Ketika kaum Muslim dan Yahudi dipersekusi dan diusir dari Spanyol pada 1492, seluruh Eropa bisu, kecuali satu.
Ada satu sultan yang lantang berbicara. Sultan Bayezid II dari Kekhalifahan Utsmaniyah namanya.
Dengan tegas, sang Sultan memberi perintah:
“Kerahkan armada kita ke Andalusia dan selamatkan Muslim dan Yahudi sebanyak-banyaknya. Bila kamu temukan mereka di daerah kekuasaan kita, maka perlakukanlah kaum Yahudi dengan baik.”
Tak kurang 150 ribu orang Yahudi diselamatkan dari nasib yang kelam. Bahkan ada yang mengatakan hingga 500 ribu jiwa.
Di kemudian hari, seorang pemikir Yahudi, Albert Levy, yang nasabnya tersambung ke penyintas Yahudi yang diselamatkan oleh sultan Bayezid, menulis sebuah puisi:
Dia [Bayezid II] mengirimkan perintah resmi
ke provinsi-provinsi Eropa pada umumnya,
memerintahkan semua gubernur
untuk tidak menolak pengungsi dari Spanyol
untuk menerimanya dengan ramah dan baik,
untuk memberi mereka perlindungan di kota mana pun,
memperlakukan mereka sebagai warga negara
agar mereka bisa hidup layak dan bahagia
Oleh karena itu, berkat kepemimpinan ini,
yang sangat baik, manis, dan manusiawi,
orang-orang Yahudi yang diusir dari Spanyol
mulai menjalani hari-hari yang lebih baik.
Ribuan orang menetap di Turki,
membentuk keluarga besar,
mengorganisir diri di berbagai komunitas,
dan berusaha serta beraktivitas
Mereka membuka sekolah, mendirikan sinagoga,
mereka mengorganisir berbagai institusi;
dalam waktu singkat mereka meraih kesuksesan,
membuat kemajuan yang signifikan.
——
Memang betul, ada kelompok imigran yang tahu balas budi. Tapi ada pula yang lupa diri hingga tega mencaplok tanah dari tuan rumah yang pernah memberikan kehangatan dan perlindungan.