Tekan ESC untuk keluar

Cyrus Margono Resmi Disumpah WNI

Alhamdulillah, hari ini si anak Jaksel (Jakarta Selatan) @cmargono disumpah menjadi warga negara Indonesia.

Sebuah perjalanan yang panjang yang, alhamdulillah, berkat doa dan dukungan banyak pihak akhirnya menemukan konklusinya.

Sekadar informasi, Cyrus adalah anak berkewarganegaraan ganda yang terlambat memilih Indonesia lalu diberikan kesempatan untuk memilih Indonesia melalui PP No. 21 Pasal 3A dan PERMENKUMHAM No. 13 tahun 2023.

Jadi sekali lagi, ini BUKAN NATURALISASI.

Namun, kasus Cyrus terbilang unik.

Cyrus adalah KASUS PERTAMA dalam SEJARAH bagi anak berkewarganegaraan ganda terbatas yang lahir di LUAR NEGERI dan telat memilih lalu mendapatkan kembali kewarganegaraannya.

Hal ini merupakan TEROBOSAN HUKUM dari Kemenkumham untuk menyelamatkan kewarganegaraan puluhan bahkan ratusan anak-anak Indonesia.

Ini bukti hadirnya negara. Salut dan hormat untuk @kemenkumhamri

Pada saat Cyrus memulai proses ini tahun lalu, hanya PP-nya saja yang sudah keluar. Tapi Peraturan Menterinya belum keluar dan sistem pendaftarannya belum selesai.

Sehingga memang dalam prosesnya pun bersifat gradual.

Namun, Cyrus bersikukuh untuk tetap memulainya sekalipun mungkin garis finish-nya belum terlihat.

Saya pun teringat pepatah, “Keteguhan hati adalah keberanian menapaki anak tangga pertama sekalipun kita belum bisa melihat keseluruhan tangganya.”

So that’s what we did. We did the first thing first and hope for the best.

Terima kasih setinggi-tingginya kepada Mas Menpora @ditoariotedjo atas dukungannya kepada Cyrus dan segenap atlet diaspora Indonesia.

Terima kasih banyak kepada Dirjen Ahu Bapak Cahyo, Dirjen Imigrasi Pak @silmykarim , Ambassador @bebebdjundjunan , Direkur Tata Negara Pak @barotowidagda , Direktur Izin Tinggal, Bapak Kanwil DKI Jakarta, Pak Yanto (AHU), Pak @ruriroesman , Pak @801sel , Pak @davids97

Dan terima kasih pula kepada segenap pecinta sepakbola. Kita sampai titik ini karena harapan dan doa dari kalian. Thank you and teamwork makes the dream work 🤝.

@hamdan.hamedan on Instagram
PROF HAYE

Thom Haye namanya.

Sang Profesor julukannya.

Rendah hatinya, cerdas mainnya. 

Darah Indonesia mengalir di tubuhnya.

Dari Jawa tengah dan Sulawesi Utara.

Prof Haye tak suka berdialektika.

Apalagi berpanjang kata.

Dia bicara lewat kakinya.

Di lapangan, dia kuasai irama. 

Bagai Pirlo-nya Indonesia. 

Dia lesatkan umpan jitu mempesona.

Gol demi gol pun tecipta.

Dia dan anak bangsa lainnya.

Membela Garuda dengan cinta. 

Bahu membahu menjaga asa. 

Asa bangsanya yang rindu piala dunia.

Dia adalah kita, kita adalah dia. 

Satu jiwa, satu bangsa, satu Garuda.
AMERIKA EMAS

Di akhir abad ke-18, hiduplah dua rival dan tokoh besar di Amerika Serikat. Thomas Jefferson dan Alexander Hamilton namanya. 

Jefferson, yang tumbuh dalam tradisi agrikultur, lebih condong pada desentralisasi dan pertanian. 

Sementara itu, Hamilton, yang berpengalaman militer dan besar di lingkungan perkotaan, mendukung sentralisasi dan industrialisasi. 

Keduanya punya ide besar untuk negaranya. Keduanya pun ditopang pendukung yang besar. Tapi yang terpenting, keduanya bertekad membuat Amerika, yang belum lama merdeka, menjadi negara besar. 

Meskipun telah lama berseteru, mereka akhirnya setuju untuk mencapai sebuah kompromi. 

Kompromi itu dikenal sebagai Kompromi 1790.

Sederhananya, Jefferson bersedia mendukung Hamilton terkait hutang negara. Hamilton pun mendukung Jefferson terkait pembangunan dan pemindahan ibukota ke daerah yang lebih ke tengah (atau “Amerika-sentris” )—daerah yang kini dikenal sebagai Washington DC. 

Jefferson paham betul pentingnya persatuan di momen krusial dalam sejarah negara yang masih muda. Jangan sampai Amerika layu sebelum berkembang—itu yang ada di benaknya.

Ketika dilantik menjadi presiden, Jefferson tegas berkata: 

“Setiap perbedaan pendapat bukanlah perbedaan prinsip. Kita mungkin punya nama yang berbeda, tapi kita adalah saudara dengan prinsip yang sama.”

Prinsip yang dimaksud Jefferson tak lain adalah prinsip republik yang satu, dan negara yang maju.

Di kemudian hari, sejarawan mencatat bahwa Kompromi 1790 sebagai salah satu kompromi terpenting dalam sejarah Amerika. 

Ketika kedua pemimpin besar memilih untuk menurunkan ego dan bersatu padu, kesuksesan suatu negara sepertinya hanya tinggal menunggu waktu.

Jefferson dan Hamilton pun akhirnya dikenang bukan hanya sebagai rival, tapi sebagai negarawan sejati, yang mampu menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi—mewariskan pelajaran bahwa persatuan adalah fondasi dari Amerika Emas.
BANGGA

Tim dengan ranking FIFA 132 berhasil mengimbangi tim dengan ranking 24. 

Alhamdulillah, super bangga. 

Man of the match adalah Martin “the Wall” Paes: sang Tembok Indonesia. 

Seakan @maartenpaes bangun pagi, bercermin lalu berkata, “Thou shall not pass.” 

Terima kasih banyak seluruh punggawa Garuda. You are truly our joy and pride 🇮🇩🦅🔥

P.S. Kepada pemain diaspora Indonesia yang tinggal di Australia, saya pernah berprediksi, “Indonesia dalam waktu dekat akan mengimbangi Australia.” Alhamdulillah hari ini buktinya 😎
Happy birthday, President Yudhoyono. 

May you be graced with profound joy, enduring health, and abundant blessings. 

Your legacy of wisdom and unwavering dedication to our nation remains an enduring source of inspiration. 

Today, we honor not only your years but the lasting impact of your exemplary leadership. 🫡🇮🇩