Tekan ESC untuk keluar

Jihad itu Bagian dari Islam, tapi Islam itu bukan hanya Jihad

Alkisah ada pemuda tanggung menghampiri seorang sahabat Rasulullah ﷺ yang bernama Ibnu Umar.

Sang pemuda dengan semangat “jihad” bertanya setengah mengejek, “Kenapa kamu tidak ikut berperang?”

Pertanyaan ini sedikit aneh karena diajukan kepada Ibnu Umar yang merupakan veteran perang Khandak bersama Rasulullah ﷺ.

Dan ketika Ibnu Umar masih bocah pun beliau sudah merengek kepada Rasulullah ﷺ untuk dibolehkan ikut berjihad di perang Badar dan perang Uhud.

Rasulullah ﷺ justru menolaknya karena usia Ibnu Umar yang masih kecil.

Tak kalah penting, Ibnu Umar itu adalah putra dari Umar bin Khattab yang terkenal pemberani.

Dan juga Ibnu Umar adalah perawi hadis paling banyak setelah Abu Hurairah.

Dengan kata lain, secara pengalaman, nasab, dan ilmu, Ibnu Umar begitu mumpuni.

Ibnu Umar lantas menjawab:

إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ ‏ “‏ إِنَّ الإِسْلاَمَ بُنِيَ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَصِيَامِ رَمَضَانَ وَحَجِّ الْبَيْتِ ‏”‏ ‏

Sungguh aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: “Islam itu didirikan di atas lima dasar: syahadat, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan, dan berhaji ke Baitullah” (HR. Muslim no. 16).

Itu jawaban yang tersurat, tetapi yang tersirat kurang lebih:

“Aku tuh hidup sezaman dan belajar langsung dari Rasulullah ﷺ , mas bro! Jadi kalau urusan jihad, aku tuh tahu banget. Wong aku veteran kok. Dan inti dari Islam itu bukan melulu jihad, mas bro. Udah hafal atau diamalkan belum rukun Islam? Nah, kalau rukun Islam mas bro saja belum beres, ngapain ente ngomongin atau ngajak-ngajak jihad!”

@hamdan.hamedan on Instagram
PENJAGA INDONESIA 

Mereka menjawab panggilan saat yang lain enggan,
Melangkah tanpa ragu, songsong bahaya di depan
Mereka bertempur dalam gelap pekat 
Agar kita dapat melihat terang, menikmati hidup yang hangat.

Mereka tinggalkan nyaman, rumah, dan pasangan tercinta 
Demi sumpah setia pada bangsa 
Di setiap langkah mereka, kita temukan arti pengorbanan,
Demi negeri ini tetap aman.

Mereka tak minta pujian atau tepuk tangan meriah,
Sekalipun mereka adalah pahlawan, dalam diam yang gagah.
Demi kita, mereka korbankan segalanya,
Di laut, di darat, dan di udara.

Tanah air ini tegak karena ada mereka di barisan terdepan,
Dalam keberanian mereka, kita temukan alasan untuk bertahan—alasan untuk melanjutkan.
Selamat ulang tahun, TNI tercinta,
Kebanggaan bangsa, penjaga Indonesia. 🇮🇩
Semoga analogi sederhana ini dapat diterima. 

Bahwa mobil timnas sedang melaju kencang, biarkan ia sampai pada top speed-nya di gigi 5. 

Jangan sampai baru di gigi 3, langsung ditarik rem tangan mendadak. Sehingga terpental atau bahkan gagal sampai di finish line di posisi terhormat. 

Setelah berakhir di finish line, barulah kita apresiasi dan evaluasi bersama untuk perbaikan. 

Semoga dengan demikian, tercapai semua apa yang kita cita-citakan: Garura terbang menuju Piala Dunia. Aamiin YRA 🤲.