Tekan ESC untuk keluar

C7A294F1 161E 45C3 BAC5 CF6B78568CD7
Mengejutkan! Pekerjaan Ini Dibayar Puluhan Juta di Swiss

Jakarta — Pendapatan seorang pekerja tentu bervariasi di setiap negara. Bahkan, pekerjaan yang dianggap biasa…

Strategic Management of Indonesian Diaspora
Strategic Management of Indonesian Diaspora: Optimizing Talent for Indonesia’s Progress

Abstract This paper discusses the strategic management of the Indonesian diaspora, focusing on optimizing their…

20240717 1716 screen shot 2024 07 17 at 11
SELLY SEPTIANI DEWI: DIASPORA INDONESIA PERINTIS KOSMETIK HALAL DI JEPANG

Tokyo — Selly Septiani Dewi, seorang diaspora Indonesia, telah mencetak sejarah dengan menciptakan produk kosmetik…

IMG 0459
UJI COBA TIMNAS PUTRI DI HONGKONG: PEMAIN DIASPORA SIAP UNJUK GIGI

JAKARTA - Timnas Putri Indonesia bersiap untuk menghadapi laga uji coba melawan timnas putri Hong…

WhatsApp Image 2024 06 19 at 08.31.34 1
OPTIMASI POTENSI DIASPORA INDONESIA: DARI OLAHRAGA HINGGA STEM

Jakarta - Kebijakan pemanfaatan atlet diaspora Indonesia perlahan terbukti mendongkrak prestasi di bidang olahraga. Di…

pssi
TIMNAS U-16 INDONESIA SIAP GAET PEMAIN DIASPORA UNTUK KUALIFIKASI PIALA ASIA U-17 2025

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, membuka peluang untuk menambah pemain diaspora ke dalam skuad Timnas…

orodo2060 A person holding up two different passports while mak 451df374 350f 403d 8774 60e61aa5272f
Exploring the Idea of Dual Citizenship and the Indonesian Diaspora: Boon or Bane?

Author's Note: This article was first published in the Jakarta Post in June 2015 and…

DIASPORA DAN KEPEMUDAAN
Diaspora dan Kepemudaan

Sejak kongres pertama Diaspora Indonesia di Los Angeles 2012 silam, terminologi ‘diaspora’ lambat laun masuk…

ATLET BASKET DIASPORA
Atlet Basket Diaspora

“Ternyata banyak juga ya atlet basket diaspora kita,” kata Sekjen Perbasi Ibu @nirmaladewi_nd dan Bapak…

Gender dan Diaspora Indonesia Pemerintah Harus Bangun Database Diaspora yang Baik
Gender dan Diaspora Indonesia, Pemerintah Harus Bangun Database Diaspora yang Baik

Dosen Ilmu Politik UKI, Dr. Audra Jovani mengatakan dalam kajian Feminisme, terdapat interkoneksi antara seksualitas…

@hamdan.hamedan on Instagram
PROF HAYE

Thom Haye namanya.

Sang Profesor julukannya.

Rendah hatinya, cerdas mainnya. 

Darah Indonesia mengalir di tubuhnya.

Dari Jawa tengah dan Sulawesi Utara.

Prof Haye tak suka berdialektika.

Apalagi berpanjang kata.

Dia bicara lewat kakinya.

Di lapangan, dia kuasai irama. 

Bagai Pirlo-nya Indonesia. 

Dia lesatkan umpan jitu mempesona.

Gol demi gol pun tecipta.

Dia dan anak bangsa lainnya.

Membela Garuda dengan cinta. 

Bahu membahu menjaga asa. 

Asa bangsanya yang rindu piala dunia.

Dia adalah kita, kita adalah dia. 

Satu jiwa, satu bangsa, satu Garuda.
AMERIKA EMAS

Di akhir abad ke-18, hiduplah dua rival dan tokoh besar di Amerika Serikat. Thomas Jefferson dan Alexander Hamilton namanya. 

Jefferson, yang tumbuh dalam tradisi agrikultur, lebih condong pada desentralisasi dan pertanian. 

Sementara itu, Hamilton, yang berpengalaman militer dan besar di lingkungan perkotaan, mendukung sentralisasi dan industrialisasi. 

Keduanya punya ide besar untuk negaranya. Keduanya pun ditopang pendukung yang besar. Tapi yang terpenting, keduanya bertekad membuat Amerika, yang belum lama merdeka, menjadi negara besar. 

Meskipun telah lama berseteru, mereka akhirnya setuju untuk mencapai sebuah kompromi. 

Kompromi itu dikenal sebagai Kompromi 1790.

Sederhananya, Jefferson bersedia mendukung Hamilton terkait hutang negara. Hamilton pun mendukung Jefferson terkait pembangunan dan pemindahan ibukota ke daerah yang lebih ke tengah (atau “Amerika-sentris” )—daerah yang kini dikenal sebagai Washington DC. 

Jefferson paham betul pentingnya persatuan di momen krusial dalam sejarah negara yang masih muda. Jangan sampai Amerika layu sebelum berkembang—itu yang ada di benaknya.

Ketika dilantik menjadi presiden, Jefferson tegas berkata: 

“Setiap perbedaan pendapat bukanlah perbedaan prinsip. Kita mungkin punya nama yang berbeda, tapi kita adalah saudara dengan prinsip yang sama.”

Prinsip yang dimaksud Jefferson tak lain adalah prinsip republik yang satu, dan negara yang maju.

Di kemudian hari, sejarawan mencatat bahwa Kompromi 1790 sebagai salah satu kompromi terpenting dalam sejarah Amerika. 

Ketika kedua pemimpin besar memilih untuk menurunkan ego dan bersatu padu, kesuksesan suatu negara sepertinya hanya tinggal menunggu waktu.

Jefferson dan Hamilton pun akhirnya dikenang bukan hanya sebagai rival, tapi sebagai negarawan sejati, yang mampu menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi—mewariskan pelajaran bahwa persatuan adalah fondasi dari Amerika Emas.
BANGGA

Tim dengan ranking FIFA 132 berhasil mengimbangi tim dengan ranking 24. 

Alhamdulillah, super bangga. 

Man of the match adalah Martin “the Wall” Paes: sang Tembok Indonesia. 

Seakan @maartenpaes bangun pagi, bercermin lalu berkata, “Thou shall not pass.” 

Terima kasih banyak seluruh punggawa Garuda. You are truly our joy and pride 🇮🇩🦅🔥

P.S. Kepada pemain diaspora Indonesia yang tinggal di Australia, saya pernah berprediksi, “Indonesia dalam waktu dekat akan mengimbangi Australia.” Alhamdulillah hari ini buktinya 😎
Happy birthday, President Yudhoyono. 

May you be graced with profound joy, enduring health, and abundant blessings. 

Your legacy of wisdom and unwavering dedication to our nation remains an enduring source of inspiration. 

Today, we honor not only your years but the lasting impact of your exemplary leadership. 🫡🇮🇩