Tekan ESC untuk keluar

Surviving Political Imbroglio and Scandal: A Guide

“It depends upon what the meaning of the word ‘is’ is.” —Bill Clinton

“In war, you can only be killed once, but in politics, many times.” —Winston Churchill

It is almost certain that a politician will encounter a political imbroglio at some point in his/her career. If not managed properly, an imbroglio may evolve into a full-blown scandal, especially if there is more to it than a harmless faux pas.

As many politicians from Cleopatra to Clinton have learned, a full-blown scandal may not only tarnish one’s image but also mark the decline of one’s political career. Hence, dealing with imbroglio and scandal is an art that any politician must master to traverse the treacherous waters of politics.

If you are a politician or aspiring to be one, here are some strategies for dealing with a political imbroglio and/or scandal.

Respond promptly and calmly

  • If the accusation is false—or if it is true but cannot be proven—then calmly deny it.
  • If the accusation is true and can be proven, especially if the incriminating evidence is stacked against you or easily obtained by others, then admit your mistake and apologize.

Remember, when you expose your own mistake, you can always frame it in a better light than your opponents, who will probably expose you in the darkest possible way.

An honest admission gives you credibility, while leaving your opponents with virtually nothing to say except what you have already admitted.

Do not prevaricate or lie

Providing an inaccurate or ambiguous story, especially during a scandal, creates a whole new problem. You might inadvertently empower your opponents to call you a liar by prevaricating or lying.

Your argument should be presented as an honest and credible story; otherwise, you risk insulting your audience’s intelligence.

Move on with your work

Don’t disappear, for it makes you look guilty and weak.

Instead, you must appear busy working directly with your constituents and helping them. And yes, you need to be photographed and filmed doing this.

Constantly being photographed or filmed doing your job-related activities during a political imbroglio gives the much-needed impression that you are a committed public servant.

Remember to remain visible and composed, yet not necessarily quotable.

Lastly, demonstrate your readiness to move beyond your mistake by focusing on more important matters, such as prioritizing your duties and serving your constituents. If you have a new public project to announce, now would be the ideal time.

Don’ts:

  • Don’t appear more aggressive than your opponent, for it might be misconstrued as being panicked or an admission of guilt. People prefer polite underdogs to belligerent bulldogs.
  • Don’t use sarcasm, scorn, insult, or ad hominem. No one likes the mocker, the scoffer, the small, and the petty. Respecting your opponent elevates you.
  • Don’t threaten unless you mean it. Failure to follow up on your threat will make you look weak and less credible in the future.

“Scandal dies sooner of itself than we could kill it.” —Benjamin Rush

@hamdan.hamedan on Instagram
PROF HAYE

Thom Haye namanya.

Sang Profesor julukannya.

Rendah hatinya, cerdas mainnya. 

Darah Indonesia mengalir di tubuhnya.

Dari Jawa tengah dan Sulawesi Utara.

Prof Haye tak suka berdialektika.

Apalagi berpanjang kata.

Dia bicara lewat kakinya.

Di lapangan, dia kuasai irama. 

Bagai Pirlo-nya Indonesia. 

Dia lesatkan umpan jitu mempesona.

Gol demi gol pun tecipta.

Dia dan anak bangsa lainnya.

Membela Garuda dengan cinta. 

Bahu membahu menjaga asa. 

Asa bangsanya yang rindu piala dunia.

Dia adalah kita, kita adalah dia. 

Satu jiwa, satu bangsa, satu Garuda.
AMERIKA EMAS

Di akhir abad ke-18, hiduplah dua rival dan tokoh besar di Amerika Serikat. Thomas Jefferson dan Alexander Hamilton namanya. 

Jefferson, yang tumbuh dalam tradisi agrikultur, lebih condong pada desentralisasi dan pertanian. 

Sementara itu, Hamilton, yang berpengalaman militer dan besar di lingkungan perkotaan, mendukung sentralisasi dan industrialisasi. 

Keduanya punya ide besar untuk negaranya. Keduanya pun ditopang pendukung yang besar. Tapi yang terpenting, keduanya bertekad membuat Amerika, yang belum lama merdeka, menjadi negara besar. 

Meskipun telah lama berseteru, mereka akhirnya setuju untuk mencapai sebuah kompromi. 

Kompromi itu dikenal sebagai Kompromi 1790.

Sederhananya, Jefferson bersedia mendukung Hamilton terkait hutang negara. Hamilton pun mendukung Jefferson terkait pembangunan dan pemindahan ibukota ke daerah yang lebih ke tengah (atau “Amerika-sentris” )—daerah yang kini dikenal sebagai Washington DC. 

Jefferson paham betul pentingnya persatuan di momen krusial dalam sejarah negara yang masih muda. Jangan sampai Amerika layu sebelum berkembang—itu yang ada di benaknya.

Ketika dilantik menjadi presiden, Jefferson tegas berkata: 

“Setiap perbedaan pendapat bukanlah perbedaan prinsip. Kita mungkin punya nama yang berbeda, tapi kita adalah saudara dengan prinsip yang sama.”

Prinsip yang dimaksud Jefferson tak lain adalah prinsip republik yang satu, dan negara yang maju.

Di kemudian hari, sejarawan mencatat bahwa Kompromi 1790 sebagai salah satu kompromi terpenting dalam sejarah Amerika. 

Ketika kedua pemimpin besar memilih untuk menurunkan ego dan bersatu padu, kesuksesan suatu negara sepertinya hanya tinggal menunggu waktu.

Jefferson dan Hamilton pun akhirnya dikenang bukan hanya sebagai rival, tapi sebagai negarawan sejati, yang mampu menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi—mewariskan pelajaran bahwa persatuan adalah fondasi dari Amerika Emas.
BANGGA

Tim dengan ranking FIFA 132 berhasil mengimbangi tim dengan ranking 24. 

Alhamdulillah, super bangga. 

Man of the match adalah Martin “the Wall” Paes: sang Tembok Indonesia. 

Seakan @maartenpaes bangun pagi, bercermin lalu berkata, “Thou shall not pass.” 

Terima kasih banyak seluruh punggawa Garuda. You are truly our joy and pride 🇮🇩🦅🔥

P.S. Kepada pemain diaspora Indonesia yang tinggal di Australia, saya pernah berprediksi, “Indonesia dalam waktu dekat akan mengimbangi Australia.” Alhamdulillah hari ini buktinya 😎
Happy birthday, President Yudhoyono. 

May you be graced with profound joy, enduring health, and abundant blessings. 

Your legacy of wisdom and unwavering dedication to our nation remains an enduring source of inspiration. 

Today, we honor not only your years but the lasting impact of your exemplary leadership. 🫡🇮🇩