Tekan ESC untuk keluar

Tanah Air Ibu

“Ibuku bekerja membersihkan rumah (orang lain) dan ayahku adalah pedagang kaki lima. Kami berasal dari keluarga sederhana yang berupaya bertahan hidup. Hari ini aku berjuang untuk mereka. Mereka telah berkorban untukku,” ujar @achrafhakimi.

Pengorbanan orang tua Hakimi tak sia-sia. Selain menjadi anak yang berbakti, Hakimi menjadi pesepakbola kelas dunia yang membanggakan bagi klub dan tanah air ibu bapaknya—Maroko.

Ya, Hakimi lahir di Spanyol, bukan di Maroko. Ia juga bukan jebolan SSB di Maroko, melainkan di Madrid. Seluruh kariernya pun di Eropa.

Maroko mempunyai program pemanfaatan potensi diaspora yang agresif di bidang sepakbola. Bagi diasporanya yang tertarik, Maroko siap merangkul—asalkan nasabnya jelas dan punya kualitas. Hakimi pun sudah membela Maroko sejak U-20.

Orientasinya bukan pada siapa si paling Maroko, tapi siapa yang berdarah Maroko dan bisa beri kontribusi nyata terhadap prestasi timnas. Kekompakan tim pun ternyata bisa dijaga.

Di Piala Dunia kali ini, Maroko panggil sejumlah pemain keturunannya. Hasilnya tidak jelek-jelak amat: Maroko ukir sejarah kali pertama tembus ke Perempat Final Piala Dunia.

Uniknya, Hakimi-lah penendang penalti yang memastikan kemenangan Maroko atas Spanyol, negara kelahirannya.

Selamat Maroko, and Hakimi please go back to @inter , we sorely miss you, akhi.

@hamdan.hamedan on Instagram
PENJAGA INDONESIA 

Mereka menjawab panggilan saat yang lain enggan,
Melangkah tanpa ragu, songsong bahaya di depan
Mereka bertempur dalam gelap pekat 
Agar kita dapat melihat terang, menikmati hidup yang hangat.

Mereka tinggalkan nyaman, rumah, dan pasangan tercinta 
Demi sumpah setia pada bangsa 
Di setiap langkah mereka, kita temukan arti pengorbanan,
Demi negeri ini tetap aman.

Mereka tak minta pujian atau tepuk tangan meriah,
Sekalipun mereka adalah pahlawan, dalam diam yang gagah.
Demi kita, mereka korbankan segalanya,
Di laut, di darat, dan di udara.

Tanah air ini tegak karena ada mereka di barisan terdepan,
Dalam keberanian mereka, kita temukan alasan untuk bertahan—alasan untuk melanjutkan.
Selamat ulang tahun, TNI tercinta,
Kebanggaan bangsa, penjaga Indonesia. 🇮🇩
Semoga analogi sederhana ini dapat diterima. 

Bahwa mobil timnas sedang melaju kencang, biarkan ia sampai pada top speed-nya di gigi 5. 

Jangan sampai baru di gigi 3, langsung ditarik rem tangan mendadak. Sehingga terpental atau bahkan gagal sampai di finish line di posisi terhormat. 

Setelah berakhir di finish line, barulah kita apresiasi dan evaluasi bersama untuk perbaikan. 

Semoga dengan demikian, tercapai semua apa yang kita cita-citakan: Garura terbang menuju Piala Dunia. Aamiin YRA 🤲.