Ketika Rick Hillier, purnawirawan jenderal dan menteri pertahanan Kanada, bertemu dengan salah seorang komandan Taliban, ada ucapan yang membuatnya bermimpi buruk.
Walau sudah kalah, komandan Taliban itu terlihat tak terpukau dengan persenjataan Barat. “Kalian boleh saja punya jamnya [i.e., persenjataan],” ujar komandan itu kepada Rick, “tapi kami punya waktunya.”
Taliban memang punya waktu. Dan strategi Taliban memang cuma satu: bertahan menunggu Amerika Serikat dan sekutunya minggat, baru mereka akan turun gunung. Bagi mereka, perang adalah maraton, bukan sprint.
Seperti Inggris dan Uni Soviet, Amerika Serikat dibuat lelah dan babak-belur setelah nyemplung ke sana 20 tahun silam. Pada 6 Juli 2021, Amerika diam-diam meninggalkan pangkalan militer vital bernama Bagram. Komandan militer Afghanistan pun tak diberi tahu.
“You are on your own now,” kurang lebih pesan implisit Paman Sam ke pemerintah Afghanistan yang dibuat pucat pasi.
Mimpi buruk Rick Hillier pun jadi kenyataan. Taliban kini menguasai dua per tiga Afghanistan hanya dalam tempo 1 bulan. Pertempuran final di ibukota Kabul pun hanya masalah waktu saja, mungkin malam ini, mungkin besok, mungkin lusa.
Kapan pun waktunya, tapi yang pasti akan ada banyak darah manusia, baik kombatan maupun non-kombatan, yang tumpah, akan ada banyak pengungsi, akan ada instabilitas baru.
May Allah protect the Afghans and us all.