Di masa Jahiliyah, hiduplah seorang laki-laki yang memiliki sembilan (9) putra dan satu (1) putri.
Ketika putrinya lahir, dia menjadi sedih dan berkata ketus, “Wahai, malam gelapku!”
Ia mengatakan hal ini seolah-olah kegelapan dan keburukan telah turun ke rumahnya disebabkan kelahiran putrinya. Ucapan ini tentunya adalah tradisi Jahiliyah yang dikutuk oleh Islam.
Ketika anak-anaknya tumbuh dewasa, lelaki itu lalu hidup sendirian. Anak-anaknya menikah dan meninggalkannya.
Lelaki itu semakin menua, kehilangan penglihatannya, dan menderita sendirian.
Suatu hari, seseorang datang memberinya makanan, menyuapinya, dan memberinya obat-obatan.
Sambil terbaring lemah di tempat tidur, lelaki tua itu bertanya, “Siapa kamu?”
Orang itu berkata, “Ayah, ini aku, malam gelapmu.”
Lelaki itu menyadari kesalahannya dan menyesali perilakunya terhadap putrinya.
Dengan penuh penyesalan, ia berkata, “Celakalah aku! Seandainya saja semua malam dalam hidupku seperti malam kamu dilahirkan.”
~ Janganlah kalian membenci anak-anak perempuan (kalian), sungguh mereka adalah pembahagiamu yang berharga (HR. Ahmad no. 16733)