Tekan ESC untuk keluar

PEJUANG DI GELANGGANG

Untuk para pemimpin di luar sana, terlepas sekecil atau sebesar apa pun tanggung jawabmu. Dari level keluarga, perusahaan, hingga pemerintahan.
Untuk para pejuang yang terus bekerja di malam Minggu agar anak-istrimu bisa makan, agar keluargamu punya masa depan, agar perusahaanmu tidak karam, agar negara ini tidak tumbang.
You are not alone. This post is for you:
“Bukanlah kritikus yang diperhitungkan. Bukan pula orang yang menunjukkan bagaimana orang kuat itu tersandung, atau di mana ia bisa melakukannya dengan lebih baik.”
Penghargaan itu milik orang yang betul-betul berada di gelanggang, yang wajahnya berlumur debu, keringat, dan darah; yang berupaya dengan gagah berani; yang keliru, yang gagal dan gagal lagi, sebab tidak ada upaya tanpa kesalahan dan kekurangan.
Namun, [penghargaan] itu milik dia yang betul-betul berusaha keras untuk melakukan suatu perbuatan; dengan penuh antusiasme, dengan penuh kebaktian, yang menghabiskan waktunya untuk suatu perjuangan besar, yang tahu bahwa pada kondisi terbaik ada kemenangan sebagai capaian yang tinggi, dan pada kondisi terburuk, sekalipun gagal, setidaknya ia gagal dengan gagah berani, sehingga kedudukannya tidak akan pernah setara dengan jiwa-jiwa dingin dan ragu-ragu yang tidak pernah tahu apa itu kemenangan atau kekalahan.”
~ Citizenship in a Republic, Theodore Roosevelt.
@hamdan.hamedan on Instagram
PENJAGA INDONESIA 

Mereka menjawab panggilan saat yang lain enggan,
Melangkah tanpa ragu, songsong bahaya di depan
Mereka bertempur dalam gelap pekat 
Agar kita dapat melihat terang, menikmati hidup yang hangat.

Mereka tinggalkan nyaman, rumah, dan pasangan tercinta 
Demi sumpah setia pada bangsa 
Di setiap langkah mereka, kita temukan arti pengorbanan,
Demi negeri ini tetap aman.

Mereka tak minta pujian atau tepuk tangan meriah,
Sekalipun mereka adalah pahlawan, dalam diam yang gagah.
Demi kita, mereka korbankan segalanya,
Di laut, di darat, dan di udara.

Tanah air ini tegak karena ada mereka di barisan terdepan,
Dalam keberanian mereka, kita temukan alasan untuk bertahan—alasan untuk melanjutkan.
Selamat ulang tahun, TNI tercinta,
Kebanggaan bangsa, penjaga Indonesia. 🇮🇩
Semoga analogi sederhana ini dapat diterima. 

Bahwa mobil timnas sedang melaju kencang, biarkan ia sampai pada top speed-nya di gigi 5. 

Jangan sampai baru di gigi 3, langsung ditarik rem tangan mendadak. Sehingga terpental atau bahkan gagal sampai di finish line di posisi terhormat. 

Setelah berakhir di finish line, barulah kita apresiasi dan evaluasi bersama untuk perbaikan. 

Semoga dengan demikian, tercapai semua apa yang kita cita-citakan: Garura terbang menuju Piala Dunia. Aamiin YRA 🤲.