Tekan ESC untuk keluar

INOVASI DIASPORA INDONESIA: BERAS BERPROTEIN TINGGI

Ada gak ya beras yang gak bikin gemuk dan diabetes?

Kalau Anda orang yang “harus” makan nasi setiap kali makan, mungkin pertanyaan itu pernah singgah di benak Anda, terlebih seiring bertambahnya usia (dan, ehem, lebar pinggang).

Nah, sahabat saya Prof. Herry Utomo dan istrinya berhasil menciptakan beras berprotein tinggi yang juga ramah penderita diabetes. Beras ciptaan kedua profesor di Louisiana State University, Amerika Serikat, itu diberi nama Cahokia.

Cahokia, yang telah dipaten dan kini dijual bebas di negeri Paman Sam, mengandung 50% lebih banyak protein dibanding beras umumnya.

Jika beras bulir panjang biasanya mengandung 4 gram protein setiap porsi, beras Cahokia mengandung 6 gram protein.

Lebih hebatnya lagi, Cahokia memiliki indeks glikemik (IG) yang lebih rendah dibandingkan beras lainnya dan diproses oleh tubuh kita lebih lambat dari beras biasa.

Lalu efeknya apa?

Efeknya: beras ini lebih ramah bagi penderita diabetes atau orang yang concern dengan berat badannya.

Beras dengan protein tinggi seperti Cahokia ini boleh jadi salah satu solusi dari gizi buruk bahkan stunting yang disebabkan kurangnya asupan protein.

Jika beras seperti Cahokia ditanam di Indonesia, potensi tambahan protein bisa mencapai 1 juta ton protein murni—setara dengan 3,6 juta ton daging—tanpa biaya tambahan atau perubahan cara budidaya.

Wuih, kayaknya boleh juga dieksplore untuk food estate kita.

P.S. Congrats Prof. Herry atas temuannya dan terima kasih atas berasnya. InsyaAllah, perut saya six-pack next time kita berjumpa lagi

@hamdan.hamedan on Instagram
striker timnas semakin nyetel, sementara wasit semakin…

Jadi teringat sebuah ayat, “Dan kami jadikan sebagian dari kamu cobaan bagi sebagian yang lain.” (QS. Al-Furqan: 20)

Life isn’t always fair, but the show must go on. We will pay in full by defeating them next time, fair and square, without the interference of the referee. Bismillah 💪🏻💪🏻
CERITA LAMA

Genosida di Gaza bukanlah cerita baru,
Tapi cerita puluhan tahun luka membiru,
Di balik reruntuhan ada tangis bisu,
Dicampakkan dunia, sendiri menghadapi pilu.

Langitnya gelap, buminya luluh lantak,
Ribuan nyawa lenyap, tanpa jejak,
Di mana Barat yang lantang mendukung HAM dan Ukraina?
Kalau soal Palestina, ah itu beda cerita. 

Para pemimpin Arab menyimpan mimpi,
Menjadi Salahuddin baru nan gagah berani,
Namun ketika datang waktunya beraksi,
Hilang nyali, takut pada bayang sendiri.

Syuhada yang pergi takkan kembali,
Gaza tetap berdiri, walau hampir mati,
Dalam dentuman dan reruntuhan, ada doa sang yatim sunyi,
Menanti akhir dari luka yang tak terperi.
PENJAGA INDONESIA 

Mereka menjawab panggilan saat yang lain enggan,
Melangkah tanpa ragu, songsong bahaya di depan
Mereka bertempur dalam gelap pekat 
Agar kita dapat melihat terang, menikmati hidup yang hangat.

Mereka tinggalkan nyaman, rumah, dan pasangan tercinta 
Demi sumpah setia pada bangsa 
Di setiap langkah mereka, kita temukan arti pengorbanan,
Demi negeri ini tetap aman.

Mereka tak minta pujian atau tepuk tangan meriah,
Sekalipun mereka adalah pahlawan, dalam diam yang gagah.
Demi kita, mereka korbankan segalanya,
Di laut, di darat, dan di udara.

Tanah air ini tegak karena ada mereka di barisan terdepan,
Dalam keberanian mereka, kita temukan alasan untuk bertahan—alasan untuk melanjutkan.
Selamat ulang tahun, TNI tercinta,
Kebanggaan bangsa, penjaga Indonesia. 🇮🇩