Saat sekolompok sahabat sedang duduk-duduk, Rasulullah ﷺ datang menghampiri dan bertanya, “Apa yang menyebabkan kalian duduk berkumpul di sini?”
Para sahabat menjawab, “Kami duduk untuk berdoa kepada Allah dan memuji-Nya atas petunjuk yang Dia berikan hingga kami memeluk agama-Nya. Serta memberikan kepada kami KARUNIA DENGAN PERANTARAMU.”
Rasulullah ﷺ pun bersabda, “Sungguh Jibril datang kepadaku dan mengabarkan bahwa Allah membanggakan kalian di hadapan para malaikatnya” (HR. Nasa’i no. 5426; sahih).
Senada dengan hal ini, Imam Syafii juga pernah berkata, “Tidak ada nikmat yang kita peroleh, baik lahir maupun batin, sehingga kita mendapatkan keuntungan dalam masalah agama dan dunia, atau dijauhkan dari hal buruk menyangkut kedua masalah tersebut atau salah satunya. Tidak ada nikmat tersebut kecuali Nabi Muhammad ﷺ adalah perantaranya.”
Bahwa Rasulullah ﷺ adalah rahmat yang menyatakan adalah Allah sendiri (QS. Al-Anbiya’ [21]:107).
Bahwa Rasulullah ﷺ adalah perantara karunia yang menyatakan adalah para sahabat.
Para imam, seperti Imam Syafii dan seterusnya, hanya melanjutkan.
Oleh karenanya, yang mau mensyukuri hari lahirnya Rasulullah ﷺ sebagai rahmat dan karunia ya silakan, yang tidak mau juga silakan.
Yang mau mensyukuri setiap hari ya silakan, yang tidak mau mensyukuri sama sekali juga silakan.
وَلَنَآ اَعْمَالُنَا وَلَكُمْ اَعْمَالُكُمْۚ وَنَحْنُ لَهٗ مُخْلِصُوْنَ
Bagi kami amalan kami, bagi kamu amalan kamu, dan hanya kepada-Nya kami dengan tulus mengabdikan diri (QS. Al-Baqarah [2]: 139).