elemen yang mungkin terlibat di dalamnya. 

Ketika kebencian terhadap musuh bersama mulai memudar, energi yang menyatukan massa pun melemah, membuat gerakan rentan terpecah.

Walakin, pepatah bijak juga mengingatkan, “Iblis dan fitnah tidur seranjang, celakalah orang-orang yang membangunkannya.” 

Pepatah ini mengingatkan juga bahwa keberadaan “iblis” bukan hanya soal identifikasi musuh, tetapi juga tentang konsekuensi destruktif dari membangkitkan kekuatan yang berbahaya ini.

Pada akhirnya, iblis dan fitnah yang dibangunkan—dan gagal ditumbangkan—berpotensi menghabisi gerakan itu sendiri.

@hamdan.hamedan on Instagram
striker timnas semakin nyetel, sementara wasit semakin…

Jadi teringat sebuah ayat, “Dan kami jadikan sebagian dari kamu cobaan bagi sebagian yang lain.” (QS. Al-Furqan: 20)

Life isn’t always fair, but the show must go on. We will pay in full by defeating them next time, fair and square, without the interference of the referee. Bismillah 💪🏻💪🏻
CERITA LAMA

Genosida di Gaza bukanlah cerita baru,
Tapi cerita puluhan tahun luka membiru,
Di balik reruntuhan ada tangis bisu,
Dicampakkan dunia, sendiri menghadapi pilu.

Langitnya gelap, buminya luluh lantak,
Ribuan nyawa lenyap, tanpa jejak,
Di mana Barat yang lantang mendukung HAM dan Ukraina?
Kalau soal Palestina, ah itu beda cerita. 

Para pemimpin Arab menyimpan mimpi,
Menjadi Salahuddin baru nan gagah berani,
Namun ketika datang waktunya beraksi,
Hilang nyali, takut pada bayang sendiri.

Syuhada yang pergi takkan kembali,
Gaza tetap berdiri, walau hampir mati,
Dalam dentuman dan reruntuhan, ada doa sang yatim sunyi,
Menanti akhir dari luka yang tak terperi.
PENJAGA INDONESIA 

Mereka menjawab panggilan saat yang lain enggan,
Melangkah tanpa ragu, songsong bahaya di depan
Mereka bertempur dalam gelap pekat 
Agar kita dapat melihat terang, menikmati hidup yang hangat.

Mereka tinggalkan nyaman, rumah, dan pasangan tercinta 
Demi sumpah setia pada bangsa 
Di setiap langkah mereka, kita temukan arti pengorbanan,
Demi negeri ini tetap aman.

Mereka tak minta pujian atau tepuk tangan meriah,
Sekalipun mereka adalah pahlawan, dalam diam yang gagah.
Demi kita, mereka korbankan segalanya,
Di laut, di darat, dan di udara.

Tanah air ini tegak karena ada mereka di barisan terdepan,
Dalam keberanian mereka, kita temukan alasan untuk bertahan—alasan untuk melanjutkan.
Selamat ulang tahun, TNI tercinta,
Kebanggaan bangsa, penjaga Indonesia. 🇮🇩
Semoga analogi sederhana ini dapat diterima. 

Bahwa mobil timnas sedang melaju kencang, biarkan ia sampai pada top speed-nya di gigi 5. 

Jangan sampai baru di gigi 3, langsung ditarik rem tangan mendadak. Sehingga terpental atau bahkan gagal sampai di finish line di posisi terhormat. 

Setelah berakhir di finish line, barulah kita apresiasi dan evaluasi bersama untuk perbaikan. 

Semoga dengan demikian, tercapai semua apa yang kita cita-citakan: Garura terbang menuju Piala Dunia. Aamiin YRA 🤲.